HUT Kemerdekaan RI
Siswa SD Jadi Dalang Wayang Refleksi Proklamator
Wayang kulit berukuran mini terpajang di panggung sederhana dalam unjuk bakat siswa SD Muhammadiyah 18 Surabaya.
Editor:
Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya, Sulvi Sofiana
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -- Wayang kulit berukuran mini terpajang di panggung sederhana dalam unjuk bakat siswa SD Muhammadiyah 18 Surabaya.
Lakon punokawan dimainkan dengan bahasa percakapan seusia anak SD.
Dalang yang memainkannya juga merupakan siswa kelas 6 SD.
Tio Artaq Arif Fian Hidayatullah (11) memainkan wayang kulit berukuran mini itu dengan lelucon yang biasa ia lakukan dengan temannya.
Wayang punolawan itu tak lagi memainkan cerita-cerita jawa pada umumnya.
Malah wayang-wayang ini menceritakan beragam permainan game yang sedang digandrungi.
“Saya pingin mengingatkan teman-teman agar tidka lupa permainan tradisional gara-gara udah biasa main game di handphone,” ujarnya usai memainkan wayang dalam refleksi kemerdekaan ke-71, di sekolahnya, Selasa (16/8/2016).
Permainan yang sednag marak seperti Clash Of Clan (coc), Pokemon Go, serta kebiasaan foya-foya ia singgung dalam memainkan lakon-lakon yabg terdiri dari petruk, gareng, bagong dan semar ini.
Selain itu, juga terdapat wayang proklamator dan refleksi proklamasi yang ia mainkan sampil dialunkannya lagu Indonesia Raya.
Guru Kesenian SD Muhammadiyah 18 menjelaskan, Tio meripakan stau siswa yang dipilih untuk memainkan wayang.
Bukan karena ada ekstrakurikuler, melainkan sebagai injuk nakat dari implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di pelajaran kesenian.
“Wayang refleksi sang proklamator ini ceritanya tentang seorang punokawan yang memerankan kondisi anak-anak yang lupa sejarah, padahal sejarah itu penting, khususnya proklamasi. Persiapan pembelajarannya 1 tahun, tetapi pentas ini persiapan 3 hari. Naskah dari saya, dan Tio tinggal berlatih dialog wayangnya,”ungkapnya.
Dikatakannya, siswa di sekolahnya sudah dikenalkan wayang pada setiap pelajaran kesenian.
Selain mengenal lakon-lakon wayang, anak-anak juga diajarkan cara memainkan wayang kulit. Sehingga bisa tampil membawakan wayang kulit sebagai dalang.
“Tio ini akan menginspirasi anak lainnya agar lebih giat mengenal dan menikmati pembelajaran seni jika disampaikan dengan cara yang baru,” lanjutnya.
Selain tampilan dalang ini, siswa yang ikut beragam kegiatan ekstra kurikuker juga tampil memeriahkan suasana peringatan kemerdekaan ini. (*)