Minggu, 21 September 2025

Timnas Indonesia

Antara Peluit dan Taktik: Polemik Wasit dan Progres Timnas Indonesia Era Patrick Kluivert di Ronde 4

Ulasan soal wasit ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026: singgungan Rocky Putiray, dan sejauh apa perkembangan Timnas Indonesia di bawah Kluivert.

/Muhammad Nursina
PASUKAN GARUDA - Foto kesebelasan Timnas Indonesia saat melawan Lebanon dalam pertandingan FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin (8/9/2025) malam. - Ulasan soal wasit ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026: singgungan Rocky Putiray, dan sejauh apa perkembangan Timnas Indonesia di bawah Patrick Kluivert. TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina 

TRIBUNNEWS.COM - Pekan ini publik Tanah Air dihebohkan dari kabar siapa pengadil lapangan (wasit) yang akan memimpin pertandingan Timnas Indonesia di ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi dan Irak.

Nama wasit asal Kuwait muncul ke permukaan. Dia adalah Ahmed Al-Ali sebagai wasit utama untuk laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi.

Tidak hanya Ahmed yang berasal dari Kuwait, tetapi seluruh perangkat pertandingan pada saat itu, mulai dari asisten wasit satu, dua, cadangan, hingga VAR.

FRIKSI - Pesepak bola Lebanon, Walid Shour (kiri) ditenangkan pesepak bola Indonesia saat emosi dalam pertandingan FIFA Matchday antara Timnas vs Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin (8/9/2025) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina
FRIKSI - Pesepak bola Lebanon, Walid Shour (kiri) ditenangkan pesepak bola Indonesia saat emosi dalam pertandingan FIFA Matchday antara Timnas vs Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin (8/9/2025) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina (/Muhammad Nursina)

Sementara saat melawan Irak, si pengadil lapangan yang akan bertugas berasal dari China, Ma Ning. Begitu juga dengan asisten wasit hingga VAR.

Kabar ini pun disambut PSSI melalui Ketua Umum, Erick Thohir yang menyatakan keberatan atas penunjukan wasit di atas untuk laga skuat Garuda.

Kekhawatiran yang muncul adalah soal aspek netralitas karena Kuwait masih satu kawasan dengan Arab Saudi.

PSSI pun melayangkan surat resmi ke AFC mengenai penunjukan wasit. Ia menginginkan si pengadil lapangan yang bertugas di laga Timnas Indonesia berasal dari negara yang lebih netral.

"Kita lagi coba melobi ya kalau bisa wasitnya dari tempat yang lebih netral seperti Australia, Jepang, China atau bahkan dari Eropa. Kita lihat hasilnya," ucap Erick Thohir pada Selasa (16/9) lalu, dikutip dari BolaSport.

Baca juga: Daftar Lengkap Wasit Timnas Indonesia vs Arab Saudi & Irak di Ronde 4: Ada Sosok VAR Kontroversi

Untuk perbandingan, wasit yang akan memimpin pertandingan Grup A ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia nanti berasal dari Australia dan Jepang.

Terlepas dari apa pun hasil keputusan dari AFC atau FIFA nanti dan siapa yang akan menjadi pengadil lapangan nanti, sejatinya tidak bisa dianggap sebagai kegagalan suatu tim. Atau apapun itu yang dinilai sebagai faktor non teknis.

Tidak sedikit dari keputusan wasit yang berpihak dan terkadang mengundang kontroversial demi menguntungkan salah satu tim.

Bahkan jika sekalipun mengubur mimpi satu tim tersebut untuk meraih sesuatu yang sudah mereka idam-idamkan.

Komentar Rocky Putiray

Bicara soal wasit, teringat dengan pernyataan legenda Timnas Indonesia, Rocky Putiray saat tampil di podcast YouTube Vindes pada 6 September lalu.

Rocky Putiray memang tidak membahas soal wasit yang akan memimpin pertandingan Timnas Indonesia di ronde 4 nanti karena kabar ini belum muncul ke permukaan, tetapi apa yang ia sampaikan menjadi logis ketika berbicara soal persiapan dan rasa tanggung jawab dari seluruh pihak yang terlibat.

"Itu kan pembelajaran yang kita dapat di liga, tidak pernah normal, kenapa kamu menyalahkan wasit?," kata Rocky Putiray yang saat itu menyanggah perkataan Mamat Alkatiri ketika menyinggung soal keputusan wasit dalam laga Timnas U23 Indonesia melawan Guinea dalam perebutan satu tiket Olipiade Paris 2024.

