Survei KIC: Indonesia Dianggap Masih Tertinggal dalam Pengembangan AI
Indonesia dianggap masih tertinggal dalam pengembangan AI, terutama dalam aspek teknologi dan regulasi.
Editor:
Dodi Esvandi
Peran Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) pada pengembangan AI nasional, misalnya, menjadi salah satu topik dalam laporan ini.
IOH dianggap telah secara konkret menunjukkan bagaimana AI dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Inisiatif tersebut sejalan dengan visi Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) yang menekankan pentingnya kedaulatan AI.
Masih mengutip laporan KIC, AI secara umum mengalami perkembangan pesat pada dekade ini.
Bahkan, 2023 perlu dicatat sebagai tahun yang bersejarah lantaran perkembangan AI generatif yang mulai masif.
Aplikasi seperti ChatGPT, misalnya, mampu memberikan akses AI yang luas kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat pun mulai mengintegrasikan AI ke dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini, AI diharapkan mampu menjadi pendorong utama transformasi digital, serta meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi.
Penyusunan laporan ini berdasar atas survei terhadap 1.255 masyarakat Indonesia, serta wawancara mendalam kepada para ahli dan pemangku kepentingan terkait AI di Industri.
Lalu, untuk mendukung data primer tersebut, studi turut menghimpun data sekunder dari desktop research.
Confluent Investasi 200 Juta Dolar AS di Seluruh Ekosistem Mitra Global |
![]() |
---|
Bangun Kultur Baru Birokrasi, Aparatur Sipil Negara Didorong Manfaatkan Kecerdasan Buatan |
![]() |
---|
Telkom Akses Luncurkan Kelas Industri Digital untuk Siswa dan Guru melalui Fiber Academy |
![]() |
---|
Inovasi Pembelajaran Digital Melesat Lewat AI, Data, dan Gamifikasi |
![]() |
---|
Biaya Negara Ganjal Pertumbuhan Seluler |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.