Rabu, 17 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Mengingat Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883, Mungkinkah Terulang Kembali?

Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus meningkat sehingga menimbulkan letusan yang menerus. Hampir setiap hari Gunung Anak

Istimewa
Erupsi Gunung Krakatau 

Kapal-kapal yang berlayar jauh hingga ke Afrika Selatan juga melaporkan guncangan tsunami, dan mayat para korban terapung di lautan berbulan-bulan setelah kejadian.

Kota Merak, Banten luluh lantak oleh tsunami, serta kota-kota di sepanjang pantai utara Sumatera hingga 40 km jauhnya ke daratan. 

Akibat letusan G. Krakatau, pulau-pulau di Kepulauan Krakatau hampir seluruhnya menghilang, kecuali tiga pulau di selatan. Gunung api kerucut Rakata terpisah di sepanjang tebing vertikal, menyisakan kaldera sedalam 250-meter (820 ft).

Dari dua pulau di utara, hanya pulau berbatu bernama Bootsmansrots yang tersisa; Poolsche Hoedjuga menghilang sepenuhnya.

Setahun setelah letusan, rata-rata suhu global turun 1,2° C. Pola cuaca tetap tak beraturan selama bertahun-tahun, dan suhu tidak pernah normal hingga tahun 1888.

Tidak ada catatan sejarah yang mencatat berapa lama dampak yang ditimbulkan akibat letusan G Krakatau dan dampak ikutannya seperti tsunami, longsor, wabah penyakit, gagal panen dan lainnya.

Begitu juga jumlah masyarakat yang mengungsi juga tidak ada dalam catatan sejarah. Kerugian yang ditimbulkan akibat letusan G.Krakatau sangat besar. Belanda memerlukan waktu puluhan tahun untuk kembali membangun dan memulihkan perkebunan dan pertanian di wilayah Hindia Belanda. 

Jadi letusan 1883 akan sulit terulang kembali. Letusan-letusan yang terjadi hampir setiap hari dari Gunung Anak Krakatau adalah fenomena biasa.

Seperti halnya anak dalam fase pertumbuhan, Gunung Anak Krakatau juga meletus untuk membesar dan meninggikan tubuhnya. Letusan-letusan yang dihasilkan tidak pernah besar karena energi magma yang naik ke permukaan juga tidak besar. Tidak akan menghasilkan tsunami seperti halnya 1883.

Jadi masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. PVMBG terus memantau aktivitas vulkanik. Meski ratusan kali meletus per hari status tetap tidak dinaikkan karena tidak membahayakan.

Yang penting masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. BNPB, BPBD, dan aparat pemerintah pasti akan mengambil langkah-langkah penanganan jika kondisinya membahayakan masyarakat.

(Diambil dari berbagai sumber pustaka)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan