Selasa, 2 September 2025

Timnas Indonesia

Tugas Simon Tahamata di Timnas Indonesia

Inilah tugas Simon Tahamata setelah resmi ditunjuk PSSI menjadi Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Nasional.

Editor: Ali yakub
Instagram.com/afcajax
PERSPISAHAN OM SIMON - Pelatih keturunan asal Pulau Maluku, Simon Tahamata, melakukan perpisahan dengan Ajax Amsterdam setelah mengabdi sebagai pelatih akademi, 3 Maret 2024. Inilah tugas Simon Tahamata setelah resmi ditunjuk PSSI menjadi Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Nasional. Perannya sangat vital karena dapat menentukan masa depan Timnas Indonesia. (Instagram Ajax - 20/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Simon Tahamata resmi ditunjuk PSSI menjadi Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Nasional.

Simon Tahamata merupakan salah satu legenda Ajax Amsterdam. 

Pria berusia 68 tahun ini pernah membela klub asal Belanda tersebut pada periode 1976 hingga 1980. 

Setelah pensiun, Tahamata juga berkontribusi sebagai pelatih di akademi Ajax dari tahun 2004 hingga 2014.

Kini, Simon Tahamata resmi bergabung dalam jajaran staf kepelatihan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia

Perannya pun terbilang vital. Ia ditunjuk sebagai Kepala Pemandu Bakat, yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan merekrut talenta potensial—baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya di Belanda.

Simon nantinya bekerja bersama Patrick Kluivert, Gerald Vanenvurg hingga Nova Arianto.

PERSPISAHAN OM SIMON - Pelatih keturunan asal Pulau Maluku, Simon Tahamata, melakukan perpisahan dengan Ajax Amsterdam setelah mengabdi sebagai pelatih akademi, 3 Maret 2024. (Instagram Ajax - 20/5/2025).
PERSPISAHAN OM SIMON - Pelatih keturunan asal Pulau Maluku, Simon Tahamata, melakukan perpisahan dengan Ajax Amsterdam setelah mengabdi sebagai pelatih akademi, 3 Maret 2024. (Instagram Ajax - 20/5/2025). (Instagram.com/afcajax)

"Dalam perannya sebagai Kepala Pemandu Bakat, Simon Tahamata akan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan merekrut talenta potensial baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya di Belanda."

"Dia akan bekerja sama erat dengan pelatih Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, Nova Arianto dan lain-lainnya untuk memastikan keberlanjutan, kualitas serta perkembangan Timnas dan sepak bola Indonesia," tulis PSSI.

Sementara itu, Simon Tahamata mengungkapkan rasa syukurnya atas kepercayaan yang diberikan oleh PSSI.

Baca juga: Thom Haye Resmi Berpisah dengan Almere City, 4 Pemain Timnas Indonesia Berstatus Tanpa Klub

Sosok yang memiliki darah Maluku itu juga tidak sabar untuk bisa bekerja dengan tim kepelatihan Timnas Indonesia yang dipimpin oleh Patrick Kluivert

"Pertama, terima kasih atas semua pesan yang baik yang saya terima."

"Saya menantikan bekerja bersama coach Patrick Kluivert dan staf teknis lainnya di Indonesia,” kata Simon Tahamata.

Simon Tahamata dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir Mei mendatang.

Mengenal Simon Tahamata

Simon Tahamata adalah salah satu legenda sepak bola asal Belanda yang memiliki rekam jejak gemilang di level klub maupun internasional. 

Ia tercatat membela Timnas Belanda dari tahun 1979 hingga 1986, mencatatkan 22 penampilan dan mencetak dua gol. Debutnya bersama "De Oranje" terjadi pada 22 Mei 1979 dalam laga ulang tahun ke-75 FIFA melawan Argentina di Bern, Swiss.

Sebagai pemain yang berposisi sebagai winger, Tahamata memulai karier sepak bolanya di klub amatir TSV Theole pada 1967–1971, sebelum bergabung dengan akademi muda Ajax Amsterdam hingga 1975. Ia kemudian menembus tim utama Ajax pada musim 1975/1976 dan melakoni debutnya saat Ajax menang telak 7-0 atas FC Utrecht pada 24 Oktober 1976.

Selama berseragam Ajax (1975–1980), Simon Tahamata tampil dalam 149 pertandingan, mencetak 17 gol, dan menyumbang 33 assist.

Masa ini juga menjadi periode keemasan kariernya, di mana ia turut membawa Ajax meraih tiga gelar Liga Belanda (1976/1977, 1978/1979, dan 1979/1980), satu Piala KNVB (1978/1979), serta mencapai semifinal Piala Eropa I pada musim 1979/1980.

Pada 14 Juli 1980, Tahamata hijrah ke Belgia dan bergabung dengan Standard Liege. Bersama klub ini, ia menorehkan prestasi luar biasa, termasuk dua gelar Liga Belgia (1981/1982, 1982/1983), satu Piala Belgia (1981), serta menembus final Piala Winners (Piala Eropa II) pada musim 1981/1982. Di klub ini pula ia mencetak 40 gol dari 129 penampilan, sekaligus meraih penghargaan Man of the Season dan Belgian Fair Play Award.

Setelah sukses di Belgia, Simon kembali ke Belanda pada 1984 dan membela Feyenoord. Tiga tahun kemudian, ia kembali bermain di kompetisi Belgia untuk Beerschot dan kemudian Germinal Ekeren. 

Bersama Germinal, ia mencapai final Piala Belgia 1994/1995. Simon Tahamata resmi gantung sepatu pada 1996.

Pasca pensiun, ia melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih akademi di sejumlah klub, termasuk Ajax Amsterdam, Standard Liege, Beerschot, dan Al Ahli. Sejak 2015, ia juga mendirikan Simon Tahamata Soccer Academy, tempat pembinaan talenta muda berbasis di Belanda.

Momen spesial untuk Tahamata terjadi pada Minggu, 3 Maret lalu. Ajax Amsterdam memberikan penghormatan khusus jelang laga melawan Utrecht di Johan Cruyff Stadium. Simon Tahamata diundang ke lapangan untuk menyapa para suporter, dan tampak emosional saat melihat sebuah spanduk besar bertuliskan: “Oom Simon, Terima Kasih.”

Kini, Simon Tahamata resmi bergabung dengan Timnas Indonesia sebagai bagian dari staf pelatih Patrick Kluivert. Ia dipercaya mengemban peran vital sebagai Kepala Pemandu Bakat, yang bertugas mengidentifikasi dan merekrut pemain-pemain potensial, baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia, khususnya di Belanda.

(Tribunnews.com/Ali)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
3
3
0
0
8
4
4
9
2
Chelsea
3
2
1
0
7
1
6
7
3
Arsenal
3
2
0
1
6
1
5
6
4
Tottenham
3
2
0
1
5
1
4
6
5
Everton
3
2
0
1
5
3
2
6
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan