Super Pandit
Rotasi dan Skema Shin Tae-yong di Piala AFF, Peran Dewangga & Kambuaya, Kans Pecundangi Malaysia
Chemistry & persiapan memang Malaysia lebih unggul, namun dalam penerapan dan kekayaan strategi yang dipakai, Tae-yong membuat Garuda lebih bertaji.
Penulis:
deivor ismanto
Editor:
Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Perjalanan Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 terbilang cukup apik, pasukan Shin Tae-yong itu untuk sementara nangkring di posisi puncak klasemen Grup B.
Dari 3 pertandingan, Timnas Indonesia sukses mengumpulkan tujuh poin atas dua kemenangan meyakinkan melawan Kamboja dan Laos, serta kesuksesan Garuda menahan imbang Vietnam dengan skor kaca mata.
Menariknya di tiga laga tersebut, sang juru taktik, Shin Tae-yong tak pernah menerapkan strategi yang sama di tiap pertandingan.
Bahkan, pemain sebelas pertama Timnas indonesia juga tak pernah sama, selalu ada rotasi dan adaptasi strategi yang dilakukan oleh pria asal Korea Selatan itu.

Baca juga: Piala AFF 2021: Belum Kapok, Shin Tae-yong Dambakan Timnas Indonesia Tantang Vietnam di Partai Final
Baca juga: Piala AFF 2020: Malaysia Waspadai Main Keras Indonesia
Shin Tae-yong begitu jeli perihal melihat atribut punggawa Garuda serta melihat skema yang dipakai lawan guna meraih hasil yang maksimal.
Di pertandingan pertama, kala Timnas Indonesia sukses mengandaskan perlawanan Kamboja dengan skor 4-2, Tae-yong menggunakan skema 4-1-4-1 dengan mempercayakan Syahrul Fadillah untuk menjaga gawang Garuda dari menit awal dan menaruh Ryuji Utomo sebagai tandem Alfeandra Dewangga di bek tengah.
Di lini depan, ia mempercayakan trio Ezra Walian, Irfan Jaya, dan punggawa Lechia Gdansk, Witan Sulaeman.
Kontrak strategi kemudian dilakukan eks pelatih Korea Selatan itu di pertandingan kedua, kala Indonesia membantai Laos dengan skor 5-1.
Dengan skema 4-3-3 modern, ia bermain lebih agresif dengan memberi peran ganda kepada dua full back Indonesia untuk rajin melakukan transisi dari sisi tepi ke lini tengah.
Di posisi kiper ia memasang Ernando untuk tampil dari menit pertama, kemudian mengganti Ryuji Utomo dengan Rizky Ridho untuk menemani Dewangga untuk berduet di lini belakang.
Nama Ezra dan Witan yang sebelumnya tampil dari menit awal juga digantikan oleh dua punggawa Arema, Kushedya dan Dedik Setiawan.
Lalu kontra strategi yang paling mencolok adalah kala Indonesia sukses menahan imbang Vietnam dengan skor 0-0.
Shin Tae-yong memakai skema 5-4-1dengan mempercayakan Nadeo Argawinata untuk menjadi kiper utama Timnas Indonesia.
Di tengah, ia mencadangkan Evan Dimas guna menambah amunisi di lini belakang, Fachrudin Aryanto dipasang di skema 3 bek Shin Tae-yong untuk bekerjasama dengan Dewangga dan Rizky Ridho.

Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Bola Malam Ini: Piala AFF, Liga Inggris, Liga Italia hingga Live SCTV & RCTI
Baca juga: Skenario Winger Malaysia Bikin Timnas Indonesia Terkapar di Laga Pertaruhan Nasib Piala AFF 2021
Hasilnya pun ciamik, skema parkir bus yang diterapkan Shin Tae-yong di laga tersebut sukses membuat Vietnam tak berkutik.
Serangan-serangan mereka hanya mampu bertahan di 18 meter gawang Indonesia, total 23 shot yang mereka lesatkan hanya 2 kali mengarah ke gawang.
Praktis, hanya Alfeandra Dewangga dan Ricky Kambuaya yang selalu tampil full time untuk Indonesia, sedangkan Irfan Jaya menjadi pemain depan yang selalu dipercaya Tae-yong untuk tampil dari menit awal.
Tae-yong paham betul akan gaya permainan yang diusung lawan-lawannya, strategi berbeda yang ia terapkan di tiap pertandingan juga membuat pelatih Timnas Malaysia, Tan Cheng kebingungan.
"Kami tidak bisa memprediksi bagaimana lawan kami akan bermain pada laga nanti," ungkap Tan Cheng Hoe dilansir The Star.
"Jadi para pemain harus bersiap menghadapi apapun," lanjutnya.
Ya, tak cuma pelatih Malaysia yang bertanya-tanya, para pecinta sepakbola Indonesia pun juga penasaran dengan strategi apa yang akan tae-yong pakai saat ditantang Malaysia pada Minggu, (19/12/2021).
Indonesia hanya membutuhkan satu poin saja untuk memastikan diri lolos ke babak semi final Piala AFF 2020.
Malaysia yang telah merasakan satu kekalahan saat menghadapi Vietnam, harus meraih kemenangan saat berjumpa Indonesia di partai pamungkas.
Sepertinya, Tae-yong memang sengaja melakukan rotasi di tiap pertandingan untuk menyusahkan lawan perihal membaca strategi yang ia terapkan.

Baca juga: Bedah Peluang Timnas Indonesia Jumpa Malaysia di Piala AFF 2020, Potensi Kejutan Shin Tae-yong
Di tiap wawancara, jarang sekali ia mengungkapkan masalah strategi yang ia pakai, ia hanya fokus pada mental dan kerja keras anak asuhnya.
"Saya tekankan kepada para pemain, secara mental kami lebih kuat. Sehingga menambah motivasi bagi para pemain. Kita harus mengalahkan Malaysia!," Kata juru taktik berusia 52 tahun itu.
Ya, kebingungan pelatih Malaysia menjadi keuntungan sendiri untuk Timnas Indonesia, tim analasis Harimau Malaya pun harus bekerja keras untuk membaca skema berbeda di 3 pertandingan Garuda.
Sedangkan Shin Tae-yong sudah jelas telah mengantongi bagaimana cara Timnas Malaysia akan bermain.
Harimau Malaya telah memakai skema yang sama di tiga pertandingan awal, yaitu menerapkan sistem 4-3-3 dengan mengandalkan serangan balik cepat lewat atribut para wingernya.
Taktik Shin Tae-yong lebih kaya, ia bisa memakai skema 4-1-4-1 jika ingin bermain kolektif, pun dengan skema 4-3-3, kecepatan pemain sayap Timnas begitu terlihat kala ia memakai skema ini.

Baca juga: Jadwal Piala AFF 2020 Hari Ini Live RCTI: Thailand vs Singapura, Kedua Tim Tatap Laga Lawan Vietnam
Baca juga: Atlet Taekwondo UNM Sabet Medali dan Piala di Kejuaraan Taekwondo Invitasi Lagoon Tournament 1
Ketika bertahan, skema tiga beknya juga terbukti ampuh untuk membuat tim sekaliber Vietnam tak berkutik.
Ya, perihal chemistry dan persiapan memang Malaysia lebih unggul, namun dalam penerapan dan kekayaan strategi yang dipakai, Shin Tae-yong membuat Indonesia lebih bertaji.
Menarik dinanti strategi apa yang dipakai Shin Tae-yong kala menghadapi Malaysia di esok hari.
Entah bermain bertahan ataupun menyerang, yang jelas, Shin Tae-yong telah memutar otak untuk membuat Indonesia tampil bertaji melawan tim asuhan Tan Cheng Hoe tersebut.
Raihan 3 poin bukanlah hal yang mustahil untuk dapat diraih Timnas Indonesia, kolektivitas, kecepatan pemain sayap, serta tangguhnya pertahanan Garuda membuat tim yang baru dibentuk kurang dari setahun ini memiliki taji untuk mengalahkan lawan-lawannya.
(Tribunnews.com/Deivor)