Soccer Star
Profil Michael Oliver, Wasit Termuda Liga Inggris yang Bikin Buffon Mencak-mencak
Profil Michael Oliver, wasit termuda di Liga Inggris yang sempat picu kontroversi di Liga Champions 2017/2018.
Penulis:
Guruh Putra Tama
Editor:
Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Wasit Michael Oliver diberi amanah menjadi pengadil dalam laga derbi London Arsenal vs Tottenham Hotspur (14/3/2021).
Mentalitas yang kuat menjadi faktor yang tak boleh dilewatkan oleh Michael Oliver dalam memimpin laga tersebut.
Namun, tanpa menyebut hal itu pun Michael Oliver sudah tahu betul tentang apa yang diperlukan untuk menjadi pengadil laga-laga besar.
Pasalnya ia bukanlah anak kemarin sore di dunia perwasitan Eropa, bahkan dunia.
Lantas siapakah sosok Michael Oliver ini.
Baca juga: Profil Gary Neville, Eks Bek Manchester United yang Benci Bela Timnas Inggris
Berikut profil dari Michael Oliver
Michael Oliver merupakan satu di antara wasit top Liga Inggris yang masih aktif menjadi pengadil.
Totalitas yang ia miliki untuk menekuni bidang perwasitan muncul sejak dirinya berusia muda.
Pria kelahiran Ashington, 20 Februari 1985 ini menandai debutnya sebagai wasit Liga Inggris pada 2010.
Laga Birmingham City kontra Blackburn Rovers menjadi pertandingan perdananya di kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth.
Itu sekaligus menjadikannya sebagai wasit termuda yang pernah memimpin laga resmi Liga Inggris.
Baca juga: Profil Pau Torres, Bek Muda Harapan Spanyol & Villarreal, Incaran Manchester United
Tentu saja status sebagai wasit Premier League tak didapatnya secara sekonyong-konyong.
Wasit yang kini baru berusia 36 tahun ini memulai perjuangannya dari level bawah.
Dikutip dari laman resmi Premier League, ia menghabiskan 7 tahun untuk menimba ilmu dan memperkaya pengalamannya sebagai wasit dengan mengadili laga sepak bola kasta bawah.
Rinciannya, ia menjadi wasit di kasta bawah (non-league) selama empat tahun.
Lalu, Oliver berkutat selama tiga tahun di kompetisi Football League.
Baca juga: Profil Park Ji-sung, Eks MU & Mimpi Buruk Andrea Pirlo, Sempat Bikin Kodok Langka di Korsel
Oliver seakan mengikuti jejak sang ayah, Clive, yang menghabiskan karier sebagai wasit di kompetisi Football League.
Wasit yang tergabung dalam Durham Football Association ini tak perlu waktu lama untuk meraih reputasi mentereng.
Dikutip dari Transfermarkt, Oliver berhasil masuk sebagai wasit FIFA pada tahun 2012.
Sejak itu, ia berhak untuk memimpin laga sepak bola Liga Champions atau Liga Eropa.
Setelah itu, kariernya terus menanjak dan menjadi satu di antara wasit populer di Liga Inggris,
Baca juga: Profil Christian Eriksen - Ledakan Dinamit yang Terlambat & Evolusi Permainan Inter Ala Conte
Dengan perawakan yang khas, kehadiran Oliver di tengah lapangan bisa dikenali dengan mudah, selain dari pakaian wasit yang ia kenakan tentunya.
Selama berkiprah di Liga Inggris, Michael Oliver sudah memimpin sebanyak 286 laga.
Ia boleh dibilang termasuk sebagai pengadil yang cukup royal memberikan kartu kuning.
Sebab, dari data yang dimiliki situs resmi Premier League, ia sudah mengeluarkan total 905 kartu kuning.
Sedangkan, ia total mencabut 37 kartu merah dari kantongnya selama memimpin jalannya laga-laga Liga Inggris.

Kartu Merah Buffon
Berbicara tentang kartu merah, Michael Oliver barangkali tak akan melupakan kejadian yang menyeret nama Gianluigi Buffon.
Dikutip dari BBC, Buffon diketahui mendapat hadiah kartu merah dari Oliver pada babak perempatfinal Liga Champions 2017/2018.
Saat itu, kiper asal Italia memprotes dengan keras keputusan Oliver memberikan hadiah penalti kepada Real Madrid di menit ke 93.
Padahal, Juventus (tim yang dibela Buffon) sudah diambang kemenangan dan merayakan kelolosan ke babak semifinal.
Namun, wasit asli Inggris ini melihat adanya sebuah pelanggaran kepada pemain Madrid, Lucas Vazquez yang layak diganjar penalti.
Baca juga: Profil Don King, Sosok di Balik Kesuksesan Mike Tyson & Muhammad Ali, Sumber Inspirasi Film Rocky
Singkatnya, Cristiano Ronaldo yang saat itu masih membela Real Madrid sukses mengeksekusi tendangan dua belas pas.
Ia menaklukkan Szczesny yang masuk setelah Buffon diusir lantaran protes keras.
Alhasil, Madrid maju ke semifinal Liga Champions 2017/2018 dengan agregat 4-3.
Buffon lantas mengeluarkan unek-uneknya setelah laga berakhir.
Pria asal Italia itu menyebut Oliver sebagai sosok yang tak punya hati.

"Saya tahu wasit melihat apa yang dia lihat, tetapi itu jelas merupakan insiden yang meragukan," ungkap Buffon.
"Dan insiden meragukan pada menit ke-93 ketika kami mendapat penalti yang jelas ditolak di leg pertama, Anda tidak dapat memberikannya pada saat ini."
"Jelas Anda tidak bisa memiliki hati di dada Anda, selain sekantong sampah."
"Selain itu, jika Anda tidak memiliki karakter untuk berjalan di lapangan seperti ini di stadion seperti ini, Anda bisa duduk di tribun bersama istri Anda, anak-anak Anda, minum sesuatu dan makan keripik," sambungnya.
Beberapa hari kemudian, Buffon membela komentarnya di TV Italia.
"Saya tidak akan mencabut kata-kata saya. Saya akan mengatakan semuanya lagi, mungkin dengan jenis bahasa yang berbeda," ujar Buffon.
"Anda menemukan cara untuk berbicara, benar atau salah, yang terkadang tampak berlebihan - tetapi inilah saya, saya adalah Gigi Buffon," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh)