Senin, 18 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Gempa di Lombok

MDMC Dirikan Sekolah Darurat Untuk Anak Korban Gempa di Lombok

Gempa yang terjadi di Lombok mengakibatkan sekolah-sekolah rusak parah. Kerusakan tersebut menyita kesempatan anak-anak untuk tetap melakukan aktivita

Dikirimkan oleh Media MDMC

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Gempa yang terjadi di Lombok mengakibatkan sekolah-sekolah rusak parah.

Kerusakan tersebut menyita kesempatan anak-anak untuk tetap melakukan aktivitas di sekolahnya.

Melihat hal itu, Relawan Muhammadiyah yang berada di lokasi bencana menginiasiasi sekolah darurat tanggap bencana di Desa Rendang Luar Semalun, Dusun Mlepah, dan Dusun Sajang Lombok Utara.

Sedangkan di Lombok Timur berada di Dusun Mlepah Sari Kecamatan Kayangan, Dusun Lading-Lading Kecamatan Tanjung, dan Dusun Lekok Desa Gondang Kecamatan Gangga.

Baca: Begini Panjangnya Antrian Suporter di Stadion Patriot Jelang Laga Timnas U 23 Indonesia vs Palestina

Tujuan didirikannya Sekolah Darurat Tangap Bencana tidak lain untuk memberikan fasilitas pendidikan pada saat waktu luang anak-anak menunggu sekolahnya di rekonstruksi oleh pemerintah. 

Sekolah ini juga sebagai tempat dilakukannya pemulihan trauma untuk menumbuhkan kembali kepercayaan diri dan memperbaiki suasana hati anak-anak pasca bencana.

Baca: Rumah Sakit Lapangan BSMI Sudah Layani Ribuan Korban Gempa

Sebagai fasilitator dalam sekolah darurat tanggap bencana adalah tim relawan yang terdiri dari tim relawan MDMC DIY, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Disampaikan oleh Harits Dwi Wiratma, Staff Tanggap Darurat dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (TDRR) MDMC bahwa kegiatan sekolah darurat tanggap bencana sudah dilaksanakan sejak hari Sabtu  yang lalu (11/8/2018).

Menurutnya, perlu adanya kegiatan pemulihan kondisi psikososial anak-anak pasca bencana.

“Mendirikan Sekolah Darurat Tanggap Bencana merupakan salah satu solusi untuk mengubah mood anak sehingga dapat semangat lagi untuk belajar dan tidak kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan,” ungkapnya.

Harits juga menambahkan, meskipun kegiatan Sekolah Darurat Tanggap Bencana berbeda dengan sekolah formal namun desain sekolah darurat tanggap bencana tidak mengurangi esensi dari kegiatan sekolah formal pada umumnya.

“Anak-anak kita ajak untuk bermain sambil belajar, menggambar, dan melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga. Bahkan orang tua pun kami ajak untuk ikut mendampingi anak-anaknya,” ungkap Harits.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan