Sabtu, 23 Agustus 2025
Tour de Java

Tour De Java 2016

VIDEO: Cicipi Kelezatan Garang Asem Pekalongan, Cuma Rp 25 Ribu Selama Ramadan

Jalan-jalan ke suatu daerah tidak afdol jika belum mencicipi makanan khas sekitar. Kali ini kami coba Garang Asem khas daerah Pekalongan, Jawa Tengah

Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Tour De Java, Achmad Rafiq

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Jalan-jalan ke suatu daerah tidak afdol jika belum mencicipi makanan khas sekitar.

Kali ini kami coba Garang Asem khas daerah Pekalongan, Jawa Tengah.

Rumah makan yang bernama 'Garang Asem H. Masduki' ini memiliki dua lokasi yakni di Kompleks Travel Alun- Alun Pekalongan dan jalan Sudirman 169, Pekalongan, Jawa Tengah.

Selama Ramadan rumah makan tersebut memberikan harga paket hemat yakni Rp 25 ribu dan gratis takjil untuk berbuka puasa.

"Kita lagi ada promo Ramadan, jadi makan Nasi Megono, Garang Asem Telor dan teh anget cuma bayar Rp 25 ribu," ujar petugas rumah makan Garang Asem H. Masduki, Fahmy ketika ditemui tim TDJ Mudik 2016, belum lama ini.

Fahmy menambahkan, promo tersebut berlaku hanya selama Ramadan.

Namun, untuk harga normal satu porsi Garang Asem Telor dibandrol Rp 23 ribu dan Garang Asam biasa dibandrol Rp 18 ribu.

Garang Asem yang disajikan di rumah makan ini hampir sama dengan rawon.

Namun, tetap memiliki ciri khas berbeda yakni dengan menggunakan bumbu kluwak dan di dalamnya terdapat irisan daging sapi.

"Garang Asem yang kita jual ini dibuatnya dari bumbu kluwak. Jadi kluwak itu yang bikin Garang Asem jadi agak kecoklatan. Terus Garang Asem kita nggak pakai daging ayam seperti yang lain, tapi ini pakai daging sapi dipotong-potong," tutur dia.

Sementara itu, untuk kuah garang asemnya memiliki rasa seger, gurih bercampur dengan rasa asem dari belimbing wuluh, manis dan agak pedas dari cabe rawit utuh yang dicampur di kuahnya.

Selain menjual menu khas Garang Asem, di rumah makan ini juga menjual menu favorit lainnya seperti ayam Opo yang dijual seharga Rp 17 ribu dan Nasi Megono serta Ayam Po'o.

"Kalau ayam Opo ini pakai kuah. Hampir sama dengan garang asem yang di Kudus. Cuma kita nggak dibungkus daun pisang. Terus juga ayam yang kita pakai, ayam pejantan dan lebih besar," imbuhnya.

Rasa segar seperti kuah sop bening dirasakan saat mencicipi ayam Opo tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan