Tribunners / Citizen Journalism
Membangun Karakter Generasi Milenial
Bila mau menghancurkan suatu bangsa, maka hancurkanlah karakter generasi mudanya. Itulah adagium yang berlaku universal sampai hari ini.
Karena generasi milenial sangat akrab dengan gadget (gamai), bahkan lebih dari 60% waktunya dihabiskan bersama gawai, maka ungkapan-ungkapan di atas juga perlu disisipkan dalam konten-konten di medsos seperti FB, Twitter, WA, Instagram dan sebagainya.
Sekali-sekali generasi milenial juga perlu diajak “out bond” supaya mereka lebih mencintai alam dan lingkungan hidup, sehingga di hati dan jiwa mereka akan tertanam rasa cinta Tanah Air atau nasionalisme.
Tentu masih banyak metode “empan-papan” lain yang bisa dilakukan untuk membangun karakter generasi milenial. Sayangnya, halaman ini terbatas.
Bappenas dan Bank Dunia memprediksi Indonesia akan menempati urutan keempat negara terkuat di dunia dalam hal perekonomian di tahun 2045, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) salah satu yang paling besar di dunia, dan dengan pertumbuhan ekonomi 5% per tahun.
Generasi milenial-lah yang akan menikmati hal tersebut, dan generasi milenial pula yang akan memimpin Indonesia ketika menjadi negara besar di tahun tersebut. Sebab itu, pembangunan karakter generasi milenial sangat penting, jangan sampai karakter mereka justru hancur gara-gara perkembangan teknologi.
Cerdas saja tidak cukup. Cerdas yang berkarakter kuat itulah idealnya.“Kecerdasan yang berkarakter merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan yang sebenarnya,” kata Martin Luther King Jr (1929-1968).
Endah Suciati SPd MPd: Tenaga Pengajar di SMP Batik Surakarta [Tulisan ini pendapat pribadi, tidak mewakili institusi].
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.