Selasa, 2 September 2025

Liga Italia

Replikasi Nelson Dida oleh Mike Maignan di AC Milan, Bayangan Donnarumma & Tiru Jan Oblak

Adanya Nelson Dida di AC Milan bisa membuat Mike Maignan lepas dari bayang-bayang Donnarumma di bawah mistar

Penulis: Gigih
Isabella BONOTTO / AFP
Penjaga gawang AC Milan asal Prancis, Mike Maignan melakukan pemanasan sebelum pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AC Milan dan Lazio di Stadion San Siro di Milan, pada 12 September 2021/Adanya Nelson Dida di AC Milan bisa membuat Mike Maignan lepas dari bayang-bayang Donnarumma di bawah mistar Isabella BONOTTO / AFP 

Dida memiliki tipikal permainan yang sama dengan Mike Maignan sebagai shoot stopper yang tangkas dan punya jangkauan yang jauh.

Tetapi yang sangat bisa dipelajari oleh Maignan adalah cara Dida yang intimidatif kepada penyerang.

Dida memiliki tinggi 196 sentimeter, ia kerap berkonfrontasi dengan penyerang lawan lewat cara-cara cerdik.

Nelson Dida saat masih bermain untuk AC Milan
Nelson Dida saat masih bermain untuk AC Milan (DAMIEN MEYER / AFP)

Baca juga: AC Milan Vs Venezia: Stafano Pioli Simpan Dua Pemain Ini, Akui Terbatas Untuk Lakukan Rotasi Pemain

Ketika menghadapi tendangan bebas, setelah mengatur tembok, ia akan berdiri di tengah dan merentangkan kedua tangannya, sebelum memposisikan diri.

Seolah menekan sang eksekutor bahwa jangkauannya akan menghentikan bola ke manapun diarahkan ke gawangnya.

Cara itu seringkali berhasil.

Selain itu, ketika Dida menghentikan sepakan lawan, ia tidak berteriak dan dengan muka sangat santai hanya menyuruh lini Maldini atau Nesta lebih rapat.

Ini yang ditiru oleh Maignan, setelah menepis penalti Salah ketika menghadapi Liverpool, atau sepakan bebas Mikel Damsgaard di laga perdana melawan Sampdoria dirinya sangat dingin, nyaris minim ekspresi.

Ini adalah cara yang sangat intimidatif, kita melihat ini di Jan Oblak di Atletico Madrid dan Jordan pickford di Timnas Inggris.

Cara itu membuat penyerang akan frustasi, pasalnya Dida membuat seolah sepakan sang pemain sangat mudah dipatahkan tanpa effort lebih dari sang kiper.

Sedangkan untuk penalti, mungkin tidak banyak yang punya cara seintimidatif Dida.

Dida tidak mendekat ke titik putih, melainkan hanya berdiri diantara kotak kecil dan garus gawang, sebelum perlahan mundur dan diam tanpa gerakan apapun.

Ia hanya akan diam tidak membuat gerakan sama sekali, tidak merentangkan tangannya bahkan menundukkan kepalanya.

Final Liga Champions 2002/2003, adalah salah satu contohnya, babak adu penalti terbaik dengan Buffon di Juventus dan Dida di Milan.

Dida benar-benar seperti patung sebelum akhirnya membaca 3 penendang Juventus.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Napoli
2
2
0
0
3
0
3
6
1
Juventus
2
2
0
0
3
0
3
6
3
Cremonese
2
2
0
0
5
3
2
6
4
Roma
2
2
0
0
2
0
2
6
5
Udinese
2
1
1
0
3
2
1
4
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan