Kisah Hidup Sir William Henry Perkin, Penemu Perwarna Sintetis yang Buat Dunia Gilai Warna Ungu
Untuk menghormati jasa-jasanya, Google mengangkat Sir William Henry Perkin sebagai temanya di Google Doodle hari ini.
Penulis:
Bobby Wiratama
Nah, dalam rutinitas membersihkan gelas-gelas kimia kotor tersebut, Sir William Henry Perkin menemukan sebuah hal yang menarik di matanya.
Kala itu, ia menemukan zat berwarna ungu dengan sifat pewarnaan yang sangat bagus dan begitu jelas, suatu hal yang tak pernah ia lihat sepanjang hidupnya.
Sir William Henry Perkin menyadari hal tersebut setelah zat 'aneh' itu meninggalkan noda ungu yang jelas saat diencerkan dengan alkohol.
Karena penemuan yang tak disengajanya ini, William kemudian memusatkan perhatiannya pada zat tersebut.
Upaya-upaya mulai dari pembuatan ulang zat tersebut pun ia lakukan.
Setelah mendapatkan formula yang tepat untuk mereplikasikannya, William pun mematenkan temuannya sekaligus mengkomersialisasikan hasil risetnya.
Zat pewarna ungu ini kemudian ia namakan "mauveine" atau dikenal juga dengan anilin ungu (aniline purple), atau Tyrian Purple.
Mauvenine ini lah yang menjadi basis sekaligus pionir dalam perkembangan industri pewarna buatan.
3 Tahun setelah ia berhasil menguasai formulanya, pada tahun 1856 akhirnya Sir William Henry Perkin mendapatkan hak paten untuk memproduksi pewarna sintetis ini.
Di tahun berikutnya, dengan bantuan ayah dan saudaranya, Sir William Henry Perkin mendirikan pabrik di dekat Harrow.
Kejayaan Sir William Henry Perkin ditandai dengan puncak dari perkembangan pesat industri tekstil yang terjadi kala itu.
Pakaian berwarna ungu pun menjadi tren dan begitu mewabah di kalangan masyarakat Inggris berkat jasa William.
Selain itu, pakaian berwarna ungu kala itu bisa dikatakan sebagai dresscode bagi kalangan elite tertentu karena Mauvenine yang ditemukan William sendiri dianggap sangat mahal untuk sebagian besar orang.
Karena tren yang dibuatnya menjadi masalah kesenjangan, Sir William Henry Perkin kemudian memutar otak untuk membuat Mauvenine dengan harga yang lebih murah, sehingga warna ungu ini menjadi lebih mudah diakses dan didapat.
Hal ini menyebabkan 'kegilaan' pada tren fashion bernuansa ungu yang kian menjadi-jadi.