Tribunners / Citizen Journalism
Harry Kane Bukan Bintang Yang Bersinar
DIBANDING bintang-bintang Inggris terdahulu, sebut saja: Bobby Moore (1966), Kevin Keegan (1970an), Peter Beardsley dan David Platt (1980an
Oleh: M.Nigara
DIBANDING bintang-bintang Inggris terdahulu, sebut saja: Bobby Moore (1966), Kevin Keegan (1970an), Peter Beardsley dan David Platt (1980an), Alan Shearer, David Beckham, Michael Owens (1990-2000an), bahkan Wayne Rooney (2014-2017), Harry Kane bukan siapa-siapa.
Namanya sama sekali tidak memiliki gema di liga Inggris apalagi di dunia. Ia hanya seorang pemain biasa saja dari klub yang juga biasa-biasa saja, Tottenham Hotspurs.
Tapi, sejak semalam (Ahad 24/6) orang ramai membincangkannya. Kane, pemain kelahiran Walthamstow, Inggris 24 tahun silam, melambung namanya di daftar pencetak gol sementara Piala Dunia, Rusia 2018.
Lewat aksi hattricknya saat Inggris menggilas Panama 6-1, Kane langsung merebut tahta Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Romelu Lukaku (Belgia) dengan lima gol. Tidak hanya itu, Kane pun menjadi orang ketiga yang mampu mencetak hattrick di piala dunia kali ini.
Bahkan Kane menjadi pemain Inggris pertama sepanjang sejarah yang mampu membuat hattrick. Masih ada lagi, Kane juga kapten tim nas Inggris yang pertama mampu mencetak lima gol dan meraih kemenangan dengan skor amat besar.
Terakhir Bobby Moore dan kawan-kawan mebgalahkan Jerman Barat 4-2 di piala dunia 1966 yang dimainkan di Inggris.
Jadi, meski ia bukan bintang secemerlang para pendahulunya, Kane justru mampu memperlihatkan kemampuannya. Ia justru tampil sangat ringan karena tidak ada beban apa pun di pundaknya. Pemain lawan bahkan fans timnas Inggris serta pers pun biasa-biasa saja melihatnya. Tidak ada beban phsykology yang menghalanginya.
Begitu arsitek timnas Inggris, Gareth Shouthgate mencoret Wayne Rooney, kapten Inggris di piala dunia 2014, Kane merasa plong. Tidak ada lagi sentralisasi untuk apa pun di dalam tim. Southgate sendiri dikecam oleh banyak pihak lantaran menyingkirkan banyak bintang termasuk Rooney.
Tapi, bagi mantan pemain nasional Inggris (1995-2004 atau 57 caps) itu keputusannya sudah bulat. Ia mengaku tidak butuh bintang, ia butuh semua pemain berperan. "Bintang hampir selalu harus dilayani," katanya.
Pendapatnya itu dianggap sebagai sikap 'minder'. Ya, harus diakui, Southgate saat masih bermain, ia belum pernah ditengok oleh klub besar. Ia hanya tercatat bermain di tiga klub saja, Crystal Palace, Aston Villa, dan Middlesbrough.
Jadi, meski ia telah membantahnya, pencoretan para bintang itu karena kecemburuan personal. Apalagi saat ia diberi kepercayaan oleh FA, banyak pihak yang meragukannya.
Orang memang boleh mengatakan aoa saja, tapi Southgate dan Kane sudah memberikan bukti nyata. Inggris bukan hanya sudah memastikan tiket ke putaran 16 besar bersama Belgia.
Laga terakhir Inggris akan bertemu Belgia, namun hasilnya tidak mempengaruhi langkah keduanya ke 16 besar. Di sampingbitu, Inggris pun membuat sejarah dalam mencetak gol di piala dunia.
Dalam sejarahnya timnas Inggris satu kali juara dunia 1966, sekali mencapai semifinal (1990), enam kali sampai perempat final (1954, 1962, 1970, 1986, 2002, dan 2006), empat kali ke 16 besar (1982, 1998, 2010, dan 2018).
Akankah Southgate dan Kane akan mampu melewati babak 16 ini? Jawabnya masih harus kita tunggu hingga 15 Juli mendatang.
Klasemen sementara grup G
1. Inggris 2 2 0 0 8-2 6
2. Belgia 2 2 0 0 8-2 6
3. Tunisia 2 0 0 2 3-7 0
4. Panama 2 0 0 2 1-9 0
*M. Nigara, Wartawan Sepakbola Senior Peliput Dua Piala Dunia 1990 dan 1994
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.