Kamis, 28 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pendekar-pendekar Kawakan di Telkom

Sebelumnya Dian Siswarini menjadi presdir dan CEO perempuan pertama di industri telekomunikasi dengan menduduki jabatan  di XL Axiata hampir 10 tahun

Editor: Eko Sutriyanto
Hand-out/Moch S Hendrowijono
Pengamat telekomunikasi, dan mantan editor Harian Kompas Moch S Hendrowijono 

Oleh:  Moch S Hendrowijono, pengamat telekomunikasi dan transportasi, mantan editor Harian Kompas

TRIBUNNERS - Baru saja berhenti sebagai Presdir dan CEO sebelum XL Axiata merger dengan Smartfren Telecom menjadi XL Smart, Dian Siswarini (57) sudah harus sibuk lagi. 

Ia ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BUMN PT Telkom Selasa (27/5) petang. RUPST antara lain juga mengangkat Mohammad Awaluddin menjadi wakil direktur utama, sementara Ismail, Sekjen Kementerian Komdigi (Komunikasi Digital), tetap menjadi komisaris.

Dian Siswarini presdir dan CEO (chief excecutive officer) perempuan pertama di industri telekomunikasi, menduduki jabatan  di XL Axiata hampir 10 tahun sejak 2015.

Dia juga menjadi dirut perempuan pertama di kelompok BUMN Telkom, yang sebelumnya pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi Citra Sari Makmur dan PT Satelindo yang kemudian diakuisisi PT Indosat.  

Lahir di Majalengka, Jawa Barat, 5 Mei 1968 dari ayah seorang dosen teknik lingkungan dan ibu konsultan bangunan itu meniti karier dari bawah.

Baca juga: Mudik Gratis BUMN Telkom 2025: Syarat Umum, Dokumen Pendaftaran, Jadwal Keberangkatan

Ia bekerja  sejak lahirnya XL (namanya semula Excelcomindo Pratama sebelum diakuisisi Axiata) pada 1996. Ia berkeras mendorong karier kaum wanita, dibuktikannya dengan sepertiga (33 persen) jabatan di XL Axiata dipegang kaum wanita.

Sarjana teknik elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu pada 2014 sempat ditarik ke kantor pusat Axiata di Malaysia menjadi CMO & COO (chief marketing officer – chief operating officer) yang mengawasi operasional Axiata di tujuh negara Asia.

Kembali ke Indonesia pada 2015, ia menjadi presiden direktur dan CEO menggantikan tokoh legendaris telekomunikasi, Hasnul Suhaimi.

Dian salah satu dari perempuan Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes Asia’a Power Businesswoman bersama Anna Leonita, Presiden Avrist Assurance dan Teressa Wibowo, pemimpin e-commerce milik Grup Kawan Lama, Ruparupa.com.

Ia juga membuka program pemberdayaan perempuan bekerja sama dengan Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), lewat Sisternet (2015).

Selama masa kepemimpinannya di XL, Sisternet memperkenalkan digitalisasi kepada lebih dari sejuta perempuan baik di kota maupun pedesaan, terutama perempuan pengusaha UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah).

Mencari bibit unggulan sumber daya manusia (SDM) dari kalangan mahasiswa berprestasi, semasa kepemimpinannya Dian meneruskan pelatihan calon pemimpin, XL Future Leader.

Ribuan mahasiswa menjadi alumni pendidikan gratis dalam beberapa angkatan itu dan banyak di antara lulusannya menjabat pimpinan tinggi di perusahaan lokal dan internasional.

Beberapa peserta XL Future Leader bahkan ada yang diberi latihan fisik, berkesempatan menjadi CEO selama beberapa hari. Mereka benar-benar memimpin rapat manajemen XL. 

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan