Minggu, 5 Oktober 2025

Wisata Jatim

Museum Negeri Mpu Tantular, Ada Brankas Emas Raksasa, Juga Sepeda Kayu Dan Motor Uap Pertama

Museum Mpu Tantular di Sidoarjo, menyimpan banyak peninggalan bersejarah Kerajaan Majapahit. Ada brankas raksasa berisi emas garudeya!

Surya/ Wiwit Purwanto
Seorang anak sedang mengamati sepeda kayu tua, koleksi Museum Negeri Mpu Tantular, di Sidoarjo (Surya/ Wiwit Purwanto) 

Ada pula koleksi sepeda tinggi yang dibuat oleh orang Inggris, James Starley dan William Hilman, sepeda ini juga sudah mendapat hak paten tahun 1870.

Sering disebut "Ariel" yang berarti sepeda terbuat dari metal.

Dibagian tengah terdapat sebuah brankas raksasa, karena brankas ini dipakai untuk perhiasan emas yakni hiasan Garudeya.

Garudeya adalah sebuah benda ini merupakan cindera mata dari Raja Siam kepada Raja Airlangga.

Garudeya ditemukan oleh Seger pada tahun 1989, di Desa Plaosan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Hiasan ini dibuat dari emas 22 karat dengan berat keseluruhan 1.163.09 gram.


Serat lontar koleksi Museum Negeri Mpu Tantular, Sidoarjo (Surya/ Wiwit Purwanto)

Dilihat dari reliefnya, kemungkinan hiasan ini merupakan peninggalan abad XII-XIII M.

Koleksi lain yang tak kalah menariknya adalah Surya Stambha.

Merupakan koleksi langka yang berasal dari Nusa Tenggara Timur .

Ada pula patung Durga Mahesasuramardhini, yang berasal dari candi Jawi, Pasuruan.

Mempunyai delapan tangan yang menggambarkan kekuatan dan kesaktian durga sehingga bisa mengalahkan asura (raksasa).

Pujangga Majapahit

Nama Mpu Tantular sendiri adalah seorang Pujangga Jawa Timur yang hidup dalam pertengahan abad XIV dari kerajaaan Majapahit.

Ia dikenal dikenal dengan karyanya Kitab Arjuna Wijaya dan Sutasoma.

Pada Kitab Sutasoma inilah tercantum kata-kata Bhineka Tunggal Ika, yang sampai sekarang dipakai sebagai semboyan bangsa Indonesia.

Nama Mpu Tantular juga mengandung pengertian yang tersembunyi, "Mpu" berarti ibu, yaitu titik pusat segala gerak dan pandangan hidup, "Tantular" berarti tak tertulari, tak terpengaruh, tak menyimpang, tak berubah, jadi tetap mengkhusukkan diri, untuk mencapai kehidupan abadi.

Dengan pemberian nama tersebut diharapkan museum dapat mewarisi hakekat dan kemurniannya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved