Balita Tewas karena Cacingan Akut
Pengakuan Mak Encoy dengan Bibi Balita Raya, Bupati Sukabumi Tindak Tegas 2 Dinas
Mak Encoy, nenek balita Raya (4) mengungkap fakta cucunya tersebut sering menerima bantuan berupa biskuit hingga susu
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Nuryanti
"Sukabumi itu kan problemnya banyak, infrastrukturnya buruk, kemudian sembilan ribu rumah yang terkena gempa belum terehabilitasi."
"Ini diperlukan kecekatan Bupati untuk kerja keras, tidak bisa landai lagi," urai dia.
Terkait kondisi keluarga Raya, Dedi mengatakan orang tua bocah tersebut sudah dievakuasi.
Ayah dan ibu Raya sedang berada di RSUD Welas Asih untuk menjalani perawatan.

Kronologi Meninggalnya Raya
Diketahui, kisah Raya menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin pada Kamis (14/8/2025).
Rumah Teduh Sahabat Iin mengungkapkan pihaknya mengevakuasi Raya dari rumahnya di Desa Cianaga pada 13 Juli 2025, dalam keadaan tak sadarkan diri, untuk dibawa ke rumah sakit.
Saat menjalani pemeriksaan lebih lanjut, terungkap Raya mengidap penyakit cacingan ekstrem.
Berdasarkan hasil rontgen, ditemukan ratusan cacing di dalam tubuh Raya. Parahnya, cacing-cacing itu hidup dan bermukim sampai ke otak Raya.
Karena kondisi keluarga Raya yang tak mampu dan orang tuanya mengalami gangguan mental, pengobatan bocah malang itu terkendala masalah administrasi.
Raya diketahui tidak memiliki Kartu Keluarga (KK), sehingga ia tak mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun ikut program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Meski pihak Rumah Teduh Sahabat Iin mencoba mengurus ke Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, hasilnya nihil.
Raya sama sekali tidak mendapat kemudahan untuk mengurus proses administrasi demi pengobatannya, padahal sedang dalam kondisi kritis.
Hasilnya, pengobatan Raya ditanggung secara mandiri oleh Rumah Teduh Sahabat Iin dengan mengandalkan donatur.
Sembilan hari berjuang melawan penyakitnya di Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Raya dinyatakan meninggal pada 22 Juli 2025.
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, mengungkapkan kedua orang tua Raya diduga mengalami keterbelakangan mental.
Ibu Raya disebut mengalami gangguan jiwa, sedangkan sang ayah mengidap penyakit paru-paru Tuberkulosis (TBC).
"Kedua orang tuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya," kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025), dikutip dari Kompas.com.
Karena kondisi orang tua yang memprihatinkan, Raya sering diasuh oleh nenek atau sanak saudaranya.
Baca juga: Pembelaan Bupati Sukabumi dan Kades Balas Gubernur Dedi Mulyadi yang Murka Atas Kematian Raya
Sejak kecil, Raya dibiarkan bermain di bawah kolong rumahnya bersama ayam-ayam.
Kebiasaan itu yang diduga kuat membuat Raya mengidap cacingan ekstrem.
Ketika mendengar berita kematian Raya, Dedi Mulyadi mengaku langsung menghubungi dokter yang menangani balita tersebut.
Menurut keterangan dokter, Raya memang mengidap penyakit cacingan hingga membuat bocah malang itu meninggal dunia.
"Saya barusan sudah telepon dokter yang menanganinya. Berdasarkan keterangan dari dokter, bahwa anak itu memiliki penyakit kalau dalam bahasa kampungnya, cacingan," ungkap Dedi, Selasa.
"Ibunya mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ. Dia (Raya) sering dirawat oleh neneknya. Dan bapaknya mengalami penyakit paru-paru, TBC."
"Sejak balita, (Raya) terbiasa (bermain) di kolong rumah, bersatu dengan ayam dan kotoran. Sehingga dimungkinkan dia sering tangannya tidak pernah dicuci, kemudian mulutnya kemasukan cacing, sehingga menimbulkan cacingan yang akut," jelas Dedi.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Pravitri Retno W)(TribunJabar.id/Dian Herdiansyah/Nazmi Abdurrahman, Kompas.com/Riki Achmad)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.