Senin, 3 November 2025

Bukan Sekadar Hobi, Merajut Bisa Memperbaiki Taraf Hidup

Produk Komunitas Rajut Solo kini sudah dipasarkan ke Australia dan beberapa negara di Eropa.

Editor: Willem Jonata

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Di halaman sebuah rumah di Jalan Samanhudi Nomor 11, terdapat spanduk bertuliskan Rumah Komunitas Rajut Solo. Rumah itu selalu ramai.

Sejumlah ibu rumahtangga kumpul di sana. Mereka sibuk merajut tas. Ada pula yang merajut sepatu dan taplak meja. Mereka inilah yang dijuluki Rajuters Solo.

"Ada sekitar 30-40 anggota yang aktif di komunitas ini. Anggotanya tidak hanya berasal dari Kota Solo tetapi juga kabupaten di Solo Raya," ujar Wakil Ketua Komunitas Rajuters Solo, Titus Dipa Srayasri.

Dipa mengatakan pertemuan anggota komunitas yang dibentuk tahun 2012. Pertemuan itu berlangsung secara tidak sengaja.

"Ada yang ketemu di toko benang lalu ternyata sama-sama suka merajut, kemudian mengajak rekan lainnya untuk bertemu dan membicarakan soal merajut," sambungnya.

Setiap anggota biasanya punya keahlian masing-masing, semisal merajut tas, sepatu, selimut, hingga sweater.

Hasil produksi mereka kini bukan hanya merambah pasar dalam negeri. Tapi juga sejumlah negara di Eropa.

Merajut, buat Dipa, bukan sekadar hobi. Tapi sebagai cara untuk bertahan dan memperbaiki taraf hidup.

Tahun 1999 ia terjun bebas sebagai pengangguran. Padahal, sebelumnya ia adalah instruktur komputer.

Perusahaan tempatnya bekerja melakukan pemutusan hubungan kerja. Saat itu, mencari tempat kerja baru juga sangat susah. Maklum, Indonesia masih dilanda krismon.

Tak ada jalan selain berwira usaha. Akhirnya, ia kembali ke hobi masa kecilnya, yakni merajut. Dari situ ia mengais rezeki.

"Dari modal hanya Rp 80 ribu, kini saya punya galeri di mal. Produk sepatu rajutan saya ini sampai dipasarkan ke Jerman dan Belanda," ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh anggota lainnya Komunitas Rajuters Solo, Her Sulistiyorini. Ia menekuni usaha merajut tahun 2013.

"Sebelumnya saya hanya dagang benang. Kemudian tertarik belajar merajut dan saya belajar dari YouTube. Akhirnya bisa menghasilkan karya seperti tas rajut sampai payung hiasan rajutan," ujarnya.

Hasil karyanya, dikatakan Her, sempat beberapa kali dipesan oleh para istri pejabat di Solo Raya hingga diekspor ke Australia dan Belanda.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved