Senin, 6 Oktober 2025

Riset: 75 Persen Konsumen di Asia-Pasifik Cenderung Abaikan Keamanan Data Pribadi  

Sebanyak 27% responden Asia Pasifik mengindikasikan mereka tidak menyadari terjadinya pembobolan meski yang jadi sasarannya adalah instansi pemerintah

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
dok Kontan
Ilustrasi 

Pakar industry, Ankit Saurabh, Assistant Lecturer di School of Engineering and Technology, PSB Academy menyatakan, Covid-19 yang mengubah banyak aspek rutinitas, sebagian besar dari kita telah beradaptasi menuju kenormalan baru yang melibatkan working-from-home hingga aplikasi online untuk perbankan, hiburan, belanja, dan layanan antar makanan yang telah menjadi cara utama kita mengakses barang dan jasa.

Dalam situasi yang krusial seperti ini, perusahaan-perusahaan harus bekerja dengan lebih keras dalam membenahi kekuatan keamanan mereka untuk melindungi data pelanggan dan internal perusahaan.

Agar terus bisa kompetitif dalam kondisi seperti ini, berbagai perusahaan harus terus menyediakan pengalaman digital yang unik, berperforma tinggi, dan aman secara konsisten sembari memenuhi persyaratan dan kewajiban keamanan yang rumit.

"Mereka juga harus memastikan pengalaman pengguna yang nyaman, mulus, dan mudah digunakan. Guna mencapai tujuan ini, perusahaan-peruashaan harus berkaca pada sumber daya yang belum mereka sentuh, yakni para pelanggan," kata Ankit Saurabh.

Laporan Curve of Convenience 2020 menunjukkan, 27% responden bahkan tidak menyadari terjadinya pembobolan pada situs pemerintah atau aplikasi yang banyak digunakan sehingga, sangat penting untuk memperlakukan pelanggan seperti sekutu dalam mencapai tujuan bersama untuk pengalaman digital yang menyenangkan dan aman.

Pengguna, jika dibekali dengan informasi yang tepat, bisa meningkatkan kewaspadaan mereka untuk berbagi data atau bahkan menuntut transparansi mengenai bagaimana data mereka akan digunakan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved