Jumat, 3 Oktober 2025

Menatap Merbabu, Merapi, Sindoro, dan Telomoyo dari Puncak Andong

Berada di ketinggian 1.736 mdpl di gunung Andong, Magelang, Jawa Tengah punya kenikmatan tersendiri.

Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM/THERESIA FELISIANI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Berada di ketinggian 1.736 mdpl di gunung Andong, Magelang, Jawa Tengah punya kenikmatan tersendiri. Meskipun tidak terlalu tergopoh-gopoh untuk bisa mencapai puncaknya yakni hanya sekitar 2 jam dari basecamp.

Namun saat tiba di puncak, ada suguhan yang amat mempesona dan memanjakan mata. Jejeran gunung-gunung megah yang mengelilingi Magelang bisa ditatap dengan mata telanjang.

Dari puncak Andong, apabila tidak tertutup kabut sangat jelas deretan gunung seperti Telomoyo dengan tiang-tiang pemancarnya. Ada pula Merapi, Merbabu, hingga Sindoro dan Sumbing.

Selain itu, tidak hanya merasa dekat dan sejajar memandang awan. Dari ketinggian kita bisa melihat keindahan hamparan sawah, ladang dan pedesaan.

Dari ketinggian, deretan sawah dan ladang tertata rapih bak lukisan di dalam pigura. Terkadang sayu-sayup terdengar pula aktifitas warga seperti suara motor, hingga riuhnya anak-anak sekolah.

Perjalanan ke Gunung Andong dimulai dari Magelang menuju Kopeng. Lalu melewati Pasar Ngablak dan berbelok ke kiri arah Desa Srigading, Kec. Ngablak, Kab. Magelang.

Dari Ngablak lah merupakan pintu masuk menuju Gunung Andong. Perjalanan dari Ngablak ke basecamp akan diiringi dengan pemandangan khas pegunungan yang teramat indah.

Ngablak sangat identik dengan aktivitas warganya yang sibuk dengan pembibitan dan pembenihan. Di sepanjang jalan, kita juga akan berpapasan dengan beberapa warga yang sibuk beraktifitas di ladang maupun sawah mereka.

Sesampainya di basecame, kendaraan baik motor ataupun mobil bisa diititipkan di rumah warga. Setelah itu membayar ke basecamp Rp 3000 per orang.

Melawati basecamp, pendakian ke Andong pun di mulai. Kita akan lebih dulu melalui rumah warga lalu berbelok ke kirii ke arah sebuah pesantren.

Setelah itu, kita berjalan di sisi samping pesantren dan melewati ladang sayur seperti cabe, tomat, wortel, kol, dan lainnya.

Tidak hanya melintasi ladang sayur, kita melintasi pula hutam bambu yang sedikit lembab dan bertanah merah.

Suhu di hutan bambu memang lembab karena cahaya matahari sulit menembus lantaran rimbunnya hutan bambu.

Pendakian terus menanjak hingga tiba di pos 1 atau pos pelem. Dari pos ini, kita bisa memandang dari kejauhan gunung Telomoyo dan Merapi serta Merbabu. Bahkan bila beruntung dan tidak berkabut terkadang Sindoro dan Sumbing pun bisa dilihat.

Usai dari pos pelem, perjalanan setapak di kiri kanan hutan pinus yang menjulang tinggi ikut meramaikan indahnya pendakian ke Andong.

Apabila cuaca cerah dan tidak berkabut, cantiknya awan serta birunya langit senantiasa menemani pendakian hingga ke puncak.

Medan saat memasuki hutan penuh pinus, masih berupa jalan setapak dan menanjak serta tanah berumput.

Ketika setengah perjanan ke puncak kita akan melewati jalan setapak yang berbatu dan tertata rapih. Selama di perjalanan tidak perlu khawatir tersasar karena banyak petunjuk serta minimnya jalan bercabang.

Terkadang selama perjalanan, kita juga akan berpapasan dengan warga sekitar yang sedang mencari rumput untuk pakan ternak mereka.

Setibanya di puncak, jangan terkecoh karena sebenarnya puncak Andong ada di sebrang. Sebelum mencapai puncak tertinggi, pendaki harus melewati trek yang paling menantang.

Pendaki harus menyusuri jalan setapak kurang dari satu meter dengan sisi kanan kiri jurang tanpa pembatas. Sebelum menyusuri jalan setapak, akan terlihat banyak papan peringatan bertuliskan "Hati-hati Jurang"

Jalan setapak menuju puncak Andong inilah yang treknya butuh adrenalin dan kerap disebut geger sapi tau punggung sapi atau punuk Unta.

Semilir angin ketika melintas di jalan setapak makin menantang dan tetap perlu konsentrasi dan menjaga keseimbangan.

Akhirnya sampailah di puncak tertinggi Gunung Andong. Puncaknya yang tidak terlalu luas dan banyak ditumbuhi rerumputan.

Di areal inilah biasanya para pendaki mendirikan tenda untuk bermalam. Saat malam hari, kilauan bintang di langit menjadi bonus sendiri saat bermalam di Andong. Kerlap kelip lampu kota Magelang juga membuat susana makin indah.

Setelah puas menikmati pamandangan di puncak Andong, jalur turun ke basecampe bisa pula melalui rute yang sama.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved