Kamis, 4 September 2025

Bos OpenAI Bertemu PM Kishida, Jepang Ungkap Incar Adopsi AI

Dalam kunjungannya itu, CEO pengembang ChatGPT mengindikasikan perusahaannya sedang berupaya berekspansi ke Jepang.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
David Paul Morris via Bloomberg.
CEO perusahaan pengembang ChatGPT OpenAI, Sam Altman, bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada Senin (10/4/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang dilaporkan akan mempertimbangkan adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti chatbot ChatGPT jika masalah privasi dan keamanan dunia maya terselesaikan.

Pernyataan, yang diungkapkan Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno pada Senin (10/4/2023), datang tak lama sebelum kepala eksekutif OpenAI, Sam Altman, bertemu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida selama kunjungan ke negara tersebut.

Dalam kunjungannya itu, CEO pengembang ChatGPT mengindikasikan perusahaannya sedang berupaya berekspansi ke Jepang.

Baca juga: Berikut Daftar Negara yang Larang ChatGPT, China Hingga Suriah

"Kami berharap ... membangun sesuatu yang hebat untuk orang Jepang, membuat model lebih baik untuk bahasa Jepang dan budaya Jepang," kata Altman kepada wartawan setelah pertemuannya dengan Kishida, yang dikutip dari Reuters.

Ketika ditanya mengenai larangan sementara yang diterapkan Italia pada ChatGPT, Matsuno mengatakan dalam konferensi pers bahwa Jepang mengetahui tindakan negara lain atas chatbot AI tersebut.

Jepang akan terus mengevaluasi kemungkinan untuk memperkenalkan AI untuk mengurangi beban kerja pegawai pemerintah setelah menilai bagaimana menanggapi masalah seperti pelanggaran data pengguna, kata Matsuno.

Menyusul pembatasan ChatGPT di Italia, yang menginspirasi negara-negara Eropa lainnya untuk melakukan langkah-langkah serupa, OpenAI pada minggu lalu mempresentasikan langkah-langkah untuk memperbaiki masalah pelanggaran privasi kepada regulator Italia.

Dalam sebuah postingan blog yang berjudul "Pendekatan kami terhadap keamanan AI", perusahaan yang berbasis di San Francisco ini mengatakan pihaknya sedang berupaya untuk mengembangkan "kebijakan yang bernuansa terhadap perilaku yang mewakili risiko nyata bagi orang-orang".

Sementara Altman mengungkapkan ia berbicara kepada Kishida mengenai "sisi positif dari teknologi ini dan bagaimana cara mengurangi sisi negatifnya" pada pertemuan hari ini di Tokyo.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan