Jumat, 22 Agustus 2025

Balita Tewas karena Cacingan Akut

Pengakuan Mak Encoy dengan Bibi Balita Raya, Bupati Sukabumi Tindak Tegas 2 Dinas

Mak Encoy, nenek balita Raya (4) mengungkap fakta cucunya tersebut sering menerima bantuan berupa biskuit hingga susu

|
Instagram @asep.japar_asjap, @rumah_teduh_sahabat_iin
KASUS BALITA RAYA - Kolase pengakuan Mak Encoy nenek Raya, kondisi balita Raya dan Bupati Sukabumi Asep Japar. Mak Encoy, nenek balita Raya (4) mengungkap fakta cucunya tersebut sering menerima bantuan berupa biskuit hingga susu semasa hidup 

TRIBUNNEWS.COM - Mak Encoy, nenek balita Raya (4) mengungkap fakta cucunya tersebut sering menerima bantuan berupa biskuit hingga susu semasa hidupnya.

Ia mengatakan, Raya pernah menerima bantuan biskuit sampai sebanyak 3 dus dan susu sampai 2 kilogram.

"Suka ke posyandu, suka dikasih biskuit 3 dus, susu sampai 2 kilo," ujarnya dalam unggahan video di akun Instagram Bupati Sukabumi, Asep Japar @asep.japar_asjap, Rabu (20/8/2025).

Raya yang berasal dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia karena infeksi cacing atau Ascariasis.

Askariasis adalah infeksi cacing gelang usus yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides.

Penyakit ini umum terjadi di negara-negara tropis dan subtropis dengan sanitasi yang buruk, dan penularannya melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing. 

Raya meninggal pada 22 Juli 2025 lalu sejak dirawat pada 13 Juli 2025 di RSUD R Syamsudin, Kota Sukabumi. Saat meninggal kondisi tubuhnya dipenuhi cacing.

Lantas, kabar meninggalnya Raya menjadi perbincangan belakangan setelah video dan foto terkait kondisinya viral di media sosial.

Terdapat cacing-cacing berukuran besar yang berhasil dikeluarkan dari tubuh mungil balita Raya.

Adapun Bupati Sukabumi, Asep Japar mengaku prihatin atas kejadian tersebut.

Asep Japar menyampaikan belasungkawa terhadap meninggalnya Raya.

Baca juga: Kehidupan Sehari-hari Balita Raya Suka Main di Tanah, sang Bibi Sebut Sudah Lama Tak Terima Bantuan

Asep tak lupa berterima kasih kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi karena telah mendorong agar peristiwa ini tidak terulang.

"Terima kasih juga kepada semua unsur terkait termasuk yayasan rumah teduh dan siapapun yang telah berjuang hingga kasus ananda Raya menjadi perhatian untuk kita semua." 

"Saya selaku bupati akan melakukan evaluasi kepada dinas kesehatan dan dinas sosial termasuk puskesmas camat kepada desa serta para kader," ungkapnya dalam unggahannya di Instagram.

"Dan ini berlaku untuk seluruh dinas dan camat yang ada di Kabupaten Sukabumi, termasuk rumah sakit daerah yang ada di Kabupaten Sukabumi untuk bekerja maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar kasus Raya tidak terulang kembali sekali lagi saya ucapkan terima kasih."

Pengakuan Bibi Raya

Bibi balita Raya yang bernama Endah sementara menceritakan kegiatan keseharian Raya semasa hidup.

Raya memang sering bermanin-main di atas tanah.

"Sehari-hari dia emang suka (main) di tanah," katanya, dikutip dari kanal YouTube Official iNews, Kamis (21/8/2025).

Endah melanjutkan, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, termasuk urusan makanan Raya, keluarganya kerap menerima pemberian dari tetangga-tetangga.

Kondisi tersebut tidak lepas dari keluarga Raya yang tergolong miskin.

"Dia orang enggak punya. Siapa yang ada yang ngasih ya dimakan," tambah Endah.

Endah dalam kesempatannya juga menyinggung perihal bantuan dari pemerintah desa hingga RT/RW.

Ia mengaku sempat keluarga balita Raya menerima bantuan.

Namun akhir-akhir ini dan menjelang kepergian Raya, keluarganya tidak lagi tersentuh uluran tangan.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Kemenkes Terkait Kasus Balita Raya di Sukabumi

"Dulu (bantuan) emang ada. Tapi sudah lama enggak (menerima bantuan)" aku Endah.

Endah menambahkan balita Raya rutin sebulan sekali dibawa ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Setiap bulannya petugas memberikan obat cacing.

Obat tersebut diberikan kepada ibu Raya.

Namun, Endah tidak dapat memastikan apakah obat tersebut diminumkan ke Raya atau tidak.

"Emang suka dikasih obat cacing, tapi enggak tahu dikasih sama ibunya tahu enggak gitu," tegas dia.

Endah turut mengungkap, balita Raya kerap mengeluh sakit perut.

Selain itu, ia juga sering diserang batuk serta pilek.

Akan tetapi setiap mengeluh sakit, balita Raya tidak dibawa ke rumah sakit.

Ia diobati di rumah dengan diberi obat yang biasa dibeli di warung.

"Agak pernah (di bawa ke rumah sakit). Biasanya cuma panas  paling dikasih bodrexin," lanjutnya.

Terakhir Endah mengungkap kondisi keluarga balita Raya.

Ia menyebut Raya sehari-hari dirawat oleh ibu dan neneknya.

Akan tetapi, kondisi ibu Raya dalam kondisi tidak normal.

"Emang kondisi ibunya Raya emang enggak beres gitu. Ayahnya juga begitu," ungkap Endah.

Belakangan diketahui, ibu Raya adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sedangkan ayahnya mengidap penyakit Tuberkulosis atau TBC.

Dedi Mulyadi Beri Teguran

Pada Selasa (19/8/2025), Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melayangkan teguran terhadap Asep Japar.

Ia menilai, Asep abai terhadap warganya, hingga terjadi kasus seperti Raya.

"Bupati (Sukabumi) kita tegur, kita tegur keras. Ini tidak boleh lagi seperti itu," tegas Dedi, Rabu, masih dari TribunJabar.id.

Dedi menyebut Sukabumi saat ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah, termasuk infrastruktur dan ribuan rumah yang terdampak gempa belum direhabilitasi.

Atas hal itu, Dedi menekankan kepada Asep dan jajarannya untuk tidak santai-santai dalam bekerja.

"Sukabumi itu kan problemnya banyak, infrastrukturnya buruk, kemudian sembilan ribu rumah yang terkena gempa belum terehabilitasi."

"Ini diperlukan kecekatan Bupati untuk kerja keras, tidak bisa landai lagi," urai dia.

Terkait kondisi keluarga Raya, Dedi mengatakan orang tua bocah tersebut sudah dievakuasi.

Ayah dan ibu Raya sedang berada di RSUD Welas Asih untuk menjalani perawatan.

VIRAL BALITA RAYA - (Kiri) Bibi dari balita Raya bernama Endah saat menceritakan kondisi kehidupan sehari-hari dari ponakannya dan (Kanan) Foto rontgen yang memperlihatkan tubuh Raya dipenuhi cacing.
VIRAL BALITA RAYA - (Kiri) Bibi dari balita Raya bernama Endah saat menceritakan kondisi kehidupan sehari-hari dari ponakannya dan (Kanan) Foto rontgen yang memperlihatkan tubuh Raya dipenuhi cacing. (Kolase: kanal YouTube Official iNews)

Kronologi Meninggalnya Raya

Diketahui, kisah Raya menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin pada Kamis (14/8/2025).

Rumah Teduh Sahabat Iin mengungkapkan pihaknya mengevakuasi Raya dari rumahnya di Desa Cianaga pada 13 Juli 2025, dalam keadaan tak sadarkan diri, untuk dibawa ke rumah sakit.

Saat menjalani pemeriksaan lebih lanjut, terungkap Raya mengidap penyakit cacingan ekstrem.

Berdasarkan hasil rontgen, ditemukan ratusan cacing di dalam tubuh Raya. Parahnya, cacing-cacing itu hidup dan bermukim sampai ke otak Raya.

Karena kondisi keluarga Raya yang tak mampu dan orang tuanya mengalami gangguan mental, pengobatan bocah malang itu terkendala masalah administrasi.

Raya diketahui tidak memiliki Kartu Keluarga (KK), sehingga ia tak mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun ikut program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Meski pihak Rumah Teduh Sahabat Iin mencoba mengurus ke Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, hasilnya nihil.

Raya sama sekali tidak mendapat kemudahan untuk mengurus proses administrasi demi pengobatannya, padahal sedang dalam kondisi kritis.

Hasilnya, pengobatan Raya ditanggung secara mandiri oleh Rumah Teduh Sahabat Iin dengan mengandalkan donatur.

Sembilan hari berjuang melawan penyakitnya di Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Raya dinyatakan meninggal pada 22 Juli 2025.

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, mengungkapkan kedua orang tua Raya diduga mengalami keterbelakangan mental.

Ibu Raya disebut mengalami gangguan jiwa, sedangkan sang ayah mengidap penyakit paru-paru Tuberkulosis (TBC).

"Kedua orang tuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya," kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025), dikutip dari Kompas.com.

Karena kondisi orang tua yang memprihatinkan, Raya sering diasuh oleh nenek atau sanak saudaranya.

Baca juga: Pembelaan Bupati Sukabumi dan Kades Balas Gubernur Dedi Mulyadi yang Murka Atas Kematian Raya

Sejak kecil, Raya dibiarkan bermain di bawah kolong rumahnya bersama ayam-ayam.

Kebiasaan itu yang diduga kuat membuat Raya mengidap cacingan ekstrem.

Ketika mendengar berita kematian Raya, Dedi Mulyadi mengaku langsung menghubungi dokter yang menangani balita tersebut.

Menurut keterangan dokter, Raya memang mengidap penyakit cacingan hingga membuat bocah malang itu meninggal dunia.

"Saya barusan sudah telepon dokter yang menanganinya. Berdasarkan keterangan dari dokter, bahwa anak itu memiliki penyakit kalau dalam bahasa kampungnya, cacingan," ungkap Dedi, Selasa.

"Ibunya mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ. Dia (Raya) sering dirawat oleh neneknya. Dan bapaknya mengalami penyakit paru-paru, TBC."

"Sejak balita, (Raya) terbiasa (bermain) di kolong rumah, bersatu dengan ayam dan kotoran. Sehingga dimungkinkan dia sering tangannya tidak pernah dicuci, kemudian mulutnya kemasukan cacing, sehingga menimbulkan cacingan yang akut," jelas Dedi.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Pravitri Retno W)(TribunJabar.id/Dian Herdiansyah/Nazmi Abdurrahman, Kompas.com/Riki Achmad)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan