Berwisata ke Desa Marisa, Alor, Menikmati Indahnya Bukit Batu Peti dan Wisata Bawah Laut Bolu Wai
Pantai Bolu Wai ini juga sebagai lokasi rehabilitasi terumbu karang dengan metode rockpile yang didukung oleh Epson Indonesia & Yayasan WWF Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, PULAU KANGGE - Nama Desa Marisa yang terletak di Pulau Kangge tepatnya Kecamatan Pantar Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mungkin belum banyak dikenal masyarakat Indonesia.
Namun Desa Marisa sudah ditetapkan Bupati Alor sejak tahun 2015 sebagai salah satu dari 9 Desa Wisata yang ada di Kabupaten Alor.
Namanya kini dikenal sebagai Desa Wisata Marisa.
Desa Marisa terletak di bagian paling barat di Kabupaten Alor, NTT.
Baca juga: Epson dan WWF Dorong Pariwisata dan Ekonomi Warga Desa Wisata Marisa, Pulau Kangge, NTT
Tak seperti 8 desa wisata lainnya yang berada di Alor, Desa Wisata Marisa letaknya di luar Pulau Alor, yakni di Pulau Kangge.
Pulau Kangge terletak cukup jauh dari Pulau Alor.
Pulau Kangge ada di Kepulauan Pantar, yakni gugusan pulau yang terletak di antara Pulau Lomblen dan Pulau Alor.
Kepulauan Pantar memiliki gugusan pulau-pulau kecil, salah satunya adalah Pulau Kangge.
Pulau lainnya di Kepulauan Pantar di antaranya Pulau Batang, Pulau Lapang, Pulau Rusa, Pulau Kura, Pulau Tereweng, Pulau Ternate dan Pulau Buaya.
Pulau ini dibatasi oleh Laut Flores dan Laut Banda di sebelah utara, Selat Pantar di timur, Selat Ombai di selatan, serta Selat Alor di barat.
Kepala Desa Marisa, Suaib mengatakan tiga destinasi wisata di Pulau Kangge yang sudah ditetapkan oleh Bupati Alor sebagai desa wisata adalah Bukit Batu Peti, Wisata Pasir Putih dan taman bawah laut Bolu Wai.
Bukit Batu Peti
Warga sekitar menyebutnya dengan nama Tebing Wato Pattik.
Bukit Batu Peti terletak di sebelah barat Pulau Kangge.
Lokasi ini bisa ditempuh melalui darat dari Desa Marisa atau bisa juga menggunakan kapal/perahu dari Desa Marisa sambil menikmati pemandangan laut dan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Kangge.
Jika menggunakan kapal, perjalanan dari Desa Marisa ke Bukit Batu Peti bisa ditempuh sekitar 30 menitan.
Disebut Batu Peti karena bukit yang ada di lokasi ini bentuknya mirip seperti peti atau kotak.
Disini pengunjung dapat menikmati suasana pantai yang indah dengan hamparan pasir putih dan laut yang biru dan bersih.
Jika ingin mendapatkan view yang lebih indah, wisatawan dapat melakukan trekking ke atas Bukit Batu Peti.
Akses trekking ke atas bukit ini cukup terjal namun wisatawan tak perlu khawatir karena ada guide dari desa setempat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dipimpin Rahmat Laba yang akan membantu.
Dari atas bukit, wisatawan dapat melihat keindahan Pantai Batu Peti yang juga sangat instagramable untuk spot foto.
Pasir Putih
Wisata Pasir Putih terletak di sebelah utara Pulau Kangge.
Desa Marisa adalah satu-satunya desa yang ada di Pulau Kangge.
Sehingga desa ini dikelilingi dengan pasir putih yang menghambar di sepanjang pantai.
Pantai dan Taman Bawah Laut Bolu Wai
Wisata taman bawah laut Bolu Wai adalah lokasi yang sangat indah untuk pecinta snorkeling dan diving.
Pantai Bolu Wai ini juga sebagai lokasi rehabilitasi terumbu karang dengan metode rockpile yang didukung oleh Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia.
Disini wisatawan dapat melakukan aktivitas snorkeling dan melihat langsung pemandangan bawah laut, ikan, terumbu karang, bintang laut dan sebagainya.
Disini juga bisa melakukan aktivitas diving.
Selain tiga potensi wisata tersebut, Desa Marisa juga memiliki potensi perikanan, budi daya rumput laut, taman mangrove, spot foto, sunset dan sunrise.
Akses Menuju Desa Wisata Marisa
Letak Desa Marisa cukup jauh.
Untuk bisa mengunjungi Desa Wisata Marisa dibutuhkan waktu berjam-jam lamanya.
Akses satu-satunya menuju ke Desa Marisa di Pulau Kangge adalah dengan transportasi laut jika pengunjung berada di Kabupaten Alor.
Dari Kalabahi (ibu kota Kabupaten Alor, NTT), perjalanan ke Desa Marisa dimulai dari Pelabuhan Dulionong dengan menumpang kapal.
Perjalanan cukup panjang hingga memakan waktu sekitar 5 hingga 6 jam untuk sampai ke Desa Marisa.
Namun jika berasal dari Jakarta, wisatawan harus melakukan perjalanan menggunakan pesawat udara dengan tujuan Bandara Eltari Kupang, NTT terlebih dahulu selama 3 jam.
Dari Bandara Eltari Kupang, wisatawan masih harus naik pesawat ATR (perintis) selama satu jam menuju ke Bandara Mali di Kalabahi, Pulau Alor.
Kalabahi adalah ibu kota Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sesampainya di Kalabahi, perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Dulionong untuk menumpang kapal menuju Desa Marisa Pulau Kangge dengan waktu tempuh sekitar 5 hingga 6 jam.
Untuk armada kapal dari Pelabuhan Dulionong tarifnya Rp 70 ribu sekali jalan.
Selama perjalanan laut, pengunjung sudah disuguhi keindahan laut, ombak laut dan pulau-pulau di sekitarnya.
Jika beruntung, wisatawan akan melihat ikan hiu di tengah laut.
Namun perjalanan dengan kapal tidak selamanya mulus.
Ketika memasuki kawasan Tanjung Muna, gelombang besar mengadang hingga kapal bergoyang kencang.
Tak heran banyak yang mengalami mabuk laut saat perjalanan laut menuju ke Pulau Kangge.
Hal ini juga dialami sebagian peserta Reward Trip to Alor saat perjalanan ke Pulau Kangge pada Kamis (25/8/2022) lalu.
Tak hanya perjalanan dari Pelabuhan Dulionong Kalabahi ke Pulau Kangge, saat perjalanan kembali ke Kalabahi dari Desa Marisa Pulau Kangge, keesokan harinya pada Jumat (26/8/2022) sore, ombak besar juga mengadang hingga para peserta kembali mabuk laut.
Baca juga: Epson Indonesia-Yayasan WWF Indonesia Tingkatkan Kesadaran Warga akan Dampak Konservasi Laut Alor
Reward Trip to Alor
Reward Trip to Alor merupakan kegiatan kerja sama Epson Indonesia dengan Yayasan WWF Indonesia yang berlangsung selama 4 hari 3 malam sejak Kamis (25/8/2022) hingga Minggu (28/8/2022).
Kegiatan ini diikuti sebanyak 23 peserta yang berasal dari Epson Indonesia, Yayasan WWF Indonesia, kalangan media, influencer serta para pemenang sosial media challenge #BeABlueTraveler.
Para peserta diajak untuk melihat dari dekat wisata Pulau Alor dan Pulau Kangge.
Di Alor peserta melihat langsung kehidupan masyarakat Suku Abui di Kampung Adat Takpala, serta melakukan pengamatan Dugong di Kawasan Konservasi Daerah (KKD) Alor Pantar dan Laut Sekitarnya.
Sementara di Pulau Kangge, para peserta diajak untuk menikmati keindahan Bukit Batu Peti, melakukan snorkeling dan diving di Bolu Wai di Desa Marisa--desa satu-satunya yang ada di Pulau Kangge.
Dalam kegiatan Reward Trip to Alor ini, para peserta juga mempelajari cara menjadi wisatawan yang bertanggung jawab melalui program Responsible Marine Tourism dengan memperhatikan lingkungan, sosial dan budaya setempat.