Timnas Indonesia
Rapor Timnas Indonesia saat Dihajar Libya: Taktik Shin Tae-yong Gagal Total, Pertahanan Gak Karuan
Rapor Timnas Indonesia saat dibantai Libya jelang Piala Asia 2023. Taktik Shin Tae-yong dipertanyakan, lini pertahanan banyak blunder fatal.
Penulis:
Hafidh Rizky Pratama
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Skuad garuda bermain dengan empat bek sejajar, kemudian dua pemain gelandang sebagai deep lying playmaker dan dua winger menemani dua penyerang garuda.
Namun strategi ini justru tampaknya gagal total.
Sosok Marselino Ferdinan yang biasa ditempatkan sebagai geladang playmaker alias pemain nomor 10 pun mendadak agak mundur ke belakang.
Marselino Ferdinan seakan tak dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya saat beramin sebagai deep lying playmaker.
Strategi Shin Tae-yong itu pun sempat dipertanyakan oleh pengamat sepak bola Coach Justin.
"Kita nggak cocok main 4-4-2," ujar Coach Justin dikutip dari kanal YouTube Justinus Lhaksana, Rabu (3/1/2024).
"Lebih baik main dengan formasi 4-3-3, atau 4-2-3-1."
"Karena dua penyerang terlalu terisolir, terus tengahnya itu terlalu ada gap antara pemain tengah dan pemain depan."
"Dan Marselino nggak bisa jadi deep lying playmaker. Marselino harus main ke depan untuk jadi pemain nomor 10."
"Jadi dengan 4-4-2 ini, pemain depan terisolir, kita nggak cocok main dengan skema ini." ujar Coach Justin.
Lini Pertahanan Terlalu Rapuh

Pada babak pertama, Shin Tae-yong memasang Rizky Ridho dan Wahyu Prasetyo untuk mengawal lini pertahanan Garuda.
Namun duet keduanya pun terlalu mengkhawatirkan.
Bola aliran keduanya dari belakang ke depan pun kerap sekali terputus di tengah jalan.
Lalu pada babak kedua, Shin Tae-yong pun memutuskan untuk memainkan duet Jordi Amat dan Justin Hubner untuk mengisi lini pertahanan Garuda.
Awalnya masuknya keduanya pun tampak membuat perubahan yang signifikan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.