Liga 1
Tak Mau Klub Jadi Boncos, The Jakmania Minta Persija Tak Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah Liga 1 2020
Sebab, pengeluaran tim akan membengkak karena harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menggelar pertandingan sepak bola.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno meminta kepada manajemen Persija Jakarta agar tidak berkenan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Liga 1 2020.
Sebelumnya, beredar kabar kompetisi sepak bola di Indonesia akan dilanjutkan dengan format digelar di satu pulau.
Wacana tersebut ramai diperbincangkan oleh publik sepak bola di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
Baca: PSSI Buat Buku Panduan Protokoler Kesehatan, Ketum The Jakmania: Klub dan Semua Infrastruktur Siap?

Namun, PSSI sendiri masih belum memberikan kepastian perihal regulasi dan format kompetisi yang akan digunakan di Liga 1 dan Liga 2 2020.
Diky mengatakan, jika diberikan pilihan, manajemen Persija lebih baik tidak mengajukan diri sebagai tuan rumah kompetisi Liga 1 2020.
Sebab, pengeluaran tim akan membengkak karena harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menggelar pertandingan sepak bola.
Baca: Ketum The Jakmania Soroti Dua Permasalahan Besar di Sepakbola Indonesia

Terlebih, saat ini PSSI belum memberikan kepastian perihal pembiayaan dan hal-hal lainnya.
Jangan sampai, manajemen Persija harus menanggung dan mengcover semuanya jika harus terpilih sebagai tuan rumah.
"Itu nanti siapa yang tanggung, karena sejauh ini informasinya belum jelas. Apakah pemerintah, federasi, atau operator menanggung semua pertandingan home yang dilakukan," kata Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno.
Pada saat penyelenggaraan kompetisi, yang menjadi perhatian terbesarnya adalah harus melakukan serangkaian tes Covid-19.
Untuk melakukan tes tersebut harus mengeluarkan biaya tinggi dan tidak murah.
"Semua tes rapid atau swab yang dilakukan oleh klub dicover semuanya oleh pemerintah, federasi atau operator, karena itu biayanya tinggi,” sambungnya.
Di sisi lain, setiap tim sedang kesulitan mendapatkan pemasukan karena ditinggal sponsor dan tidak mendapatkan penghasilan dari penjualan tiket.
"Kita semua tahu semua industri tiarap di level yang sama, semua bisnis ancur-ancuran, jadi sponsor pasti akan berpikir ketika mereka menaruh uang untuk bola kalau sebelum pandemi bisa jor-joran, kalau setelah pandemi kan income mereka berkurang, otomatis income mereka akan berkurang,” lanjut dia.