Lokal Asri
Dari Tumpeng hingga Papeda, Inilah Kuliner Nusantara yang Lahir dari Alam Indonesia
Tahukah kamu kalau di balik kelezatan kuliner Nusantara, ada filosofi dan cerita lokal yang berkaitan erat dengan alam Indonesia?
Penulis:
Yosephin Pasaribu
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Tahukah kamu kalau di balik kelezatan kuliner Nusantara, ada filosofi dan cerita lokal yang berkaitan erat dengan alam Indonesia?
Dari pegunungan yang menjulang tinggi hingga lautan luas, alam Indonesia tak hanya menghadirkan panorama yang menakjubkan, tetapi juga melahirkan beragam makanan khas yang penuh makna.
Menariknya, kuliner ini bukan sekadar soal rasa, melainkan juga sarat nilai budaya dan kisah yang diwariskan turun-temurun. Yuk kita jelajahi kuliner Nusantara yang menyimpan cerita unik di balik kelezatannya!
1. Nasi Tumpeng
Nasi Tumpeng adalah salah satu kuliner paling ikonik di Indonesia. Bentuknya yang kerucut melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, dengan puncak yang menjulang tinggi sebagai simbol harapan untuk kehidupan yang lebih baik.
Dalam budaya Jawa, gunung diyakini sebagai tempat bersemayam Sang Pencipta sekaligus sumber kehidupan.
Tumpeng biasanya disajikan dalam acara syukuran, lengkap dengan lauk-pauk yang merepresentasikan keberagaman rezeki dari alam. Contohnya, ayam melambangkan keberanian dan telur melambangkan kesuburan.
Dengan begitu, kuliner yang satu ini mengajak kita untuk selalu bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan melalui alam Indonesia.
2. Rendang
Siapa yang tak kenal rendang? Makanan khas Minangkabau ini dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Namun, rendang bukan sekadar daging bercita rasa yang kaya akan rempah.
Ketika memasak rendang, kita diajarkan tentang nilai-nilai kesabaran, ketekunan, dan keharmonisan dengan alam.
Nilai tersebut terlihat dari proses pembuatan rendang yang cukup lama. Mengutip dari Kompas.com, hal itu memberikan makna bahwa setiap orang Minang itu harus sabar, bijaksana, dan menghargai setiap langkah kehidupan.
Di balik cita rasanya yang lezat, setiap bahan yang digunakan dalam membuat rendang pun sarat akan makna.
Daging melambangkan niniak mamak, sebagai pemimpin suku adat. Sementara kelapa melambangkan cadiak pandai yang artinya kaum intelektual di Minang. Sedangkan cabai melambangkan alim ulama di Minang.
3. Papeda
Papeda adalah bubur sagu khas Papua yang mengandung kearifan lokal. Terbuat dari tepung sagu yang tumbuh subur di wilayah timur, makanan ini mencerminkan kemampuan masyarakat beradaptasi dengan alam sekitarnya.
Dari Papeda, kita diajak untuk hidup selaras dengan alam dan menjaga keberlanjutan, karena pohon sagu bisa tumbuh alami serta bisa menjadi sumber pangan yang ramah lingkungan.

4. Gudeg
Gudeg adalah hidangan tradisional yang menjadi ciri khas Yogyakarta dan sekitarnya. Panganan Ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah asli Nusantara yang menghasilkan cita rasa manis, gurih, dan sedikit pedas.
Dalam proses pembuatannya, Gudeg membutuhkan waktu berjam-jam, yang manan mencerminkan nilai kesabaran dan ketekunan. Sama seperti masyarakat suku Jawa yang dikenal lembut dan sabar, Gudeg mengajarkan bahwa sesuatu yang baik dan berkualitas lahir dari proses yang panjang.
5. Sate Lilit
Selain dikenal dengan keindahan alamnya, Bali juga dikenal dengan kulinernya yang cukup menggiurkan. Salah satunya adalah sate lilit.
Dalam bahasa Bali, lilit artinya bungkus. Hal ini sejalan dengan proses pembuatannya di mana daging tidak ditusuk melainkan dililitkan pada tusuknya.
Dahulu, sate lilit hanya boleh dibuat oleh kaum pria, mulai dari meracik adonan sampai membakarnya. Karena itulah sate lilit dianggap sebagai simbol kejantanan kaum pria. Namun seiring berjalannya waktu, sate lilit melambangkan masyarakat Bali yang selalu bersatu.
Hidangan yang satu ini biasanya disajikan dengan Lawur, yaitu sayuran yang dicampur dengan daging cincang yang diberi bumbu dari rempah-rempah seperti kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, dan kelapa parut.
Baca juga: Bukan Cuma Enak! 5 Kopi Lokal Ini Bawa Keunikan Alam Indonesia
Kuliner Nusantara bukan hanya soal cita rasa yang kaya, tetapi juga cermin dari filosofi, cerita lokal, dan hubungan manusia dengan alam.
Nasi tumpeng yang melambangkan gunung, rendang yang mencerminkan tatanan sosial, hingga gudeg yang mengingatkan kita untuk menghargai setiap proses, semuanya adalah warisan budaya yang tak ternilai.
Menikmati kuliner Indonesia berarti juga menyelami kisah panjang masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam. Jadi, kalau kamu lagi mencicipi makanan tradisional, jangan lupakan kalau setiap rasa membawa pesan dari alam Indonesia dan kearifan lokal yang menjaganya.
Melalui inisiatif Lokal Asri, Tribunnews dan Tribun Network mengajak kamu untuk turut berkontribusi dalam pelestarian dan keberlanjutan lingkungan.
Bersama Lokal Asri, yuk ketahui lebih banyak cerita tentang alam Indonesia, destinasi wisata berkelanjutan, kuliner lokal, serat UMKM dengan produk ramah lingkungan.
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
Lokal Asri
Ditanya soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu Baru Purbaya Yudhi: Mungkin Hidupnya Masih Kurang |
---|
Ferry Irwandi Bersuara usai TNI Menyebutnya Lakukan Dugaan Pidana: Saya Gak Akan Merengek-rengek |
---|
Hasil Rival Watch Timnas Indonesia: Misi Sukses Arab Saudi, Tur Eropa Herve Renard Berbuah Manis |
---|
Reshuffle Menteri P2MI Disorot: Migrant Watch Minta Jabatan Jadi Pengabdian, Bukan Bisnis |
---|
Kunci Jawaban Pretest Modul Pedagogik Topik 2 Pendekatan Pembelajaran Berbasis Diferensiasi,PPG PAI |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.