Liga Champions
Malam Mengerikan bagi Mantan Rekan Penasehat Teknis Timnas di Liga Champions, PSV 1-7 Arsenal
Pelatih PSV, Peter Bosz merupakan mantan rekan penasihat teknis Timnas Indonesia, Jordi Cruyff. Tim asuhannya kalah telak 1-7 dari Arsenal.
Penulis:
Muhammad Nursina Rasyidin
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Tidak pernah terbayangkan bagi Peter Bosz tim asuhannya, PSV bisa kalah telak dari Arsenal pada leg I babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung tadi malam di Stadion Philips, Rabu (5/3/2025).
Arsenal melumat habis PSV dengan skor 7-1 dari enam pencetak gol yang berbeda. Hanya Odegaard yang mencetak lebih satu satu gol. Selain itu ada Timber, Merino, Trossard, Nwaneri, dan Calafiori.
Mantan pelatih yang pernah bekerja dengan penasehat teknis Timnas Indonesia, Jordi Cruyff saat di Maccabi Tel Aviv (klub Israel) itu sejatinya sudah mempersiapkan segala strategi untuk menghadapi Arsenal.
Dia bersama tim pelatih dan pemainnya sudah menganalisis bagaimana Arsenal bermain.

Namun nyatanya saat berada di lapangan, semua tidak sesuai dengan rencana.
PSV minim peluang, sulit keluar dari tekanan, ruang yang kerap kosong sehingga dengan mudah di eksploitasi, serta lini pertahanan yang rapuh.
Sulit bagi PSV melalui malam yang begitu mengerikan ini, terlebih saat bermain di hadapan pendukung mereka sendiri.
Baca juga: Hasil Liga Champions: Arsenal Selangkah Lagi Bertemu Real Madrid di Perempat Final
"Malam yang mengerikan bagi kami," buka Bosz kepada Amazon, dikutip da dari BBC.
"Tidak ada peluang. Mungkin dua momen dalam permainan. Kami tidak dalam performa terbaik. Arsenal bermain fantastis, kami tidak punya peluang malam ini," bebernya.
Untuk diketahui, Jordi Cruyff dengan Peter Bosz pernah bekerja sama dalam kurun satu musim di Maccabi Tel Aviv.
Pada Januari 2016 lalu, Jordi Cruyff yang menjabat sebagai Direktur Olahraga klub mendatangkan Peter Bosz dari Vitesse.
Dia hanya bertahan satu musim sebelum hijrah ke Ajax.
Terlepas dari itu, Peter Bosz tidak ingin menyalahkan anak asuhnya. Tidak ada salah juga dari tim pelatih karena semua sudah dipersiapkan sejak awal.
"Kami punya rencana, menganalisis mereka, dan berpikir bahwa kami bisa melukai mereka di suatu tempat," ungkapnya.
"Tetapi jika Anda melihat cara kami bertahan, sangat buruk. Anda tidak akan bisa menang jika bermain seperti ini."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.