Sabtu, 16 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Facebook Hapus Akun Palsu yang Sebarkan Disinformasi Invasi Rusia di Ukraina

Facebook telah menghapus jaringan akun palsu yang mencoba menyebarkan disinformasi mengenai serangan Rusia ke Ukraina.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
AFP/DANIEL LEAL
Seorang pria membersihkan puing-puing di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga menghantam, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia mencapai pinggiran Kyiv pada hari Jumat seperti yang dikatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pasukan penyerang menargetkan warga sipil dan ledakan terdengar di ibu kota yang terkepung. Ledakan sebelum fajar di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara pada Kamis yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan membuat sedikitnya 100.000 orang mengungsi. (Photo by Daniel LEAL / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM – Platform media sosial, Facebook telah menghapus jaringan akun palsu yang mencoba menyebarkan disinformasi mengenai serangan Rusia ke Ukraina.

Sebanyak 40 akun, halaman dan grup dari Facebook, serta Instagram yang terdeteksi selama 48 jam terakhir telah dihapus akibat menyebarkan informasi palsu mengenai invasi Rusia atas Ukraina.

Facebook juga berupaya untuk menghentikan peretasan yang menargetkan pejabat militer dan pemerintah Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Tujuan Orang Kyiv Melarikan Diri hingga Protes Anti-Perang di Seluruh Dunia

Kepala Kebijakan Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher menuturkan akun palsu ini menargetkan orang-orang Ukraina dan berpura-pura menjadi situs web berita yang menyebar informasi palsu.

“Akun-akun ini bertujuan merusak pemerintah Ukraina dan meningkatkan aktivitas aktor Rusia. Mereka akan mempublikasikan klaim tentang Barat yang mengkhianati Ukraina dan tentang Ukraina sebagai negara gagal. Mereka juga mengaku berbasis di Kyiv, dan menyamar sebagai editor berita, sebagai mantan insinyur penerbangan, sebagai penulis publikasi ilmiah.” ungkap Gleicher seperti yang dikutip dari laman engadget.com, Senin (28/2/2022).

Baca juga: Bendera Ukraina Warna Biru Kuning Menyala di Gedung Kantor Pemda Tokyo Jepang

Facebook menambahkan dalam sebuah pernyataan, penyelidikan terhadap akun-akun ini sedang berlangsung. Dalam penyelidikan ini menghubungkan orang-orang di balik akun palsu ini, dengan peristiwa penghapusan akun palsu yang sebelumnya terjadi pada tahun 2020.

Peneliti keamanan Facebook pada saat itu mengatakan aktivitas akun palsu telah dilacak dan menunjukan posisi individu yang berada di Rusia, wilayah Donbass di Ukraina dan dua organisasi media di Krimea yaitu NewsFront dan SouthFront.

Peneliti Facebook memperingatkan segelintir jurnalis Ukraina, pejabat militer dan tokoh masyarakat menjadi sasaran upaya peretasan dalam beberapa hari terakhir ini.

Aktivitas ini dikaitkan Facebook dengan entitas yang dikenal oleh peneliti keamanan sebagai "Ghostwriter," yang juga bertujuan untuk menyebarkan informasi palsu.

Facebook mengatakan Ghostwriter biasanya menggunakan serangan phishing untuk mengambil alih akun email dan akun media sosial untuk memposting disinformasi sambil menyamar sebagai figur publik. Facebook tidak menyebut siapa yang berada di balik Ghostwriter, namun peneliti lain telah mengaitkan serangan tersebut ke Belarusia.

Orang-orang berjalan melewati mayat seorang kerabat di luar gedung yang hancur setelah pemboman di kota Chuguiv, Ukraina timur pada 24 Februari 2022, ketika angkatan bersenjata Rusia mencoba menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, kata dinas penjaga perbatasan. - Pasukan darat Rusia hari ini menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah, kata dinas penjaga perbatasan Ukraina, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan peluncuran serangan besar-besaran. Tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Krimea yang dicaplok Kremlin di selatan, kata badan tersebut. (Photo by Aris Messinis / AFP)
Orang-orang berjalan melewati mayat seorang kerabat di luar gedung yang hancur setelah pemboman di kota Chuguiv, Ukraina timur pada 24 Februari 2022, ketika angkatan bersenjata Rusia mencoba menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, kata dinas penjaga perbatasan. - Pasukan darat Rusia hari ini menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah, kata dinas penjaga perbatasan Ukraina, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan peluncuran serangan besar-besaran. Tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Krimea yang dicaplok Kremlin di selatan, kata badan tersebut. (Photo by Aris Messinis / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Pada briefing yang dilakukan hari Minggu (27/2/2022) malam, Direktur Meta’s Threat Disruption, David Agranovich mengatakan akun-akun yang dihapus belum mendapatkan banyak pengikut. Agranovich menambahkan, akun-akun palsu itu menargetkan pengguna Facebook dengan menyebarkan video di YouTube yang menunjukan pasukan Ukraina menyerah ke Rusia.

“Kami mendeteksi upaya untuk menargetkan orang di Facebook, dan memposting video YouTube yang menggambarkan pasukan Ukraina lemah dan menyerah kepada Rusia, termasuk video yang mengklaim menunjukkan tentara Ukraina menyerah.” kata David Agranovich.

Penghapusan akun palsu ini dilakukan Facebook untuk menahan kemampuan Rusia menggunakan platform-nya untuk menyebarkan berita palsu. Facebook menambahkan, pekan lalu mereka telah membentuk pusat operasi keamanan untuk memantau situasi di Ukraina dan membantu menanggapi dengan cepat atas ancaman dan informasi yang salah.

Platform ini juga mendorong orang-orang di Ukraina untuk mengunci akun mereka. Facebook juga akan mengaktifkan fitur "kunci profil" di Rusia.

Sedangkan Rusia mengatakan pihaknya membatasi penggunaan dan akses masuk ke Facebook di negara itu, setelah Facebook menghapus empat akun media yang dikelola pemerintah.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan