Liga Inggris
Evolusi Romelu Lukaku, Kebutuhan Lini Depan Chelsea dan Inter Milan hingga Variasi Skema Tuchel
Evlusi Romelu Lukaku di Inter Milan, jadi keuntungan untuk Chelsea dan Thomas Tuchel
Penulis:
Gigih
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Sudah sepantasnya Romelu Lukaku mendapatkan pujian dari penampilannya selama ini.
Dana sebesar 80 Juta Poundsterling yang disiapkan Chelsea untuk memboyong Romelu Lukaku dari Inter Milan ,sejatinya sudah berbicara mengenai kualitas sang pemain.
Romelu Lukaku berevolusi bukan hanya sebagai penyerang di Inter Milan, banyak gaya permainan pemaina sal Belgia ini yang berubah.
10 tahun setelah kedatangan pertamanya ke Stamford Bridge, Lukaku kini bersiap kembali menjawab kebutuhan lini serang Thomas Tuchel di Chelsea.

Baca juga: Masalah Inter Milan dan Sunning Group, Lepas Hakimi hingga Romelu Lukaku, Ambisi Semu Steven Zhang
Baca juga: Transfer Rumit Dzeko - Tammy Abraham Bikin Inter Milan, AS Roma dan Chelsea Pusing
Datang ke London sebagai penyerang muda menjanjikan di uia 18 tahun, Romelu Lukaku berevolusi menjadi pemain seperti saat ini.
Romelu Lukaku mengemas 30 gol dalam 44 penamplan bersama Inter Milan musim 2020/2021, dan rata-rata ia mengemas 0,5 gol per laga.
Lukaku adalah finisher yang sangat serbaguna, keunggulannya dalam duel udara diimbangi dengan kemampuan apik eksekusi kedua kakinya.
Ia juga memiliki penempatan posisi yang cerdik, maka jangan heran banyak gol tap-in yang dikemasnya.
Selain itu, meskipun badannya cukup besar, Lukaku adalah pemain yang lincah dan juga cepat dalam mendribble bola.
Ini adalah paket komplit Romelu Lukaku yang telah ia tunjukkan di Manchester United, West Bromwich hingga Everton.
Tetapi yang harus lebih dicermati adalah Lukaku kini adalah kemampuannya menjadi pengatur ritme permainan atau playmaker.
Musim ini Lukaku mengemas 11 asis bersama Inter Milan di Liga Italia.
Luar biasanya lagi, Lukaku mengemas xA (expected Asists) sebanyak 7,8 musim ini, sebagai perbandingan Calhanoglu mengemas 6,9 xA.
Lukaku lebih berperan dalam membangun serangan dan terlibat dalam permainan, bukan hanya menunggu bola.
Seringkali Lukaku-lah yang mendikte permainan Inter Milan musim ini, dan menjadi pemain pertama yang menajalankan transisi dari bertahan ke menyerang.