Tribunners / Citizen Journalism
Kualitas Pendidikan Tidak Ditentukan Melalui Jam Belajar Mengajar
Sudah menjadi tradisi pemerintah bahwa pergantian pejabat maka terjadilah pergantian kebijakan. Belum genap satu bulan Prof Muhadjir Effendi memimpin

Ditulis oleh : Dompet Dhuafa Pendidikan
TRIBUNNERS - Sudah menjadi tradisi pemerintah bahwa pergantian pejabat maka terjadilah pergantian kebijakan. Belum genap satu bulan Prof Muhadjir Effendi memimpin nahkoda Kemendikbud menggantikan Anies Baswedan, beliau sudah mengeluarkan rencana kerja yang kontroversial yaitu sekolah sehari penuh.
Wacana dari Mendikbud ini menimbulkan tanggapan beragam, salah satunya dari General Manajer Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa, Syafi'ie el Bantanie.
"Perbaikan kualitas pendidikan bukan hanya tentang full day school atau half day school, melainkan juga peningkatan kualitas guru dan perbaikan kurikulum. Dan, yang lebih mendasar lagi adalah menumbuhkan ruh atau spirit mendidik pada diri guru,” ujar Syafi'ie.
“Kelebihan yang dimiliki pendidikan boarding school. Kyai merupakan pimpinan sekaligus guru yang memiliki spirit mendidik. Sehingga, spirit ini tertularkan kepada siswa didik. Hasilnya, proses pendidikan di boarding school menjadi lebih mengena dan bermakna. Prosos membentuk akhlak siswa dengan keteladanan dari para pendidik bisa terjadi selama 24 jam,” kata GM sekolah yang 100 persen siswanya masuk perguruan tinggi negeri.
Sudah waktunya bagi pengambil kebijakan pendidikan bangsa ini untuk menerapakan metode berasrama sehingga mampu menangkal ekses negarif lingkungan luar sekolah yang tidak menunjang pendidikan.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.