Tribunners / Citizen Journalism
Membongkar Ekonomi Bawah Tanah di Perbatasan: Dari Ancaman Fiskal ke Peluang Pertumbuhan
Ekonomi bawah tanah di perbatasan NTT–Timor Leste tumbuh pesat, cermin rapuhnya regulasi fiskal dan kebutuhan hidup masyarakat.
Editor:
Glery Lazuardi
Infrastruktur pasar lintas batas, misalnya, dapat berfungsi sebagai kanal resmi untuk menyalurkan kebutuhan masyarakat sekaligus meningkatkan penerimaan negara.
Digitalisasi sistem perdagangan juga bisa menjadi instrumen efektif untuk meminimalisasi kebocoran fiskal, sambil memperkuat transparansi transaksi.
Selain itu, pemerintah perlu merancang skema insentif fiskal dan regulasi yang mendorong UMKM perbatasan untuk masuk ke sektor formal tanpa mengabaikan jejaring sosial yang sudah mengakar.
Pendekatan ini bukan hanya soal legalisasi semata, tetapi juga soal menciptakan mekanisme yang lebih adil antara kebutuhan masyarakat dan kepentingan negara.
Dalam konteks ini, kebijakan pembangunan perbatasan harus bersifat inklusif, berbasis pada logika lokal, dan sensitif terhadap dinamika sosial yang ada.
Kebijakan perbatasan juga perlu dikaitkan dengan agenda pembangunan nasional. Potensi ekonomi perbatasan bukan hanya soal mencegah kebocoran fiskal, melainkan juga membuka ruang bagi perdagangan internasional yang lebih luas.
Dengan memperkuat daya saing UMKM, mendorong konektivitas logistik, dan menciptakan lapangan kerja, kawasan perbatasan dapat menjadi frontier of growth alih-alih sekadar “wilayah pinggiran” yang identik dengan keterbelakangan dan aktivitas ilegal.
Membongkar ekonomi bayangan di perbatasan bukan semata-mata perkara menindak pelaku atau menutup jalur tikus.
Persoalan ini jauh lebih dalam: soal bagaimana negara mampu menghadirkan keadilan ekonomi, memahami logika lokal, dan menyediakan infrastruktur yang memungkinkan masyarakat bertransaksi secara sah tanpa kehilangan akses terhadap kebutuhan pokok mereka.
Jika negara mampu mengubah perbatasan dari ruang abu-abu menjadi gerbang pertumbuhan, maka ancaman ekonomi bawah tanah bisa bertransformasi menjadi peluang pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian, kedaulatan fiskal tetap terjaga, sementara masyarakat perbatasan memperoleh haknya untuk hidup layak dan bermartabat.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Banjir Bandang di Nagekeo NTT Makan Korban, Kemensos Beri Bantuan Logistik |
![]() |
---|
Mesin Ekonomi Swasta dan Pemerintah Harus Bergerak Capai 8 Persen Pertumbuhan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Kupang, Jumat 12 September 2025: Siang Hujan Ringan |
![]() |
---|
Pakistan Hadapi Krisis Politik Setelah Sepakati Gencatan Senjata dengan India |
![]() |
---|
Misteri Tewasnya Aktivis NTT Rudolfus Oktavianus Ruma: Tampak Murung dan Menyendiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.