Super Pandit
Barcelona Pulangkan Dani Alves, Kebutuhan Skema Xavi, Kembalikan Tiki-Taka & Contek Langkah AC Milan
keputusan Xavi untuk memulangkan Alves jelas berdasarkan pertimbangan yang matang. Tak hanya dalam aspek mentalitas, namun juga skema permainan.
Penulis:
deivor ismanto
Editor:
Dwi Setiawan
Xavi dengan kegemilangannya bersama Al Sadd dan kepulangan Dani Alves, berpeluang besar untuk mengembalikan tiki taka ke dalam permainan Blaugrana.

Jika diakumulasi dari awal Xavi melatih hingga musim ini, catatan penguasaan bola Al sadd sebesar 64%, dengan tingkatan akurasi passing per pertandingan sebanyak 88.5%.
Dari statistik tersebut dapat dilihat, bagaimana cara Xavi meraih kejayaan bersama Al Sadd menggunakan cara yang elegan, menguasai pertandingan mengutamakan umpan dari kaki ke kaki.
Tak ada alasan bagi Dani Alves untuk kesulitan beradaptasi dengan skema Xavi tersebut, justru dia dapat menjadi sosok pemimpin dan contoh bagaimana cara bermain elegan dengan filosofi tiki-taka.
Contek langkah AC Milan
Langkah yang diambil Barcelona dengan memulangkan legenda mereka saat sudah berusia uzur adalah langkah yang sama dengan AC Milan.
Saat pertengan musim 2019/2020, Rossoneri memboyong Zlatan Ibrahimovic dari LA Galaxy di usia yang tak lagi muda, 38 tahun untuk menjadi juru selamat.
Impact-nya? mempesona!
Zlatan Ibrahimovic adalah sosok protagonis yang mampu membawa AC Milan tampil bertaji di dua musim terakhir.
Pada musim lalu, (2020/2021), AC Milan dibawanya kembali berkompetisi di Liga Champions setelah tujuh tahun lamanya.
Rossoneri mampu tampil bertaji dengan finish di peringkat kedua dibawah Inter Milan yang meraih Scudetto.
Zlatan yang saat itu berusia 39 tahun, memberi kontribusi 15 gol dan 2 assist dari 19 pertandingan bersama tim yang bermarkas di San Siro tersebut.
Usia Zlatan sekarang memang tidak lagi muda. Tapi, dengan rekam jejaknya sebagai bomber veteran yang tajam, tak berlebihan jika Rossoneri menaruh harapan kepada striker bernomor punggung 11 tesebut.
Dan benar saja, kontribusinya di musim selanjutnya tak mati, di usia yang menginjak 40 tahun, Zlatan tetap saja bertaji.
Musim ini AC Milan dibawanya bertengger di posisi kedua klasemen Liga Italia dengan koleksi 32 poin, Rossoneri hanya kalah agresifitas gol dari sang pemuncak, Napoli.