Kamis, 21 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Ingat Rasulullah Puluhan Anggota Geng Motor dan Preman Menangis

Ada yang berbeda dari acara Haul di Pesantren Buntet Cirebon, tahun ini. Puluhan anggota geng motor XTC dan mantan lesbian menangis histeris.

zoom-inlihat foto Ingat Rasulullah Puluhan Anggota Geng Motor dan Preman Menangis
Istimewa
Sekitar 85 anggota geng motor XTC dari Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Tasikmalaya, dan Garut, menghadiri Haul Buntet Cirebon.

Para Sahabat Rasulullah juga banyak yang dulunya pernah jatuh ke masa jahiliah. Mereka dirangkul Rasulullah dan Rasul memahami setiap orang memiliki proses hidup. Begitu pun orang-orang yang pernah jatuh ke lembah hitam.

Karena itu, "Mereka jangan dijauhi. Bagaimana mau berdakwah kalau kita malah menghindari mereka. Para Sahabat Rasulullah saja butuh proses, apalagi kita," urai Kang Ayip, sapaan akrabnya.

Dirinya berharap lini dakwah perlu masuk merangsek ke orang-orang yang jatuh di lembah hitam. Tak hanya dakwah di tempat umum.

"Para orangtua juga perlu memahami proses hidup anak-anaknya. Jangan divonis buruk. Ayo sama-sama belajar memanusiakan manusia, menguatkan aqidah kita," pesan Kang Ayip. 

Hadirnya geng motor, mantan preman, mantan LGBT, dan anak-anak jalanan ke Pesantren Istiqamah Buntet, sempat menarik perhatian masyarakat. Terutama geng motor XTC, yang dulu dikenal beringas di jalanan.

Masyarakat heran bagaimana orang-orang seperti mereka bisa didekati dan diajak kembali ke jalan agama.

"Kok bisa Kang Ayip mengajak mereka. Gimana caranya, ya?" tanya warga Buntet, dengan mimik keheranan.

Apalagi dari sekian banyak pesantren di Buntet, hanya pesantren Istiqamah asuhan Kiai Abbas yang didatangi anak-anak jalanan. Bahkan, kini anak-anak jalan itu mulai rutin menghelat agenda santunan yatim dengan dana patungan dari mereka sendiri.

Pesantren Buntet salah satu pesantren tertua di Indonesia. Haul Pesantren Buntet Cirebon dihelat akhir pekan lalu. Pesantren Buntet dirintis Kiai Muqayyim atau Mbah Muqayyim, sekitar tahun 1750 Masehi.

Dari pesantren Buntet lahir sosok Kiai Abbas, Kiai Muta’ad, Kiai Anwaruddin Kriyani atau dikenal Ki Buyut Kriyan, dan Kiai Jamil.

Peran pendidikan Kiai Abbas tidak hanya di Tanah Air, tapi juga di Tanah Suci. Beliau mengajar di Makkah. Bahkan, dalam pandangan Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ary, Kiai Abbas memiliki banyak kelebihan.

Sebagai pejuang bangsa, Kiai Abbas turut berkontribusi besar dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Kiai Abbas mengembangkan Tarekat Tijaniyah dan mengantarkan  Pesantren Buntet sebagai kekuatan besar politis tradisional yang memberi kontribusi konkret dalam pembangunan bangsa.

Langkah tersebut diikuti salah satu cucu beliau, Kiai Ayip Abdullah Abbas yang dikenal sebagai salah satu kiai langka dan unik di Indonesia. Namun, Kiai Ayip selalu menghindari panggung politik dan memilih dakwah jalanan serta menyasar masyarakat bawah.

Seperti biasa, acara Haul di Pesanteren Buntet tahun ini turut dihadiri sejumlah pejabat negara dan tamu undangan.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan