Jumat, 3 Oktober 2025

Empat Tren Ancaman DDoS di Kuartal II 2025, Indonesia di Posisi Pertama Sumber Serangan

China kembali menjadi target utama DDoS: China naik dua peringkat menjadi negara yang paling banyak diserang di Q2

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Informatics.inc
SERANGAN DDOS - Terjadi peningkatan serangan lebih dari 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu di kuartal II 2025. Serta serangan terbesar yang pernah tercatat mencapai 7,3 Tbps dan 4,8 miliar paket per detik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan konektivitas cloud, Cloudflare, baru saja merilis laporan ancaman DDoS untuk kuartal II 2025, yang mengulas terbaru mengenai tren serangan global. 

Laporan ini mendapati temuan penting seperti peningkatan serangan lebih dari 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta serangan terbesar yang pernah tercatat, yakni sebesar 7,3 Tbps dan 4,8 miliar paket per detik.

Berikut empat tren DDoS Q2 2025 berdasar laporan terbaru Cloudflare:

Volume serangan menurun di Q2, namun intensitas tahunan meningkat: Cloudflare memblokir 7,3 juta serangan DDoS di Q2, turun dari 20,5 juta di Q1, namun masih 44 persen lebih tinggi dibandingkan Q2 2024.

Serangan DDoS berbasis HTTP meningkat pesat: Meskipun serangan di lapisan jaringan turun 81 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, serangan HTTP naik 9 persen dari Q1, dan melonjak 129 persen dibandingkan Q2 2024, dengan total 4,1 juta serangan.

Baca juga: Cegah Aksi Peretasan, Cloudflare Perluas Dukungan Kriptografi di Semua Protokol IP

China kembali menjadi target utama DDoS: China naik dua peringkat menjadi negara yang paling banyak diserang di Q2.

Vietnam melonjak ke posisi 10 besar lokasi yang paling diserang, naik lima belas peringkat. India naik satu posisi ke peringkat 4, Korea Selatan di posisi 5, dan Hong Kong di posisi 7.

Indonesia menjadi sumber serangan terbesar: Indonesia naik ke posisi pertama sebagai sumber utama serangan DDoS, diikuti oleh Singapura dan Hong Kong. Vietnam berada di posisi ke-8, dan Thailand di posisi ke-10.

Menurut laporan ini, peringkat "sumber" mencerminkan lokasi node botnet, proksi, atau titik akhir VPN — bukan lokasi sebenarnya dari pelaku ancaman.

Untuk serangan DDoS L3/4, di mana pemalsuan IP merajalela, Cloudflare melakukan geolokasi setiap paket ke pusat datanya yang pertama kali menyerap dan memblokirnya, memanfaatkan kehadiran Cloudflare di lebih dari 330 kota untuk akurasi yang benar-benar terperinci.

Temuan lainnya, infrastruktur internet yang menjadi sasaran utama adalah Industri Telekomunikasi, Penyedia Layanan, dan Operator menduduki posisi teratas sebagai sektor yang paling banyak diserang di kuartal 2. 

Sektor Internet dan TI menyusul, sementara sektor Pertanian secara mengejutkan melonjak 38 peringkat ke posisi delapan.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved