Selasa, 9 September 2025

Lokal Asri

Dari Tumpeng hingga Papeda, Inilah Kuliner Nusantara yang Lahir dari Alam Indonesia

Tahukah kamu kalau di balik kelezatan kuliner Nusantara, ada filosofi dan cerita lokal yang berkaitan erat dengan alam Indonesia? 

|
Sajian Sedap
KULINER NUSANTARA - Nasi Tumpeng adalah salah satu kuliner paling ikonik di Indonesia. Bentuknya yang kerucut melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan yang Maha Esa. Dalam budaya Jawa, gunung diyakini sebagai tempat bersemayam Sang Pencipta sekaligus sumber kehidupan. 

TRIBUNNEWS.COM - Tahukah kamu kalau di balik kelezatan kuliner Nusantara, ada filosofi dan cerita lokal yang berkaitan erat dengan alam Indonesia? 

Dari pegunungan yang menjulang tinggi hingga lautan luas, alam Indonesia tak hanya menghadirkan panorama yang menakjubkan, tetapi juga melahirkan beragam makanan khas yang penuh makna.

Menariknya, kuliner ini bukan sekadar soal rasa, melainkan juga sarat nilai budaya dan kisah yang diwariskan turun-temurun. Yuk kita jelajahi kuliner Nusantara yang menyimpan cerita unik di balik kelezatannya! 

1. Nasi Tumpeng

Nasi Tumpeng adalah salah satu kuliner paling ikonik di Indonesia. Bentuknya yang kerucut melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, dengan puncak yang menjulang tinggi sebagai simbol harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Dalam budaya Jawa, gunung diyakini sebagai tempat bersemayam Sang Pencipta sekaligus sumber kehidupan. 

Tumpeng biasanya disajikan dalam acara syukuran, lengkap dengan lauk-pauk yang merepresentasikan keberagaman rezeki dari alam. Contohnya, ayam melambangkan keberanian dan telur melambangkan kesuburan.

Dengan begitu, kuliner yang satu ini mengajak kita untuk selalu bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan melalui alam Indonesia.

2. Rendang

Siapa yang tak kenal rendang? Makanan khas Minangkabau ini dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Namun, rendang bukan sekadar daging bercita rasa yang kaya akan rempah.

Ketika memasak rendang, kita diajarkan tentang nilai-nilai kesabaran, ketekunan, dan keharmonisan dengan alam. 

Nilai tersebut terlihat dari proses pembuatan rendang yang cukup lama. Mengutip dari Kompas.com, hal itu memberikan makna bahwa setiap orang Minang itu harus sabar, bijaksana, dan menghargai setiap langkah kehidupan.

Di balik cita rasanya yang lezat, setiap bahan yang digunakan dalam membuat rendang pun sarat akan makna. 

Daging melambangkan niniak mamak, sebagai pemimpin suku adat. Sementara kelapa melambangkan cadiak pandai yang artinya kaum intelektual di Minang. Sedangkan cabai melambangkan alim ulama di Minang.

3. Papeda

Papeda adalah bubur sagu khas Papua yang mengandung kearifan lokal. Terbuat dari tepung sagu yang tumbuh subur di wilayah timur, makanan ini mencerminkan kemampuan masyarakat beradaptasi dengan alam sekitarnya. 

Dari Papeda, kita diajak untuk hidup selaras dengan alam dan menjaga keberlanjutan, karena pohon sagu bisa tumbuh alami serta bisa menjadi sumber pangan yang ramah lingkungan.

Cantiknya penyajian gudeg Jogja di Resto Pandansari di Hotel Santika Premiere Yogyakarta.
Cantiknya penyajian gudeg Jogja di Resto Pandansari di Hotel Santika Premiere Yogyakarta. (TRIBUN JOGJA/ HENDRA KRISDIANTO)

4. Gudeg

Gudeg adalah hidangan tradisional yang menjadi ciri khas Yogyakarta dan sekitarnya. Panganan Ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah asli Nusantara yang menghasilkan cita rasa manis, gurih, dan sedikit pedas. 

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan