Carabao Cup
Ladang Tandus Mulai Bermekaran, Penantian 7 Dekade Newcastle Berakhir dengan Juara Carabao Cup
Newcastle berhasil mengakhiri tujuh dekade kekeringan gelar juara sebelum perayaan malam ini di ajang Carabao Cup atas Liverpool.
TRIBUNNEWS.COM - Ladang tandus itu mulai bermekaran, Newcastle yang kesakitan karena kekeringan gelar selama tujuh dekade akhirnya berhasil memanen hasil di ajang Carabao Cup atau Piala Liga Inggris.
Newcastle dihatui dengan kegagalan 56 tahun di panggung Wembley, venue yang menjadi tempat berlangsungnya laga final Carabao Cup melawan Liverpool pada Senin (17/3/2025) dini hari WIB.
Dalam rentang waktu tersebut, sembilan laga final yang dimainkan The Magpies -julukan Newcastle- tidak ada yang berakhir dengan mahkota juara.
Kali terakhir Newcastle meraih gelar dengan memenangkan Piala FA pada tahun 1955.

Kini, tiba saatnya bagi The Magpies membayar rasa lapar tersebut dengan gelar juara.
Momentum itu dipastikan setelah wasit John Brooks meniup peluit akhir pertandingan melawan Liverpool.
Skor akhir 2-1 menasbihkan Newcastle sebagai jawara, dan untuk kali pertama dalam sejarah klub.
Baca juga: Hasil Klasemen Liga Inggris: Manchester United Melesat, Arsenal Kuntit Liverpool
Sementara Liverpool apes, dalam sepekan dua gelar melayang. Lebih jauh lagi, dalam dua bulan terakhir peluang 4 gelar musim ini gagal total.
Mulai dari Piala FA tersisih oleh klub Divisi 2, Plymouth, dikalahkan PSG di Liga Champions, dan terbaru di ajang Carabao Cup lewat gol pemain Newcastle, Dan Burn serta Alexander Isak.
Liverpool hanya mampu membalas satu gol saat injury time babak kedua lewat aksi Chiesa.
Usai pertandingan, pujian mengalir deras untuk sang juru taktik Newcastle, Eddie Howe.
Pelatih berusia 47 tahun tersebut melawati banyak rintangan sulit Bersama klub asal Tyneside setelah ditunjuk menggantikan Stev Bruce tahun 2021 lalu.
Newcastle berada di posisi 19 Ketika itu, namun secara perlahan mampu keluar dari jeratan zona degradasi.
Tidak hanya itu, pada musim-musim berikutnya, Eddi Howe mampu membuat banyak perubahan sehingga membawa tim hitam-putih itu mendapatkan tiket Liga Champions, bersaing di panggung Eropa, hingga final Carabao Cup.
Meskipun pada akhirnya kesakitan yang dirasakan (dua tahun lalu kalah dari Man United), pesan sederhana dari supporter mereka 'Get Into Them' yang hadir di Wembley, benar-benar mereka perjuangkan dengan penuh semangat.
"Saya sangat, sangat senang dengan hasil dari penampilan kami," ucap Eddie Howe dikutip dari BBC.
"Kami sangat memahami sejarah. Kami ingin mengharumkan nama klub. Kami ingin mencetak gol, tampil baik, dan menang. Kami sedang merintis jalan baru," jelasnya.
Mantan penjaga gawang Newcastle, Shay Given yang berada di pinggir lapangan ketika menjadi pundit untuk sebuah media tampak begitu gembira melihat bekas klubnya juara.
Shay Given pernah berada dalam kekeringan itu, gagal juara di final Piala FA tahun 1998 dan 1999 bersama The Magpies.
"Saya sendiri menjadi emosional, melihat wajah para penggemar dan pemain. Kami telah menunggu begitu lama untuk sebuah trofi, trofi apa pun itu," kata Given kepada Sky Sports.
Shay Given bahkan menyatakan bahwa layak untuk membuatkan patung Eddie Howe layaknya Bobby Robson yang berjasa untuk public St James' Park.
"Ada patung Bobby Robson di St James' Park, mungkin mereka akan membangun patung Eddie Howe," bebernya.
Eddie Howe menjadi pelatih Inggris pertama yang memenangkan trofi domestic setelah Harry Redknapp pada tahun 2008 yang memenangkan gelar Piala FA Bersama Portsmouth.
"Eddie Howe bisa berjalan di Sungai Tyne. Tujuh dekade yang Panjang. Mereka mengecat Wembley menjadi hitam dan putih (suporter)," komentar dari komentator Sky Sports, Peter Drury.
"Eddie Howe telah meningkat pesat sebagai pelatih sejak ia datang ke Newcastle," menurut Jamie Carragher.
"Eddie Howe adalah salah satu pelatih pekerja keras yang pernah saya lihat. Penghargaan ini pantas dia dapatkan," kata Isaac Hayden, pemain Porstmouth yang dipinjamkan dari Newcastle kepada BBC Radio 5 live.
"Eddie Howe pantas mendapatkannya. Ia adalah pelatih yang brilian," beber Jamie Redknapp.
Bagi Alexander Isak, gelar ini akan menjadi permulaan bagi kebangkitan Newcastle.
"Pertandingan ini adalah tentang momen-momen dan ini bukan tentang menjadi penyerang yang hebat, tetapi berada di sana untuk mencetak ol yang dibutuhkan.," beber Isak.
"Ketika Anda sudah lama tidak meraih trofi, hal itu mungkin hanya ada di pikiran Anda. Namun, saya harap kami telah memenangkannya. Hari-hari cerah ada di depan kami."
"Ini baru permulaan," tambahnya.
(Tribunnews.com/Sina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.