"Kenapa tidak introspeksi diri untuk masing-masing orang lebih baik dengan tugas dan tanggung jawabnya." 

"Hampir setiap tim yang kalah, itu mereka selalu komplain tentang wasit, kenapa kamu tidak introspeksi diri, tim saya sudah siap atau belum. Tim saya sudah siap menang atau belum," jelasnya dengan nada serius.

Jika menyambungkan perkataan Rocky Putiray soal wasit dan introspeksi diri, menarik untuk melihat sebarapa jauh kemampuan Timnas Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert yang menggantikan Shin Tae-yong sejak awal tahun 2025.

Patrick Kluivert telah memimpin Timnas Indonesia dalam enam pertandingan. Empat laga di ronde 3, dan dua laga terbaru pada FIFA Matchday September 2025

Transformasi Timnas Indonesia

Secara hasil, rasio kemenangan yang diraih Patrick Kluivert lebih besar dibandingkan jumlah kekalahan yang dialami Timnas Indonesia, yakni 3:2.

Namun jika dilihat secara keseluruhan di atas lapangan, apakah permainan Timnas Indonesia sudah menjanjikan untuk bersaing di ronde keempat?

Seberapa jauh Patrick Kluivert telah membawa langkah Jay Idzes dan kolega menuju taktikal dan gaya permainan yang ia inginkan?

PELUANG GAGAL - Ekspresi pelandang Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan setelah gagal memanfaatkan peluang saat bertanding melawan Lebanon dalam pertandingan FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin (8/9/2025) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina
PELUANG GAGAL - Ekspresi pelandang Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan setelah gagal memanfaatkan peluang saat bertanding melawan Lebanon dalam pertandingan FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin (8/9/2025) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina

Ulasan FIFA pada 11 September lalu membahas tentang identitas baru yang sedang dibangun oleh Patrick Kluivert dari warisan Shin Tae-yong.

Di awal masa kepemimpinannya, tidak bisa dipungkiri bahwa dengan masa transisi yang singkat perubahan itu tidak bisa dilakukan secara instan.

Laga pertamanya ketika memimpin Timnas Indonesia dibantai habis oleh Australia dengan skor 5-1.

Alarm berbunyi. Patrick Kluivert sedikit banyak melakukan eksperimen dari sistem warisan Shin Tae-yong, namun tetap mengandalkan formasi 3-4-3 saat melawan China, Bahrain, dan Jepang.

Namun pada September ini saat melawan China Taipei dan Lebanon, formasi dan perubahan itu baru mulai terlihat.

Patrick memainkan formasi 4-4-2 dengan versinya bersama tim kepelatihan skuat Garuda. 

FIFA menyebut, itu adalah sebagai titik awal untuk membangun identitas taktik dari versi Patrick Kluivert.

Patrick Kluivert melakukan sejumlah rotasi pemain di lapangan, tetapi tidak hanya itu, ia juga mencoba merubah peran pemain dari posisi aslinya.

Satu di antara transformasi yang terlihat jelas adalah perann Calvin Verdonk saat melawan Lebanon dibandingkan saat bermain di bawah asuhan Shin Tae-yong ataupun di klub.

Ia biasanya beroperasi sebagai full-back, namun bermain sebagai inverted full-back ala Pep Guardiola.

Peran tersebut memberikan opsi tambahan dalam build-up dan memperpendek jarak antar lini ketika menyerang.

Selain Verdong, Nathan Tjoe-A-On juga juga menjalani tugas ganda ketika melawan China Taipei yang mana Timnas Indonesia menang dengan skor mencolok 6-0.

Tugasnya sebagai gelandang bertahan diperluas sebagai ball-winning midfielder yang lebih agresif.

Hal itu berfungsi sebagai pemutus aliran lawan dan pemecah ruang agar gelandang kreatif bisa lebih leluasa bergerak.

Patrick juga berani mengambil keputusan ketika Mauro Zijlstra yang merupakan penyerang murni diganti dengan Marselino Ferdinan. Sebagian pihak menilai sistem serangan pun berubah dengan peran Marselino yang lebih sebagai nomor 9 palsu.

Patrick tidak hanya ingin memperjelas soal formasi yang ia gunakan, tetapi soal rekonstruksi gaya bermain.

Hal itu sudah cukup terlihat dari penguasaan bola yang dimainkan skuat Garuda ketika melawan Lebanon mencapai 81 persen.

Meskipun masih ada pekerjaan rumah yang dilakukan, yakni ketika 9 tembakan percobaan satu di antaranya tidak ada yang tepat sasaran.

Hal itu menunjukkan, bahwa Timnas Indonesia masih membutuhkan kreativitas, variasi umpan, dan sentuhan di sepertiga akhir lapangan untuk mengkonversikan peluang menjadi gol.

Perubahan juga terlihat di lini pertahanan, seperti yang sudah disinggung di atas.

Calvin Verdonk yang bermain lebih dalam di lini tengah dan dengan intensitas di sepertiga akhir lapangan membuat Dean James mengisi pos bek sayap kiri.

Sementara Kevin Diks memainkan perannya sebagai bek tengah, bukan bek sayap kanan karena ditempati oleh Yakob Sayuri.

Hal itu juga merujuk pada peran barunya bersama Monchengladbach. Dari empat pertandingan yang telah dilakoni Kevin Diks di Jerman, ia bermain 3 kali sebagai bek tengah dan sekali di pos bek sayap kanan.

Duet Kevin Diks dengan Jay Idzes tampak cukup menjanjikan. Ditambah dengan potensi yang dimiliki Rizky Ridho, Mees Hilgers, Justin Hubner, dan pengalaman Jordi Amat, Timnas Indonesia diharapkan bisa tampil solid saat melawan Arab Saudi dan Irak nanti.

Keduanya berada di level yang berbeda dari Lebanon dan jauh dari China Taipei di mana skuat Garuda bisa pesta gol.

Di ronde keempatlah konsistensi taktik Patrick Kluivert akan diuji, lini depan, hingga lini pertahanan dari serangan balik atau penguasaan bola yang lebih berkualitas dari lawan.

Kluivert membutuhkan keseimbangan tanpa mengesampingkan 3 poin yang harus mereka dapatkan untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.

Keseimbangan tersebut berarti dalam, para pemain yang bugar, mendapat menit bermain yang stabil, dan paling penting tidak cedera.

Jika dilihat sekilas hingga pertengahan September ini, Jay Idzes, Emil Audero, Kevin Diks, Dean James tampil cukup baik.

Calvin Verdonk masih menantikan menit bermain pertamanya di Ligue 1 Prancis bersama Lille.

Sementara Mees Hilgers masih berharap kontraknya bisa jelas di Twente sehingga mendapatkan menit bermain.

Marc Klok, Thom Haye, Eliano dan Beckham akan melakoni ujian yang cukup nyata di level asia selain Liga 1.

Rizky Ridho dan Jordi Amat masih menjadi pilihan utama Mauricio Souza di lini pertahanan Persija.

Diketahui, Persija belum terkalahkan dalam lima pertandingan awal musim ini ketika Jordi Amat dan Rizky Ridho tampil bersamaan. Tim Macan Kemayoran baru kebobolan 3 gol.

MEMBERI INSTRUKSI - Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert (kedua kanan) memberi instruksi dari pinggir lapangan saat timnya bertanding melawan Lebanon dalam pertandingan FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin (8/9/2025) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina
MEMBERI INSTRUKSI - Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert (kedua kanan) memberi instruksi dari pinggir lapangan saat timnya bertanding melawan Lebanon dalam pertandingan FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin (8/9/2025) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina

Poin-poin di atas diharapkan bisa menyebar ke pemain Timnas Indonesia lainnya, baik yang bermain di Liga 1 maupun abroad. 

Patrick Kluivert sejauh ini cukup terkesan dengan apa yang diterapkan anak asuhnya dalam dua pertandingan September kemarin yang diharapkan menjadi fondasi baru untuk perubahan.

"Mereka (pemain) bisa beradaptasi sangat cepat dengan gaya bermain baru. Mereka benar-benar memahami apa yang saya minta dan mereka mengeksekusinya dengan baik," ucap Patrick.

Mimpi tampil di Piala Dunia 2026 di depan mata, jika berhasil finis di peringkat pertama ronde 4.

Tapi jika berada di peringkat 2, skuat Garuda bakal menjalani laga panjang yang berat di ronde 5.

Sebelum itu, mereka bahkan harus menghadapi play-off sesama tim runner-up ronde 4 untuk menentukan satu tim yang lolos ke ronde 5.

Masih ada tiga pekan jelang laga pertama melawan Arab Saudi, identitas baru yang dibangun Patrick Kluivert diharap bisa membawa skuat Garuda terbang lebih tinggi di level dunia.

(Tribunnews.com/Sina)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
5
5
0
0
11
5
6
15
2
Tottenham
5
3
1
1
10
3
7
10
3
Arsenal
4
3
0
1
9
1
8
9
4
Crystal Palace
5
2
3
0
6
2
4
9
5
Bournemouth
4
3
0
1
6
5
1
9
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan