Wisata Kalsel
Kain Tenun Pagatan yang Indah Motif-motifnya, Kegemaran Kalangan Bangsawan Bugis
Pantas saja kalau kalangan bangsawan Bugis amat menyukai Kain Tenun Pagatan. Karena motifnya bagus-bagus. Kainnya halus.
Editor:
Agung Budi Santoso
Di Pagatan, dia mengunjungi desa-desa perajin tenun ini dengan berjalan kaki, naik sepeda motor atau mobil.
Sebab, terkadang tak ada transportasi umum untuk menjangkau perkampungan mereka karena ada saja yang tinggalnya di pelosok.
"Ada yang tinggalnya di daerah yang mudah dijangkau sehingga bisa menggunakan ojek atau becak, tarifnya Rp 5.000 saja. Namun ada juga yang susah dijangkau yang jaraknya sangat jauh dari Pagatan. Ada juga yang di pinggir sungai, ke sana harus naik perahu," tuturnya.

Kain tenun pagatan sedang dikerjakan perajin.
Tak jarang juga yang tinggalnya di daerah terpencil, di balik pepohonan rumbia bahkan di tengah sawah yang akses jalannya sangat sulit dan tak dilalui kendaraan umum.
"Makanya saya ke sana kalau memungkinkan jalan kaki, kalau tidak ya naik sepeda motor atau mobil sambil menikmati pemandangan alam di sana," paparnya.
Mereka ini tersebar di lebih dari lima desa, seperti di Desa Manurung, Mudalang, Mattone Kampung Baru, Barugelang, Batarang, Saring Sungai Binjai, Sepunggur dan di Kota Pagatan sendiri juga ada.
"Untuk Desa Manurung, Mudalang, Sepunggur dan Mattone sangat mudah ditempuh. Dekat dari pusat Kota Pagatan," katanya.
Para perajin di empat desa ini biasanya dipusatkan di bengkel tenun.
Selama menginap di rumah-rumah para penenunnya, dia belajar banyak tentang cara menenunnya.
Penenun di tiap desa memiliki keahlian tersendiri.
Misalnya, benang dipintal di Desa Manurung, kemudian diikat di Desa Mudalang, diwarnai di Desa Saring Sungai Binjai lalu ditenun di Desa Barugelang.
Selama menginap di rumah-rumah mereka ini, dia jadi lebih tahu banyak tentang kain Tenun Pagatan.
Selain keramahan penghuni rumah, dia juga bisa menikmati kuliner khas setempat dan mendengar suara-suara mesin tenunnya tiap hari.
Semuanya diproses secara tradisional dan dia benar-benar merasakan bagaimana kehidupan sehari-hari para perajinnya yang masih sangat sederhana dan semangat perjuangan mereka untuk terus melestarikan budaya nenek moyang mereka melalui seikat kain Tenun Pagatan.
Proses pembuatan sehelai kain ini sangat rumit.