Lokal Asri
Liburan Sambil Asrikan Indonesia, Yuk! 5 Tempat Wisata Ini Bisa Jadi Opsi Destinasi Kamu
Sedang mencari destinasi lokal untuk mengisi liburan tahun ini? 5 kampung wisata berkelanjutan ini bisa jadi opsi liburan kamu yang melokal dan asri.
Penulis:
Yosephin Pasaribu
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Jika ada yang meminta kamu untuk menggambarkan pariwisata di Indonesia, kira-kira akan seperti apa ya jawabannya?
Kalau Tribunnews pasti bakal bilang Indonesia itu paket lengkap. Dari Sabang sampai Merauke, setiap jengkal Nusantara memiliki potensi wisata yang mampu menarik perhatian siapa saja. Pantainya yang kece, gunungnya memukau, kaya akan hutan hujan tropis, budayanya beragam, hingga makanannya yang penuh cita rasa.
Sayangnya, potensi sebesar itu terkadang tidak selalu dijaga dengan sepenuh hati. Alih fungsi lahan, eksploitasi alam, dan ekspansi industri justru mengabaikan keberlanjutan kawasan wisata, bahkan tak jarang membuatnya kehilangan daya tarik.
Padahal kalau dikelola dengan bijak, potensi wisata Indonesia tak hanya menarik wisatawan saja, tapi juga bisa jadi penggerak ekonomi lokal, melestarikan budaya, dan menjaga lingkungan tetap hidup.
Oleh karena itu, sudah saatnya semua stakeholder di Indonesia—mulai dari pemerintah, pelaku industri, dan kita sebagai wisatawan juga penduduk lokal, bersama-sama arahkan aksi untuk asrikan Indonesia.
Kampung Wisata yang Ajak Wisatawan Bersinergi dengan Alam
Salah satu langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan memilih destinasi healing untuk mengunjungi kampung-kampung wisata lokal yang asri dan lestari.
Berikut ini ada 5 kampung wisata yang bisa kamu jadikan inspirasi untuk tujuan liburan selanjutnya.
- Desa Wisata Nglanggeran
Desa Nglanggeran merupakan desa wisata yang berlokasi di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Berada di kawasan Gunung Api Purba, desa ini menawarkan lebih dari sekadar pemandangan.
Mengutip dari Kompas.id, kawasan ini dulunya adalah daerah rawan kekeringan. Namun kondisi tersebut berubah di tahun 1999.
Menyadari adanya potensi pariwisata masyarakat lokal melakukan sejumlah inisiatif konservasi hingga berhasil menjadikan desanya sebagai salah satu ikon turisme di Asia Tenggara yang masuk UNESCO Global Geopark.
Desa Wisata Nglanggeran menerapkan konsep Community Based Tourism (CBT), yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata, mulai dari homestay, glamping, treking pegunungan, wisata kuliner, hingga edukasi pertanian kakao.
Ada yang menarik nih dari cara masyarakat mengelola setiap aspek wisatanya. Di sini, kamu bisa mengunjungi Embung Nglanggeran. Embung (tampungan air) buatan ini memanfaatkan air hujan untuk mengairi kebun durian dan kelengkeng.
Selain itu, warga lokal juga berinovasi melahirkan oleh-oleh khas dari perkebunan lokal dengan cara tradisional, yaitu Coklat Nglanggeran yang diolah menjadi minuman coklat, cokelat bubuk, cokelat batang, cookies almond coklat, dan lainnya.
Baca juga: 6 Destinasi Wisata Eco-friendly di Jakarta, Pilihan Seru untuk Liburan Sekolah!
- Kampung Lawas Maspati
Siapa bilang wisata ramah lingkungan hanya bisa dirasakan di pedesaan? Di jantung kota Surabaya, masyarakat Kampung Lawas Maspati menyulap lorong sempit menjadi tempat wisata edukatif dengan sentuhan sejarah dan seni yang ramah lingkungan.
Terletak di belakang Tugu Pahlawan, kampung ini sudah ada sejak zaman Keraton Mataram hingga masa pendudukan Belanda, loh. Jadi, kamu bisa berkeliling sambil mengamati bangunan bersejarah.
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
Lokal Asri
Unik! Ini Dia 4 Ritual yang Jadi Cara Menghormati Alam Indonesia |
---|
Paru-paru Dunia di Alam Indonesia Terancam Deforestasi, Harus Bagaimana? |
---|
Diskusi Media: Kolaborasi Pemuda untuk Indonesia Emas 2045 & Pembangunan Berkelanjutan |
---|
5 Destinasi Maldives-nya Alam Indonesia, Rekomendasi untuk Wisata Tropis! |
---|
Kenapa Alam Indonesia Disebut Pusat Terumbu Karang Dunia? Ini Faktanya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.