Super Pandit
Solusi Timnas Indonesia Lolos Grup Piala AFF: Kembalikan Skema Shin Tae-yong & Maksimalkan Full Back
Mengembalikan skema lama Tae-yong dapat menjadi solusi, menumpuk pemain di tengah akan membuat Timnas Indonesia mampu menguasai pertandingan.
Penulis:
deivor ismanto
Editor:
Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong berhasil menorehkan kemenangan yang mengesankan atas lawannya, Timnas Kolombia di penyisihan grup Piala AFF 2020.
Indonesia berhasil mengatasi perlawanan Kolombia dengan kemenangan meyakinkan 4-2.
Gol-gol garuda sukses dicetak oleh Rachmat Irianto (2), Evan Dimas, dan Ramai Rumakiek.
Satu hal yang paling positif dari kemenangan Timnas Garuda adalah begitu efisiennya kualitas individu pemain Timnas Indonesia.
Namun, jika bicara kolektivitas, permainan Garuda masih belum begitu padu, banyak kesalahan passing dan permainan satu dua yang berakhir sia-sia.

Baca juga: Timnas Indonesia Dibobol Kamboja Dua Gol, Elkan Baggott Bisa Jadi Solusi Bagi Shin Tae-yong
Baca juga: Piala AFF 2020: Paul Munster Puji Penampilan Kapten Timnas Indonesia, Evan Dimas
Empat gol yang diciptakan Indonesia murni dari kualitas pemain, efektifitas bola set piece, dan kemampuan pressing Timnas Indonesia.
Bermain dengan skema dasar 4-3-3. Sejak menit awal Shin Tae-yong mencoba untuk melakukan pressing langsung ke pertahanan Kamboja.
Memang sukses mencetak 4 gol, namun pertahanan Garuda harus rela kebobolan dua gol oleh tim yang tak diperhitungkan sama sekali.
Lawan yang akan di partai selanjutnya lebih berat, setelah menghadapi Laos, Evan Dimas dan kolega bakal ditantang Malaysia dan Vietnam yang sedang tampil moncer.
Skema yang tak jalan saat melawan Kamboja dapat Tae-yong akali dengan melakukan kontra strategi.
Shin Tae-yong dapat mempertahankan skemanya saat laga uji coba ataupun di kompetisi sebelum Piala AFF.
Yaitu menggunakan pendekatan Pep Guardiola di Manchester City dengan sistem 4-3-3 atau 4-1-4-1 dengan memaksimalkan peran full back dan winger.
Bermain dengan skema dasar 4-1-4-1. Saat menyerang, Shin Tae-yong memakai skema 3-2-4-1 atau 3-2-5. Skema tersebut begitu mirip dengan pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
Tae-yong berusaha menumpuk pemain Indonesia di tengah, dengan menarik salah satu full back untuk bermain lebih ke dalam.
Saat Indonesia membangun serangan, full back Timnas Garuda akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama gelandang bertahan Timnas Indonesia.
Dalam skema tersebut, dengan kontrol bola dan teknik yang dimiliki pemain full back, ia dapat membuat lini tengah Garuda lebih kuat dan variatif.
Pergerakan full back ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.

Baca juga: Piala AFF 2021: Sesumbar Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia Justru jadi Bumerang
Baca juga: Bak Mata-mata, Pelatih Vietnam Amati Laga Perdana Timnas Indonesia di Piala AFF 2020
Dengan begitu, dua gelandang Timnas Indonesia bisa naik ke area yang tinggi untuk fokus melakukan serangan.
Sang full back dan satu gelandang bertahan mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Di sini, Tae-yong mencari peran gelandang serang atau striker yang memiliki kualitas passing dan kemampuan finishing yang handal.
Sang pemain dibutuhkan di fase akhir serangan Timnas memanfaatkan atribusinya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.
Dengan sistem Tae-yong tersebut, Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir.
Keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan lawan.
Ditambah, semua striker Timnas Indonesia merupakan pemain yang memiliki kecepatan dan kreatif yang ditopang oleh para gelandang pekerja keras.
Umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan para pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.
Di sini Tae-yong meninggalkan peran striker murni yang identik dengan postur jangkung, permainan fisik, dan sundulan yang mematikan menjadi permainan cepat yang energik, kreatif, dan efisien.

Ya, untuk lolos ke babak semi final, sistem Shin Tae-yong tersebut bisa dicoba kembali agar mampu meredam dan tampil agresif saat bertemu dua tim tangguh Asia Tenggara.
Malaysia dan Vietnam tentu bernafsu untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan 3 poin.
Untuk itu, sangat penting bagi Tae-yong untuk menemukan formula yang efisien guna menghindarkan Garuda dari kekalahan.
Kejadian seperti melawan Kamboja tak boleh terulang, kesalahan elementer seperti passing dan buruknya koordinasi permainan harus segera diperbaiki.
Mengembalikan skema lama Tae-yong dapat menjadi solusi, menumpuk pemain di tengah akan membuat Timnas Indonesia mampu menguasai pertandingan.
Selain itu, adanya dua gelandang bertahan juga dapat membuat lini tengah Indonesia lebih kuat dan rapi dalam memutus serangan lawan.
Ya, menarik untuk menanti pertandingan Indonesia melawan Malaysia dan Kamboja di penyisihan grup Piala AFF 2020.
Juru taktik sekaliber Shin Tae-yong tentu tak ingin gagal melaju ke babak semi final, ditambah, skuat mentereng yang dimiliki Indonesia saat ini seharusnya tak kalah jika diadu melawan dua raksasa Asia Tenggara di atas.
(Tribunnews.com/Deivor)