YouTube Rilis Fitur untuk Pantau Rasio Tontonan yang Mengandung Unsur Kekerasan
Aplikasi berbasis video YouTube membuat fitur baru yang mampu memantau transparansi sistem keefektivitasannya.
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aplikasi berbasis video YouTube membuat fitur baru yang mampu memantau transparansi sistem keefektivitasannya.
Baru-baru ini YouTube merilis fitur Violative View Rate atau VVR yang bertujuan memantau rasio tontonan kekerasan. Melalui VVR mendukung pemantauauan YouTube agar bisa mengetahui persentase penayangan di platform itu yang berasal dari konten yang melanggar kebijakan.
Director Trust & Safety di YouTube Jennifer Flannery O'Conno menjelaskan, YouTube sudah melakukan pelacakan pada akun yang kerap melanggar pedoman perusahaan sejak 2017.
Baca juga: YouTube Dikeluhkan Down, Begitu Juga dengan Layanan Google Lainnya
Menurutnya, fitur ini sangat diperlukan untuk memaparkan data metrik utama yang digunakan untuk mengukur upaya pemenuhan tanggung jawab YouTube.
“Seiring dengan upaya kami memperluas investasi pada sumber daya manusia dan teknologi, kami telah melihat turunnya angka VVR,” ujar dia dalam sebuah konferensi Rabu (7/4/2021).
VVR yang sudah dikembangkan YouTube memiliki kemampuan yang lebih baik. Tercatat, hanya sekitar 0,16-0,18 persen VVR dari 10.000 penayangan di YouTube, artinya hanya terdapat 16-18 video yang tayang berasal dari konten yang melanggar.
Baca juga: Rekor, Video Nikah Atta & Aurel di YouTube Sekretariat Presiden Tembus 1,5 Juta Viewers dalam Sehari
Catatan VVR ini turun lebih dari 70 persen jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun 2017. Capaian ini diraih akibat pengaruh sebagian besar investasi YouTube dalam machine learning.
Atas capaian ini, YouTube akan terus memperbarui kinerja VVR setiap tiga bulan.
“Selanjutnya, kami akan memperbarui VVR setiap tiga bulan di Laporan Penegakan Pedoman Komunitas,” jelas O’Conno.
Secara umum, VVR akan memberikan informasi tentang cara perusahaan milik Google itu melindungi komunitasnya dari tayangan yang melanggar terutama konten kekerasan. Selain membantu memantau tayangan yang melanggar, VVR juga berfungsi memberi batasan waktu penyelesaian untuk menghapus video yang melanggar pedoman komunitas YouTube.
O’Conno dan timnya yakin VVR adalah cara terbaik bagi YouTube untuk memahami pengaruh konten berbahaya pada penonton. Selain melindungi penggunanya, VVR juga terus memperbarui area-area mana saja yang memerlukan peningkatan keamanan lebih tinggi.
"VVR dikembangkan untuk melindungi komunitas YouTube dari tayangan-tayangan yang memuat konten kekerasan. Selain itu, tak kalah penting juga untuk mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan,” kata O'Conno.
Cara kerja VVR di YouTube diantaranya mengambil sampel video di aplikasi dan mengirimkannya kepada peninjau konten yang memberi tahu video mana yang melanggar kebijakan dan tidak.
Dari sampel itu, O’Conno mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif tentang konten melanggar yang mungkin tidak terdeteksi oleh sistem.