Selasa, 28 Oktober 2025

Liga Spanyol

Pelajaran Berharga buat Lamine Yamal setelah Barca Kalah 1-2 di El Clasico

Perkataan Lamine Yamal sebelum El Clasico menyebabkan lebih banyak kehebohan

Editor: Muhammad Barir
realmadrid.com
SELEBRASI - Para pemain Real Madrid merayakan gol yang dicetak ke gawang Barcelona dalam laga El Clasico, pekan kesepuluh Liga Spanyol 2025/2026, Minggu (27/10/2025). 

Sebelum pertandingan, Lamine Yamal menjadi sorotan karena komentarnya di media sosial yang menyebut Real Madrid sebagai "klub pencuri" dan "tukang mengeluh". Komentar ini menjadi bumerang ketika ia tak mampu membuktikan omongannya di lapangan.

Pemain sekelas Jude Bellingham dan Dani Carvajal langsung menyindir Yamal, menunjukkan bahwa provokasi tak hanya memanaskan suporter, tetapi juga membakar motivasi lawan.

Pelajaran ini mengajarkan bahwa di panggung sebesar El Clasico, ucapan akan selalu mendapat sorotan, baik dari media maupun lawan.

Tekanan Mental di Santiago Bernabéu

Pertandingan di Bernabéu menjadi pengalaman yang jauh berbeda bagi Yamal dibandingkan laga-laga sebelumnya. Sejak awal, ia menjadi sasaran cemoohan suporter tuan rumah, yang membuat suasana terasa sangat intimidatif. Asisten pelatih Barcelona, Marcus Sorg, mengakui bahwa kondisi tersebut memengaruhi penampilan Yamal.

Mentalitas di tengah tekanan ekstrem menjadi ujian berat bagi setiap pemain muda. Yamal merasakan sendiri bagaimana Bernabéu bisa menjadi neraka bagi pemain lawan.

Kejadian ini melatihnya untuk lebih tangguh dan fokus dalam menghadapi teror psikologis dari suporter lawan di pertandingan-pertandingan besar di masa mendatang.

Strategi Jitu Meredam Bintang Muda

Penampilan Yamal dalam laga ini jauh di bawah ekspektasi. Ia hanya berhasil mencatatkan empat dribel sukses dari delapan percobaan dan minim kontribusi, sehingga kreativitas Barcelona di sayap kanan menjadi tumpul.

Ini adalah bukti bahwa tim lawan, khususnya Real Madrid, telah menganalisis permainannya dengan seksama dan memiliki strategi untuk mematikannya.
Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, menerapkan taktik yang disiplin untuk meredam pergerakan Yamal, dan itu berhasil.

Ancaman Fisik dari Lawan

Selain tekanan mental, Yamal juga mendapat perlakuan keras dari pemain Madrid. Akhir pertandingan diwarnai keributan ketika beberapa pemain Madrid menghampirinya, termasuk Dani Carvajal yang memberi gestur "terlalu banyak bicara".

Vinícius Júnior bahkan menantang Yamal dengan komentar pedas.

Hal ini menunjukkan bahwa pemain muda perlu belajar untuk tidak hanya mengelola emosi mereka di luar lapangan, tetapi juga siap menghadapi konfrontasi fisik dan mental dari pemain senior lawan.

Momentum untuk Evaluasi dan Perkembangan

Kekalahan di El Clasico ini seharusnya tidak dianggap sebagai akhir bagi Lamine Yamal, melainkan sebuah titik balik. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga untuk mengevaluasi diri dan meningkatkan kemampuannya di berbagai aspek.

Dengan usia yang masih sangat muda, Yamal masih memiliki banyak waktu untuk berkembang dan belajar dari kesalahan ini.

Pengalaman pahit ini akan membentuk karakternya menjadi pemain yang lebih dewasa, tidak hanya secara teknis, tetapi juga secara mental dan emosional.

Pada akhirnya, El Clasico ini mengajarkan Lamine Yamal bahwa bakat luar biasa saja tidak cukup. 

Dibutuhkan kedewasaan, mentalitas yang kuat, dan juga sikap yang tepat, terutama di panggung yang sarat gengsi seperti ini. Pelajaran berharga ini akan menjadi bekal penting bagi masa depannya yang masih panjang.

 

 


SUMBER: AFP

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Real Madrid
10
9
0
1
22
10
12
27
2
Barcelona
10
7
1
2
25
12
13
22
3
Villarreal
10
6
2
2
18
10
8
20
4
Atlético Madrid
10
5
4
1
18
10
8
19
5
Espanyol
10
5
3
2
14
11
3
18
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved