Wisata Yogyakarta
Di Kulonprogo Ada Air Terjun Cantik yang Diapit 2 Bukit, Airnya Berwarna Hijau Toska
Berada di perbukitan yang masih sangat asri dan berada jauh dari perkotaan menjadikan suasana air terjun sangat sejuk dan segar.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Jika Anda jalan-jalan ke Yogyakarta, mampirlah ke Kedung Pedut di Dusun Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo.
Kedung pedut adalah air terjun yang berada di sebuah lembah yang diapit dua bukit.
Lokasi air terjun ini berada di kawasan perbukitan Menoreh, sekitar 35 kilometer arah barat dari pusat kota Yogyakarta.
Berada di perbukitan yang masih sangat asri dan berada jauh dari perkotaan menjadikan suasana air terjun sangat sejuk dan segar.
Salah satu ciri khas dari air terjun kedung pedut adalah airnya yang berwarna kehijauan (hijau toska) karena air yang mengalir di air terjun ini masih sangat jernih.
Kejernihan air disini pertanda kondisi alam sangat baik dan masyarakatnya pun menjaga kondisi tersebut agar selalu tetap baik.
Dijelaskan Subowo (50) selaku pengelola air terjun Kedung Pedut mengatakan, air yang berada di air terjun tersebut bisa berubah-ubah.
"Jika pada pagi hari, warnanya bening, hingga dasar sungainya kelihatan, sedang pada siang hari warnanya akan menjadi kebiruan, dan pada sore hari akan cenderung hijau," ujar pria yang akrab disapa Bowo tersebut.

Lokasi air terjun Kedung Pedut yang masih alami. (Tribun Jogja/Hamim)
Selain airnya yang jernih, hal lain yang membuat air terjun Kedung pedut menarik adalah keberadaan beberapa kolam alami.
Bagi masyrakat Jawa, kolam seperti ini dinamakan kedung, sehingga tempat ini dinamakan Kedung Pedut.
Di air terjun tersebut terdapat sekitar empat kolam (kedung) yang mempunyai kedalaman sekitar dada sampai leher orang dewasa.
Kolam-kolam tersebut bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk berenang.
Air yang berasal dari sungai dan tujuh mata air yang ada di atas air terjun Kedung Pedut tersebut sangat segar.
Bagi pengunjung yang berada di air terjun tersebut juga dimudahkan untuk mencapai beberapa titik di kawasan air terjun tersebut dengan dibangunnya jembatan dan jalan yang terbuat dari bambu.
Bangunan jembatan tersebut tidak hanya dibuat sekedarnya, tetapi juga memperhitungkan faktor estetika sehingga menjadi ciri khas lain dari kawasan ini.
Dari tempat parkir, untuk menuju air terjun Kedung Pedut, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 400 meter dengan jalan kaki.
Jalan setapak telah disiapkan oleh pengelola.
Dalam perjalanan tersebut pengunjung akan menemukan beberapa air terjun lainya, seperti Kedung Merak, Kedung Merang, Kedung Lanang.
Selain itu pihak pengelola juga menyiapkan sebuah bagunan garu pandang untuk menyaksikan keindahan Kedung Pedut dari atas bukit.
Harap hati-hati saat menuruni lembah apalagi setelah hujan, kondisi jalan agak licin.
Sepanjang jalur menuju air terjun tidak usah khawatir kehausan, ada beberapa shelter untuk istirahat dan penjual makanan-minuman didekatnya.
Bowo menjelaskan, air terjun Kedung Pedut pertama kali dibuka untuk umum pada 5 Januari 2015.
Keputusan masyarakat setempat akhirnya membuka kawasan tersebut menjadi kawasan wisata karena mendapat masukan dari mahasiswa UGM yang pernah menjalani KKN di sana.
"Sebelumnya tidak ada jalan yang bisa dilalui untuk mendatangi tempat tersebut.
Sebelumnya jika ada yang ingin mencapai tempat ini harus melalui aluran sungai.
Jalur yang ada saat ini benar-benar baru yang dibuat oleh masyarakat," ujar Bowo.
Meskipun baru di buka untuk umum, jika hari libur Kedung Pedut selalu ramai dikunjungi.
Hal tersebut tak lepas dari keberadaan media sosial yang dengan cepat membuat tempat ini menjadi terkenal.
Untuk memasuki kawasan wisata ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, karena hanya dengan membayar uang parkir dan tiket masuk sebesar Rp. 2 ribu anda sudah bisa menikmati keindahan air terjun Kedung Pedut.