Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Serangan Virus Corona di China Meluas, Penggunaan Teknologi AI Melonjak

Wabah virus corona yang makin meluas membuat China makin menggencarkan penggunaan teknologi yang didukung AI

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
GAVIN TRACY
Wabah virus corona yang makin meluas membuat China makin menggencarkan penggunaan teknologi yang didukung Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. 

Sementara itu robot lainnya juga turut berkontribusi karena mampu menggantikan tugas manusia dalam membersihkan bangsal isolasi.

Robot ini dinamakan robot otonom dan difungsikan agar bisa mengurangi tingkat infeksi corona.

Menurut laporan media China, robot pembersih yang dikembangkan oleh Shanghai Lingzi Technology ini dapat bekerja tanpa henti selama lebih dari tiga jam.

Robot ini juga bisa menyemprotkan desinfektan pada rute yang sering dilalui manusia di rumah sakit.

Di daerah yang lebih terpencil di negara itu, pemerintah setempat menggunakan drone yang dilengkapi dengan pengeras suara untuk memantau warga yang terlihat berada di wilayah terbuka namun tidak menggunakan masker.

Dalam sebuah video yang diposting di media sosial Twitter, menunjukkan bahwa seorang perempuan tua sedang dimarahi karena tidak mengenakan masker, ia 'diteriaki drone' saat berada di provinsi utara Mongolia Dalam.

"Anda sebaiknya pulang ke rumah dan ingat untuk selalu mencuci tangan," kata suara yang keluar dari speaker yang diletakkan di drone itu.

Sementara perusahaan teknologi China termasuk Baidu dan Intellifusion mengatakan bahwa teknologi AI mereka digunakan di pos pemeriksaan suhu di stasiun kereta api dan bandara di Beijing dan Shenzen.

Langkah ini dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus corona.

Founder sekaligus Chief Executive Baidu Robin Li menyampaikan keterangan resminya bahwa Big Data dan AI mampu meningkatkan efisiensi di segala sektor termasuk kesehatan dan pelayanan publik.

"Big Data dan AI tidak hanya berperan dalam meningkatkan efisiensi manajemen kota dan menjadi terobosan perawatan kesehatan selama peristiwa darurat seperti ini, namun juga dapat memberdayakan semua industri dan menjadi kekuatan pendorong," kata Li.

Sistem AI yang dikembangkan oleh Baidu ini digunakan untuk mengarahkan sensor inframerah pada dahi penumpang dan mendeteksi suhu tubuh mereka.

Sedangkan perusahaan internet China Qihoo 360 menggandeng NoSugar Tech dalam memperkenalkan platform yang memungkinkan pengguna memeriksa apakah mereka baru saja bepergian dengan seseoramg yang terinfeksi virus corona.

Dalam prosesnya, NoSugar Tech melakukan kompilasi dan verifikasi data publik secara manual dari sumber-sumber seperti stasiun televisi pemerintah China dan media pemerintah seperti People's Daily untuk diinput ke dalam platform.

Qihoo 360 menggunakan AI dan Big Data untuk memastikan informasi tersebut selalu diperbaharui dan akurat.

Para pengguna akan memasukkan tanggal perjalanan, nomor penerbangan maupun kereta untuk melihat apakah mereka berada di tempat yang aman.

Menurut laporan media setempat, lebih dari 21 juta orang memggunakan layanan ini dalam waktu dua hari sejak diluncurkan.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan