Senin, 25 Agustus 2025

PSSI Tidak Punya Regulasi Tetap Mengenai Merger Tim, Begini Komentarnya Akmal Marhali

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah menyelesaikan Kongres Tahunan 2021 yang digelar di Hotel Raffles, Jakarta, Sabtu (29/5/2021).

Editor: Toni Bramantoro
dok pribadi
Akmal Marhali 

Bahkan, sebelum kompetisi musim 2020 resmi dihentikan akibat Pandemi Covid-19, tim yang bermarkas di Stadion Pakansari itu sudah menggunakan logo Persikabo 1973 yang terpampang di jersey.

Hingga berita ini diturunkan, pihak suporter dan manajemen tim berjuluk Laskar Padjajaran belum memberikan keterangan resmi.

Merger tim sepak bola di Indonesia

Merger sebenarnya bukan hal baru dalam dunia sepak bola, hal ini terjadi bahkan di berbagai belahan dunia, seperti peserta Ligue 1 Perancis, PSG, di mana klub tersebut merupakan penggabungan dari Paris FC dengan Stade Saint-Germain.

Di Indonesia, tercatat sejumlah klub yang berhasil melakukan merger, salah satunya Borneo FC yang memisahkan diri dari Persisam Putra Samarinda, dan kini tim tersebut mendominasi Kalimantan Timur.

Borneo FC naik ke divisi dua setelah mengakuisisi Perseba Super Bangkalan, hingga pada akhirnya Borneo FC menjadi klub yang sehat secara finansial di Liga 1.

Namun tidak sedikit pula klub merger yang kerap berganti nama dan berpindah home base, sehingga membuat bingung banyak pihak.

Sebelum Kongres Tahunan PSSI 2021, Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali telah menyarankan agar federasi sepak bola Indonesia membuat regulasi tegas terkait merger suatu tim.

"Pernyataan SOS poin 3 usulan agar dibahas di Kongres Tahunan mengarah kepada tuntunan agar PSSI membuat regulasi soal jual beli klub, pindah homebase, ganti nama, ganti logo, itu agar terjaga security bussiness sebuah klub dan menghadirkan keamanan serta kenyamanan dalam industri bisnis sepak bola nasional," ujarnya.

Akmal pun membeberkan bahwa merger yang dilakukan sejumlah tim sepak bola di Indonesia sudah tidak sesuai dengan jalurnya.

"Merger yang dilakukan klub Indonesia banyak yang salah kaprah, cuma mau cari jalan instan, misalkan, Bandung Raya merger dengan Pelita Jaya, itu hanya untuk menaikkan nama Bandung Raya lagi ke level elite, sementara Bandung Rayanya tidak dikelola dengan baik," bebernya.

"Sama dengan Persikabo, putus asa main di Liga 3, berharap bisa main di level elit, akhirnya beli lisensi klub PS Tira, habis itu mau balik nama BPKB menjadi Persikabo," tambahnya.

Akmal menuturkan, sepak bola Indonesia jangan dijadikan suatu hal yang salah kaprah sehingga membuat ekosistem sepak bola menjadi tidak benar.

Untuk itu, Akmal berharap PSSI membuat regulasi yang mengatur klub pindah home base, berganti nama, berganti logo agar sepak bola Indonesia lebih baik ke depannya.

"Jangan sampai sepak bola Indonesia mengedepankan hukum rimba dan membuat kapok sejumlah investor baru yang ingin terjun di bisnis sepak bola karena tidak adanya aturan," tegasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
3
3
0
0
5
1
4
9
2
Persija Jakarta
3
2
1
0
8
1
7
7
3
Arema FC
3
2
1
0
7
3
4
7
4
Persebaya
3
2
0
1
6
3
3
6
5
Malut United
3
1
2
0
7
5
2
5
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan