Tindak Pidana Perdagangan Orang
Kiper Muda Bandung Rizki Nur Jadi Korban TPPO, PSMS Medan Bantah Buka Seleksi Pemain
Pemain muda berposisi kiper itu diduga dijebak dengan iming-iming seleksi pemain PSMS sebelum akhirnya dibawa ke Kamboja.
Kiper Muda Bandung Rizki Nur Korban TPPO, PSMS Medan Bantah Buka Seleksi Pemain
Ringkasan Berita:
- PSMS merasa perlu meluruskan informasi ini karena nama klub ikut diseret dalam upaya penipuan yang mengarah pada dugaan TPPO.
- Berdasarkan keterangan keluarga, Rizki awalnya menerima tawaran melalui media sosial dari seorang kenalan di Facebook yang mengaku perwakilan manajemen klub asal Medan.
- Rizki Nurfadhilah diketahui pernah mengikuti salah satu Sekolah Sepak Bola (SBB) lokal di Kabupaten Bandung dan sempat berlatih di Diklat Persib.
Alfarizy Ajie Fadhilah/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PSMS Medan angkat suara terkait kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menimpa remaja asal Bandung, Rizki Nur Fadhilah (18).
Pemain muda berposisi kiper itu diduga dijebak dengan iming-iming seleksi pemain PSMS sebelum akhirnya dibawa ke Kamboja.
Baca juga: Nenek Sebut Kiper Muda Korban TPPO Ikuti Seleksi Pemain di Sumut, Ini Jawaban PSMS Medan
Presiden Klub PSMS Medan, Fendi Jonathan, menegaskan pihaknya sama sekali tidak pernah membuka seleksi pemain sebagaimana narasi yang beredar di media sosial dan kemudian dikaitkan dengan hilangnya Rizki.
"Saya pastikan PSMS tidak pernah membuka seleksi pemain. Kabar yang beredar di media sosial bahwa kita membuka seleksi adalah HOAX," ujar Fendi dalam pernyataannya, dikutip Rabu (19/11/2025).
Fendi menyebut, manajemen PSMS merasa perlu meluruskan informasi ini karena nama klub ikut diseret dalam upaya penipuan yang mengarah pada dugaan TPPO.
Di sisi lain, Fendi menyampaikan rasa prihatin mendalam atas peristiwa yang menimpa Rizki.
"Kami pun berharap oknum yang mengatasnamakan PSMS Medan tersebut dapat segera tertangkap dan mengungkapkan fakta yang sebenar-benarnya sehingga Rizki dapat segera ditemukan dan dipulangkan dalam keadaan sehat," tegasnya.
"Kami turut prihatin atas musibah yang menimpa Rizki Nur Fadhilah. Semoga dapat berkumpul kembali dengan keluarganya seperti sedia kala," lanjutnya.
Kronologi: Dijanjikan Kontrak, Berakhir Dibawa ke Kamboja
Berdasarkan keterangan keluarga, Rizki awalnya menerima tawaran melalui media sosial dari seorang kenalan di Facebook yang mengaku perwakilan manajemen klub asal Medan.
Pelaku menawarkan kontrak bermain bola selama satu tahun.
Pada 26 Oktober, Rizki dijemput menggunakan travel, dibawa ke Jakarta, lalu diterbangkan ke Medan.
Namun, setibanya di sana, bukannya dibawa ke seleksi, Rizki justru dipindahkan ke Malaysia hingga akhirnya dibawa secara paksa ke Kamboja.
Kasus ini kini ditangani pihak berwenang.
Hingga kini keluarga masih menanti kabar keberadaan Rizki, sementara PSMS menegaskan tidak pernah terlibat dalam proses apa pun yang menjebak korban.
Jebolan Diklat Persib
nenek dari Rizki Nurfadhilah, Imas Siti Rohanah (52) menyebut, cucunya kesayangannya tersebut sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang atau kiper.
Rizki Nurfadhilah juga diketahui mengikuti salah satu Sekolah Sepak Bola (SBB) lokal di Kabupaten Bandung dan sempat berlatih di Diklat Persib.
"Dia dulunya ikut SSB Hasebah. Pernah juga di Persib Junior atau Diklat Persib. Makanya mungkin dia mudah diiming-imingi ikut seleksi."
"Tapi SSB-nya, katanya tidak tahu kalau dia pergi ke Medan. Baru tahu setelah viral," terang Imas.
Keseharian Rizki Nurfadhilah: Aktif Bersosialisasi dan Jualan Cokelat
Dalam kesehariannya, Fadhil dikenal sebagai sosok periang dan sangat aktif bersosialisasi.
Selain aktif bermain sepak bola, dirinya juga sering membantu keluarganya berjualan cokelat.
"Dia tidak manja, tapi mungkin karena ibunya di Hong Kong dan ayahnya bekerja, dia banyak menghabiskan waktu bersama pamannya."
"Pamannya punya usaha cokelat, jadi dia sering bantu-bantu di sana. Selain itu, dia latihan bola. Sehari-harinya seperti anak-anak lain," ucapnya.
Keluarga Khawatir dengan Kondisi Rizki Nurfadhilah yang Sering Disiksa
Imas mengungkapkan bahwa keluarga sangat khawatir dengan kondisi Rizki Nurfadhilah.
Ia menyebut, cucunya sering mendapatkan perlakuan buruk di Kamboja.
Bahkan jika tidak menyelesaikan pekerjaannya sebagai penipu atau scammer di platform percintaan dengan baik, Fadhil mendapatkan hukuman hingga kekerasan fisik.
"Dia sering disiksa. Disiksanya seperti disuruh push-up ratusan kali, disuruh membawa galon ke lantai sepuluh. Padahal anak sekecil itu jelas tidak terbiasa kerja seperti itu," ujarnya.
Keluarga Minta Rizki Nurfadhilah Dipulangkan dalam Kondisi Selamat
Oleh karena itu, ia berharap kepada pemerintah daerah ataupun pihak-pihak terkait bisa memberikan respons yang cepat untuk memulangkan cucunya dari Kamboja.
"Kami berharap cucu kami bisa cepat dipulangkan dalam keadaan sehat. Kami minta semua pihak terkait, terutama pemerintah, membantu memulangkannya secepat mungkin," ucapnya.
Kronologi Keberangkatan ke Kamboja
Awalnya, Fadhil diyakinkan untuk menerima tawaran kontrak sebagai pemain sepak bola di sebuah SSB di Medan.
Kontrak tersebut dijanjikan berlaku selama satu tahun.
Berdasarkan informasi yang disampaikan pelapor, Fadhil lantas berangkat dari Dayeuhkolot menuju Jakarta pada tanggal 26 Oktober 2025.
Ia meyakini perjalanan itu adalah langkah awal yang akan membawanya ke Medan untuk memulai karier sepak bolanya.
Akan tetapi, setibanya di Jakarta, Fadhil tidak langsung dibawa ke Medan. Perjalanannya justru berubah arah.
Tiga hari kemudian, pada tanggal 29 Oktober 2025, Rizki memberi kabar mengejutkan kepada keluarganya bahwa ia sudah berada di Kamboja.
(Tribunnews.com/Alfarizie/Deni)(TribunJabar.id/Adi Ramadhan Pratama/thf)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nasib Miris Kiper Muda Bandung yang Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja dan di TribunJabar.id dengan judul NASIB Tragis Kiper Muda Asal Dayeuhkolot Bandung Jadi Korban TPPO di Kamboja, Dipukul Ratusan Kali,
Tindak Pidana Perdagangan Orang
| Kiper Muda Asal Bandung Jadi Korban TPPO Kamboja: Pah, AA Dijebak! Disiksa Angkat Galon ke Lantai 10 |
|---|
| KBRI Yangon Pilih Jalur Aman Pulangkan 53 WNI dari Myanmar Ketimbang Jalur Cepat Tapi Berisiko |
|---|
| 26 WNI Diduga Korban TPPO Dipulangkan dari Myanmar, Satu Orang Terindikasi Pelaku Perekrutan |
|---|
| Puluhan WNI Kabur dari Myawaddy Myanmar, Paspor Dimusnahkan Perusahaan Online Scam Demi Tutup Jejak |
|---|
| Wamen P2MI Curiga Maraknya Penerbangan ke Kamboja Jadi Indikasi Kuat Terjadinya TPPO Terhadap WNI |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.