Super Pandit
Tanpa Saddil di SEA Games, Timnas Indonesia U-23 Masih Punya Barisan Winger Elite sebagai Tumpuan
Dari 28 nama sisa yang berada dalam skuat, terdapat barisan winger elite yang kualitasnya jelas mampu mengantikan peran Saddil Ramdani.
TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia U-23 dipastikan tak akan diperkuat Saddil Ramdani dalam helatan Sea Games 2022 mendatang.
Saddil Ramdani tak mendapat izin dari klubnya sekarang, Sabah FC yang bermain di kompetisi tertinggi Malaysia.
Karena SEA Games tak masuk dalam kalender FIFA, Sabah FC memiliki hak untuk menahan eks pemain Persela Lamongan itu untuk bergabung bersama Timnas Indonesia U-23.
Baca juga: Saddil Ramdani Pastikan Tak Bisa Perkuat Timnas Indonesia di SEA Games Vietnam, Ini Sebabnya
Baca juga: Tuntutan Ketua PSSI ke Shin Tae-yong hingga Nasib Saddil yang Dilarang Gabung Timnas oleh Sabah FC
“Pertama senang dan merasa bangga bisa bela Tanah Air tercinta, tetapi situasi yang Saddil dapat sekarang kan memang Saddil tidak diperbolehkan,” kata Saddil saat dihubungi Tribunnews, Kamis (7/4/2022).
“Bahkan Saddil sudah bicara sama manajemen dan coach, tapi ya tetap sama. Saddil tidak ada kekuatan buat ngomong yang seperti apa. Intinya tidak boleh berangkat ke Korea Selatan untuk persiapan SEA Games,” lanjutnya.

Baca juga: Sabah FC Tak Beri Lampu Hijau Kepada Saddil Ramdani Perkuat Timnas Indonesia Ke SEA Games Vietnam
Baca juga: Skuat Mewah Timnas Indonesia di SEA Games 2022, Penebusan Dosa Garuda Muda Bersama Shin Tae-yong?
Ya, Saddil memang menjadi tumpuan lini depan Sabah FC di Liga Malaysia yang baru saja dimulai tiga pekan.
Keputusan untuk menahan Saddil untuk bergabung bersama Timnas adalah hal yang wajar karena Sabah FC ingin keluar sebagai juara, dan Saddil adalah orang yang menjadi tumpuan untuk mewujudkan hal tersebut.
Meskipun harus tampil tanpa Saddil, skuat asuhan Shin Tae-yong sebenarnya tak perlu cemas-cemas amat.
Dari 28 nama sisa yang berada dalam skuat, terdapat barisan winger elite yang kualitasnya jelas mampu mengantikan peran Saddil Ramdani.
Chemistry Witan Sulaeman dan Egy Maulana

Witan dan Egy adalah pemain yang sama-sama berposisi sebagai winger, mereka juga sama-sama berkaki kidal dan lebih maksimal jika diberi peran sebagai inverted winger.
Tapi, Witan adalah pemain spesial, memang kaki terkuatnya adalah kiri, namun bukan berarti kaki kanannya tak mematikan.
Ia dapat melakukan dribel dan shooting dengan kaki kanan dengan baik, itu dapat dilihat dari penampilannya selama ini bersama Timnas Indonesia.
Ya, Witan begitu fleksibel untuk dimainkan di posisi kanan ataupun kiri penyerangan Timnas Indonesia.
Sang pemain memiliki kualitas kaki kanan dan kiri yang sama baiknya.
Baca juga: Tuntutan Ketua PSSI ke Shin Tae-yong hingga Nasib Saddil yang Dilarang Gabung Timnas oleh Sabah FC
Itu memberikan keleluasaan bagi Witan untuk melakukan cut inside lalu menyelesaikan peluang menggunakan kaki kiri atau kaki kanan dengan efektif.
Atribusi utama Witan adalah kecepatan dan kemampuan dribelnya yang mumpuni, ia juga mampu menyelesaikan peluang dengan baik.
Shin Tae-yong pun memanfaatkan kemampuannya untuk bermain lebih menusuk ke dalam kotak penalti lawan lalu mencetak gol.
Satu gol Witan ke gawang Taiwan saat AFC Asian Cup di tahun lalu adalah contohnya.
Witan yang berlari menusuk dari sisi kanan, mendapatkan umpan terobosan dari Kadek Agung.
Dengan dingin, ia melakukan plesing yang mampu mengecoh kiper Taiwan dan membuat Timnas unggul 3-0.
Gol hampir mirip juga Witan ciptakan saat Timnas Indonesia melakoni uji coba melawan Nepal di Tajikistan.
Pemain berusia 20 tahun tersebut kembali melakukan pergerakan menusuk dari sisi kanan kemudian menjebol gawang Nepal lewat sontekan kaki kanan.
Tak hanya bermain menusuk, Witan juga dapat bermain sebagai winger murni yang aktif melakukan pergerakan dari sisi sayap lalu melakukan crossing untuk melayani penyerang Timnas di tengah.
Kemampuan melakukan step over dan ketahanan fisik yang prima mampu ditunjukan Witan di berbagai laga Timnas Garuda, ia mampu menciptakan peluang lewat pergerakan agresif dari sisi sayap.
Atribut spesial Witan tersebutlah yang nampaknya membuat FK Senica berani meminjamnya dari Lechia Gdanks dan menjadi pemain Indonesia kedua yang mereka boyong.
Hadirnya Witan dalam skuat tak akan membuat posisi Egy tergeser, justru Egy dan Witan bermain bersama di lapangan, menjadi duet mematikan.
Kerja sama antar keduanya terbukti saat leg kedua final Piala AFF 2020.
Witan Sulaeman yang bergerak dari sisi kiri mengirim umpan chip kepada Egy yang lolos dari jebakan offside.
Dengan tenang, pemain berusia 22 tahun tersebut melakukan shooting ke arah pojok kiri gawang Timnas Thailand dan merubah skor menjadi 2-2.
Ya, Egy dan Witan memang memiliki chemistry sendiri, mereka sama-sama menuntut ilmu di SSB Ragunan Jakarta dan menjadi tumpuan di sana.
Di FK Senica, Witan lebih banyak bermain di sisi kiri, sedangkan Egy akan tetap di posisinya yaitu bermain sebagai winger kanan.
Tenaga keduanya tak semata-mata hanya untuk menambah followers Instagram klub, namun juga mendongkrak posisi tim di kasta tertinggil Liga Slovakia.
Egy dan Witan adalah dua winger terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini, kecepatan, ketenangan, dan finishing yang apik ada dalam diri mereka.
Egy Maulana Vikri yang mentas bersama FK Senica, telah menyumbangkan 4 assist dan 2 gol selama berkostum tim peringkat tujuh Liga Slovakia itu.
Hadirnya Witan ke dalam skuat berpotensi besar mampu menyokong pundi-pundi gol Egy.
Kerjasama mereka seperti di Timnas Indonesia-lah yang dinanti Senica untuk meloloskan mereka dari jurang degradasi.
Pembuktian keduanya yang tampil reguler di kasta tertinggi Liga Slovakia bisa menjadi jawaban dari sibuknya Timnas Indonesia mencari striker berkualitas.
Mereka dapat dijadikan Shin Tae-yong sebagai goal getter utama Garuda meski bermain sebagai winger.
Pengalaman bermain di Eropa serta kualitas mereka yang suda teruji tak akan menyulitkan mereka untuk tampil melejit berkompetisi di Asia.
Ketajaman Irfan Jaya

Irfan Jaya adalah satu-satunya penyerang di Timnas Indonesia yang selalu tampil dari menit awal pada 4 pertandingan penyisihan grup.
Ia tak pernah dipinggarkan Shin Tae-yong untuk digeser oleh winger elite Timnas Indonesia lainnya.
Kepercayaan yang diberikan oleh juru taktik asal Korea Selatan itu pun mampu ia buktikan di lapangan.
Irfan Jaya menempati posisi kedua dalam top skor Piala AFF 2020 dengan torehan tiga gol, ia hanya kalah produktif dari Safawi Rasid, Terasil Dangda, dan Bienvenido Maranon yang menutup kompetisi dengan torehan 4 gol,
Hadirnya Irfan Jaya di lini depan Timnas menjadi momok menakutkan untuk barisan pertahanan tim lawan, pergerakannya begitu cepat, kemampuan dribelnya juga begitu mumpuni.
Tak hanya itu, akurasi tendangan Irfan Jaya juga begitu mematikan, itu memudahkannya dalam melakukan finishing dengan sepakan dari posisi tak ideal.
Irfan Jaya tak ragu mencoba tembakan dari sudut sempit, sebagaimana yang ia tunjukkan di pertandingan melawan Borneo FC di BRI Liga 1 pada (01/11/2021) saat dirinya masih berseragam PSS Sleman.
Melakuan atribusi utamanya (cut inside) dari sisi kiri penyerangan Juku Eja, Irfan Jaya memiliki ruang tembak dari dalam kotak penalti.
Dengan spektakuler, pemain berpostur 162 cm tersebut melakukan tendangan plesing kaki kanan yang menghujam pojok kanan gawang Borneo yang dijaga Gianluca Claudio Pandeynuwu.
Atribusi Irfan Jaya bukan hanya dalam menyerang, tapi juga bertahan, pemain asal Bantaeng tersebut memiliki etos kerja yang luar biasa, ia begitu sibuk melakukan pressing dan membantu pertahanan tim baik di sisi kanan maupun kiri.
Lalu, ia juga memiliki finishing yang ciamik, meskipun telah hengkang sejak putaran kedua, ia masih menjadi top skor bagi PSS Sleman di musim ini dengan catatan 6 gol.
Eks pelatih PSS Sleman, Dejan Antonic tahu betul cara memanfaatkan kemampuan sang pemain, yang juga ditiru oleh Shin Tae-yong.
Irfan Jaya bermain lebih menusuk bersama PSS, ia sering berada di kotak penalti ketika winger lain ataupun striker PSS menguasai bola.
Mantan striker Laskar Sembada di putaran pertama BRI Liga 1, Nemanja Kojic mampu menjadi pemantul untuk sang pemain.
Salah satu contohnya adalah gol Irfan Jaya saat PSS Sleman menjamu Barito Putera pada (16/10/2021), Irfan Jaya yang berlari menusuk mendapatkan umpan sundulan kepala dari striker asal Serbia tersebut.
Dengan tenang, Irfan jaya mampu menaruh bola ke arah pojok kanan Barito yang dijaga oleh Aditya Harlan.
Proses tersebut hampir mirip dengan gol Irfan Jaya ke gawang Myanmar dalam partai uji coba Garuda di Turki pada (25/11/2021), Irfan yang berlari menusuk di sisi kiri menerima umpan matang dari Dewangga.
Sontekan kaki kanannya mampu mengecoh kiper Myanmar dan membawa Indonesia unggul dengan skor 2-0.
Magisnya kian ganas saat Indonesia ditantang Malaysia pada partai pangungkas penyisihan grup B Piala AFF 2020.
Dua gol sukses ia lesatkan ke gawang kiper Harimau Malaya, Khairul Fahmi dengan ciamik!
Bergerak dari tengah, ia sukses memanfaatkan umpan tarik dari Witan Sulaeman di sisi kanan.
Sontekan kaki kirinya gagal dihadang oleh barisan pemain belakang Malaysia yang mencoba menggagalkan.
Gol kedua lahir dari penempatan posisinya yang apik, ia tak terpancing untuk bergerak ke tengah menjemput Pratama Arhan yang melakukan fenetrasi.
Irfan Jaya hanya menunggu di sisi kanan dan membelakangi para pemain belakang Timnas Malaysia yang memiliki postur jangkung.
Dan benar saja, pergerakannya tak terlihat, ia berdiri bebas menyambut sontekan Arhan yang melenceng.
Sambil menjatuhkan diri, ia sukses mencatatkan namanya sebanyak dua kali di laga tersebut.
Tak hanya mencetak gol, kakinya juga menjadi penentu untuk gol spektakuler yang diciptakan Pratama Arhan.
Ya, 3 dari 4 gol yang sukses disarangkan Timnas Indonesia ke gawang Harimau Malaya berasal dari kecerdasan serta instingnya yang menawan.
Baik bermain dari kiri, kanan, atau tengah, ia selalu mampu menjadi momok menakutkan di depan gawang.
(Tribunnews.com/Deivor)