Minggu, 23 November 2025

Skandal Naturalisasi Timnas Malaysia, FIFA Ungkap Dugaan Keterlibatan 2 Agen Pemain dan Sekjen FAM

FIFA telah mengungkap detail mengejutkan lainnya dalam skandal pemain naturalisasi Malaysia, sebut tiga pihak yang diduga terlibat.

Facebook.com/FAMalaysia
SKANDAL NATURALISASI - Pemain naturalisasi Malaysia, Joao Figueiredo (kiri) dan Endrick dos Santos (kanan). FIFA telah mengungkap detail mengejutkan lainnya dalam skandal pemain naturalisasi Malaysia, dengan menyebutkan nama dua agen yang diduga terkait dengan dokumen palsu yang digunakan oleh tujuh pesepak bola. 
Ringkasan Berita:
  • FIFA mengungkap detail baru dalam skandal naturalisasi pemain Malaysia, menyebut dua agen (Nicolas Puppo dan Frederico Moraes) serta Sekjen FAM Datuk Noor Azman Rahman terkait dokumen kelayakan palsu.
  • Laporan komite banding FIFA (64 halaman) menekankan nama-nama tersebut bukan tuduhan langsung, namun merekomendasikan perluasan penyelidikan.
  • FAM telah menskors Noor Azman serta bersiap membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) setelah banding mereka ditolak.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Skandal naturalisasi palsu sepak bola Malaysia memasuki babak baru.

FIFA telah mengungkap detail mengejutkan lainnya dalam skandal pemain naturalisasi Malaysia, dengan menyebutkan nama dua agen yang diduga terkait dengan dokumen palsu yang digunakan oleh tujuh pesepak bola.

Dalam laporan setebal 64 halaman, komite banding FIFA mengidentifikasi Nicolas Puppo dan Frederico Moraes sebagai sosok yang terlibat dalam penyusunan dokumen kelayakan yang kemudian dipastikan palsu.

Sekalipun menekankan bahwa penyebutan nama mereka bukanlah tuduhan pelanggaran, komite mengeluarkan rekomendasi tegas kepada sekretariatnya untuk memperluas penyelidikan.

Komite juga menyoroti Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman Rahman, dengan mengatakan bahwa peran ketiganya "memerlukan penyelidikan lebih lanjut".

FIFA menduga ketiga orang ini merupakan bagian dari rangkaian peristiwa yang mengarah pada pembuatan dokumen kelayakan palsu.

FIFA mengatakan bahwa perluasan penyelidikan sangat penting untuk memastikan semua pihak yang terlibat teridentifikasi dan dimintai pertanggungjawaban berdasarkan peraturan olahraga.

Ditambahkan bahwa sanksi berat harus tetap berlaku karena "integritas kompetisi internasional telah dikompromikan" melalui penggunaan dokumen palsu dalam pendaftaran pemain.

Investigasi FIFA menemukan bahwa kakek-nenek para pemain yang diklaim lahir di Malaysia sebenarnya lahir di Spanyol, Argentina, Brasil, dan Belanda.

FAM telah menskors Noor Azman dan membentuk panel independen untuk melakukan peninjauan internal.

Menyusul penolakan komite banding atas gugatan mereka, FAM kini bersiap untuk membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dalam upaya terakhir untuk membatalkan skorsing global dan sanksi finansial.

Kecewa dengan Sikap Malaysia

Dalam putusan tertulis yang dirilis Selasa, 18 November 2025, Komite Banding FIFA menyebut kegagalan FAM mengidentifikasi pihak yang terlibat sebagai hal yang “sangat mengkhawatirkan”.

FIFA kemudian mempertanyakan keseriusan federasi sepak bola Malaysia itu dalam menangani masalah ini.

“FAM tidak mengambil tindakan disiplin yang nyata—tidak ada skorsing, tidak ada pemecatan, tidak ada rujukan ke otoritas domestik,” tulis komite. Mereka menilai sikap FAM yang terus melindungi staf bersalah dengan alasan administratif hanyalah manuver untuk menghindari tanggung jawab kelembagaan.

FIFA juga mengecam langkah FAM yang hanya menskors Noor Azman sebagai “sekadar pencitraan”, karena ia tetap muncul di acara publik, termasuk bersama Presiden FIFA Gianni Infantino di Kuala Lumpur.

Tak cukup di situ, FIFA memerintahkan penyelidikan terpisah atas penampilan beberapa pemain yang sudah terkena sanksi dalam laga persahabatan melawan Cape Verde, Singapura, dan Palestina.

Otoritas kriminal di Brasil, Argentina, Belanda, Spanyol, serta Malaysia juga diminta turun tangan, mengingat beratnya tindak pemalsuan dokumen resmi.

Tujuh pemain yang terlibat adalah Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca (Argentina), Gabriel Arrocha dan Jon Irazabal (Spanyol), Hector Hevel (Belanda), serta Joao Figueiredo (Brasil).

Mereka memperoleh paspor Malaysia pada Maret–Juni 2025, dan sempat tampil dalam kemenangan 4-0 atas Vietnam di Kualifikasi Piala Asia.

Komite Banding FIFA menilai tindakan para pemain sebagai “kelalaian yang tak termaafkan”. Mereka menyerahkan dokumen kakek-nenek melalui WhatsApp atau agen, meski jelas tidak ada keterkaitan dengan Malaysia.

Para pemain berdalih manipulasi terjadi setelah dokumen diserahkan, namun FIFA menolak narasi bahwa mereka hanyalah korban pasif.

“Seorang pemain profesional yang 'waras' seharusnya mempertanyakan bagaimana mungkin bisa mewakili negara yang tidak memiliki ikatan nyata,” tulis komite.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
11
8
2
1
20
5
15
26
2
Chelsea
12
7
2
3
23
11
12
23
3
Man. City
12
7
1
4
24
10
14
22
4
Crystal Palace
12
5
5
2
16
9
7
20
5
Brighton
12
5
4
3
19
16
3
19
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved