Super Pandit
Momentum Kebangkitan Barcelona: Atribut Spesial Adama, Ketajaman Aubameyang & Taktik Jitu Xavi
Barcelona mampu tampil mengesankan saat mempermalukan Atletico Madrid di Camp Nou pada Minggu, (06/02/2022).
Disokong dengan barisan pemain yang mereka datangkan di bursa transfer Januari lalu, Xavi berpotensi besar mengembalikan performa Barcelona seperti musim-musim sebelumnya.
Mengembalikan filosofi permainan Barcelona
“Lihat daftar skuat kami,” kata Koeman ketika ditanya tentang komposisi dan gaya Barcelona dilansir Marca.
“Kami melakukan apa yang kami bisa. Kami tidak memiliki pemain dari zaman tiki-taka. Kami harus bermain dengan gaya kami sendiri," Lanjut pelatih asal belanda tersebut.
Kalimat Koeman yang menegaskan bahwa ia menyerah untuk bermain dengan skema tiki taka, filosofi bermain Barcelona dari musim ke musim.
Xavi dengan kegemilangannya bersama Al Sadd berpeluang besar untuk mengembalikan tiki taka ke dalam permainan Blaugrana.
Dilansir Transfermarkt dan Sofascore, selama menukangi Al Sadd, Xavi telah menggunakan 5 formasi berbeda.
Mulai dari formasi 3 bek dengan skema 3-4-2-1 dan 3-1-4-2. Serta formasil 4 bek dengan skema 4-3-3, 4-1-4-1, dan 4-2-3-1.
Sepanjang musim lalu dan musim ini, Xavi cenderung memakai formasi 3-4-1-2 atau 4-2-3-1.
Dengan formasi tersebut, ia mempertahankan identitasnya selama di Barcelona, yaitu bermain dengan tiki-taka.
Jika diakumulasi dari awal Xavi melatih hingga musim ini, catatan penguasaan bola Al sadd sebesar 64%, dengan tingkatan akurasi passing per pertandingan sebanyak 88.5%.
Dari statistik tersebut dapat dilihat, bagaimana cara Xavi meraih kejayaan bersama Al Sadd menggunakan cara yang elegan, menguasai pertandingan mengutamakan umpan dari kaki ke kaki.
Xavi adalah pelatih yang jenius dengan skemanya, ia dapat memainkan 2 formasi sekaligus dalam 1 pertandingan, hal yang juga sering dilakukan oleh Pep Guardiola.
Sampai saat ini sejak kedatangannya menuju Camp Nou, Barcelona memang selalu dominan dengan rata-rata penguasaan bola sebanyak 59.43%.
Namun, aliran bola Barca hanya mandek di lini tengah, saat sampai di sepertiga akhir, mereka hanya mampu menciptakan rata-rata penguasaan 42% dengan rata-rata passing 78%.