EFL Cup
MU Kalah dari Tim Divisi 4, Jadi Awal Runtuhnya Era Ruben Amorim?
Ruben Amorim pasti tidak akan pernah melupakan perjalanannya ke Grimsby.
Penulis:
Deny Budiman
Editor:
Muhammad Barir
MU Kalah dari Tim Divisi 4, Jadi Awal Runtuhnya Era Ruben Amorim?
TRIBUNNEWS.COM- Ruben Amorim pasti tidak akan pernah melupakan perjalanannya ke Grimsby. Ia jelas tidak ingin kembali ke sana. Kekalahan adu penalti 12-11 melawan tim League Two (divisi keempat Liga Inggris) setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal menjadi titik terendah baru dirinya, dan juga Manchester United.
Malam tersebut bisa jadi awal runtuhnya kekuasaan Amorim di Old Trafford. Jangan salah, kalah dari Grimsby Town adalah sebuah penghinaan bagi Amorim dan United.
Belum pernah sebelumnya United kalah dari tim kasta keempat di kompetisi ini — mereka sebelumnya memenangkan 11 laga melawan tim dari divisi tersebut. Tak hanya itu, cara mereka tersingkir di putaran kedua inilah yang bisa benar-benar membahayakan Amorim.
United sempat tertinggal 2-0, hampir saja kebobolan gol ketiga sebelum gol Cameron Gardner dianulir karena offside. Namun kebangkitan di menit akhir membuat mereka menyamakan skor 2-2 lewat gol Bryan Mbeumo dan Harry Maguire.
Kemudian, terjadilah adu penalti yang kacau. Penyerang Matheus Cunha dan Mbeumo gagal mengeksekusi penalti, sementara rekrutan baru senilai Rp1,63 triliun, Benjamin Sesko, menembak bola melambung dari jarak 5,4 meter pada kesempatan terakhir di waktu normal. Itu seakan menjadi pertanda buruk untuk apa yang terjadi kemudian.
Baca juga: Kejutan Besar, Manchester United Kalah dari Grimsby Town, Tim dari League Two, Kasta Ke-4 Inggris
Kekalahan adu penalti dari Grimsby Town menandai titik rendah baru yang bersejarah bagi Setan Merah. Padahal, skuad mahal United seharusnya terlalu kuat bagi Grimsby, meski mereka memulai musim Premier League dengan lamban — kalah dan imbang dalam dua laga awal.
Namun kombinasi semangat dan organisasi tuan rumah, ditambah keengganan Amorim meninggalkan sistem favoritnya 3-4-3 yang tidak cocok dengan para pemain, membuat United menelan kekalahan piala terburuk dalam ingatan.
Banyak sinyal-sinyal kekalahan United di laga ini. Mulai dari pertahanan buruk Diogo Dalot dan Tyler Fredricson, kegagalan kiper André Onana mengantisipasi sepak pojok yang berujung gol kedua Grimsby, ketidakmampuan Kobbie Mainoo dan Manuel Ugarte mengendalikan lini tengah, serta penalti ceroboh Cunha yang gagal padahal bisa memastikan kemenangan adu penalti.
Semua itu adalah bagian dari gambaran besar suram di United. Itu bukan insiden terpisah dari satu malam di Grimsby. Amorim memang bermasalah dengan kiper sepanjang musim, pertahanan rapuh, lini tengah tidak berfungsi, dan penalti kerap menjadi isu — Bruno Fernandes pun gagal di Fulham akhir pekan lalu.
Dengan bursa transfer yang akan ditutup 1 September, waktu United semakin habis untuk membenahi masalah-masalah ini. Mereka butuh kiper andal, tapi kecil kemungkinan mendatangkannya. Mereka sangat butuh gelandang box-to-box yang punya energi sekaligus kreativitas, tapi belum ada tanda-tanda hadirnya solusi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.