Sabtu, 6 September 2025

SSB ASIOP: Perhatikan Kualitas Pelatih, Fasilitas - Kerap Tampil di Turnamen Internasional

Sekolah Sepak Bola (SSB) kini kian banyak diminati anak-anak. Mereka ditempa baik secara skill, fisik hingga kerja sama tim.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
Tribunnews/Abdul Majid
caption: para pesepakbola muda Indonesia saat mengikuti latihan bersama Sekolah Sepakbola ASIOP di ASIOP Stadium, Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Tribunnews/Abdul Majid 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekolah Sepak Bola (SSB) kini kian banyak diminati anak-anak. Mereka ditempa baik secara skill, fisik hingga kerja sama tim.

Ya, SSB memang jadi wadah bagi anak-anak menimba ilmu untuk kelak menjadi pesepakbola profesional yang mereka impikan.

Salah satu SSB ternama di Indonesia, Akademi Sepak Bola Intinusa Olah Prima Club (ASIOP), merupakan SSB yang terkenal banyak melahirkan pesepakbola nasional.

Beberapa pesepakbola profesional nasional jebolan ASIOP antara lain Andritany Ardhiyasa, Egi Melgiansyah, Achmad Jufriyanto, Syamsir Alam, Adam Alis, Rendy Juliansyah dan Ji Da bin.

ASIOP berdiri pada tanggal 28 September 1997 bertujuan sebagai wadah untuk menyalurkan hobi dalam bakat pesepakbola usia muda.

Seiring berjalanya waktu, ASIOP terus berkembang hingga kini mempunyai Stadion sendiri bernama ASIOP Stadium di Kawasan Cempaka Putih, Jakarta.

Chairman ASIOP, Ade Wellington menceritakan kepada Tribunnews bahwa pengembangan yang dilakukan ASIOP memang untuk membantu memunculkan para pesepakbola nasional.

“Ya, di awal berdiri founding fathers kita, Pak Benny Soetrisno berharap anak-anak ini bisa berkembang dengan baik. Bisa maju untuk sepak bola, berkontribusi untuk nasional,” ucap Ade Wellington usai peresmian ASIOP Stadium, Sabtu (18/1/2025).

“Kami melanjutkan mimpi dan harapan itu. Kami percaya bahwa fasilitas infrastruktur, itu salah satu komponen lima terpenting. Kami juga sudah punya kurikulum yang maksimal, kompetisi yang selalu kita ikuti, pelatih-pelatih yang bersertifikat, pertandingan nasional maupun internasional,” terangnya.

ASIOP kini jadi satu-satunya SSB di Indonesia yang sudah memiliki Stadion.

Hadirnya ASIOP Stadium membuat ASIOP kini memiliki tiga area latihan berbeda. Pertama, di Lapangan C Gelora Bung Karno, kedua di ASIOP Training Ground Sentul dan ASIOP Stadium di Cempaka Putih.

SSB ASIOP memberikan latihan empat kategori kelompok usia, 6-10 tahun, 11-12 tahun, 13-14 tahun 15-16 tahun. Tak hanya itu, ASIOP juga mempunyai semi elit dan tim elite yang kini tampil di Liga 3.

“Kami punya 4 kategori, yang pertama development, usia muda, yang latihannya seminggu 2 kali. Setelah itu kita punya semi-elite, yang sudah berkembang dan elite team, di tier ke-3, di mana elite team itu akan kompetisi di tingkat nasional dan internasional,” papar Ade Wellington.

ASIOP tak hanya sekadar SSB, ASIOP juga fokus mengembangkan para pemain mudanya untuk bisa memperkuat klub-klub profesional.

Guna menunjang itu, ASIOP  membangun fasilitas yang sangat lengkap di ASIOP Training Ground Sentul. Para pemain yang dinilai sangat berbakat mereka menginap di asrama dan diperhatikan aspek lainnya

Salah satu pemain jebolan ASIOP yang kini Marselinus Ama Ola.

Marselinus Ama Ola, merupakan jebolan ASIOP. Pemain berusia 19 tahun tersebut kini jadi tumpuan di Timnas Indonesia U-20. Marselinus juga mendapatkan kontrak dari tim asal Spanyol, UD Logrones Promesas.

Kurikulum dan Pelatih Bersertifikat

Dalam menempa para pesepakbola muda, ASIOP benar-benar menerapkan sistem pengajaran bertaraf internasional. Kurikulum pengajaran jadi guide yang harus dijalankan semua pelatih di ASIOP.

Kurikulum yang dipakai ASIOP menggabungkan filosofi Filanesia dan sentuhan dari direktur teknik ASIOP, Pedro Javier Banuelos asal Spanyol.

Selain itu, ASIOP juga kerap mengirim tim-tim kelompok usianya tampil di kejuaraan nasional dan internasional. Hal ini dinilai sangat bagus guna menempa mental bertanding.

“Kurokulu, ini adalah pengembangan dari Filanesia yang kita sebut ASIOP. ASIOP ini kombinasi Filanesia plus direktur teknik kita Pedro Banelos dari Spanyol. Ini sudah berjalan empat tahun mau masuk tahun kelima. Dia selalu konsisten membuat kurikulum yang berkualitas. Tentunya pelatih juga, kita saat ini ada 40 sampai 50 pelatih dan ini yang kita akan kembangin terus,” ujar Ade Wellington.

“Kami juga lebih banyak lagi kirim turnamen-turnamen internasional. Gothia Cup, Asia, kemarin kami juga kirim ke Jepang, ke Thailand maupun ke Malaysia. Karena kami percaya semakin usia dini mereka berkompetisi di level internasional, confidence mereka akan tinggi,” terangnya.

Pengembangan yang dilakukan ASIOP dalam menelurkan pesepakbola muda andal tak berhenti sampai di sini.

ASIOP yang sudah sangat terkenal di area Jabodetabek, mempunyai harapan untuk bisa membangun di luar Jabodetabek.


Tak hanya itu, tim elite ASIOP yang sekarang berada di Liga 3, diharapkan juga langkah demi langkah bisa menuju kompetisi kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1.

“Ya kalau fasilitas setelah ini tentunya kita mau berkembang dan berkembang. Tapi saat ini kita akan mengembangkan fasilitas yang kita punya dulu,” ujar eks Sekjen PSSI tersebut.

“On top of that kami juga akan merambah untuk di luar Jabodetabek, di Jawa maupun di luar Jawa. Dan juga mau di level senior, kami mau secepat-cepat naik ke Liga 2, Liga 1. Tapi step by step semuanya, tidak bisa instan,” pungkasnya.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Persija Jakarta
4
3
1
0
11
2
9
10
2
Borneo FC
3
3
0
0
5
1
4
9
3
Arema FC
4
2
1
0
7
3
4
7
4
PSIM
4
2
2
0
5
2
3
8
5
Persebaya
3
2
0
1
6
3
3
6
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan