Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan
Digital Overload: Ketika Otak Sulit Mencerna Informasi Akibat Sering Scrolling Medsos
Sadarkah kamu, semakin sering kita fokus pada layar gadget, semakin besar pula kemungkinan kita mengalami digital overload?
Penulis:
Yosephin Pasaribu
Editor:
Content Writer
Nah, rasa takut inilah yang mendorong kita untuk terus mengakses media sosial dan scrolling hingga lupa waktu.
- Algoritma media sosial mengenali kita
Pernahkah kamu merasa kalau sekarang aplikasi makin pintar? Mereka tahu banget kesukaan kamu, entah itu konten kucing lucu, drama, konspirasi, fashion, atau gosip artis.
Karena isinya sesuai selera inilah yang bikin kamu makin betah dan makin susah berhenti scrolling media sosial.
- Scrolling medsos jadi pelarian
Kadang, kalau kita lagi bosan, stres, atau sedih, kita cenderung membuka media sosial buat cari hiburan atau pelarian. Misalnya: nonton video lucu, scroll TikTok, atau melihat story orang lain.
Nah, itu hanya membuat kita merasa lebih baik sementara waktu. Padahal, emosi negatifnya belum benar-benar hilang, cuma ditunda atau “diabaikan sebentar”.
Baca juga: Sedang Trending di Medsos: dari Konflik Iran-Israel hingga Perang Dunia ke-3?
Cara mengatasi digital overload
Sebelum mengetahui cara mengatasi kondisi digital overload ini, sekarang coba cek diri kamu dengan pertanyaan ini:
- Berapa kali kamu menggunakan smartphone dalam sejam terakhir?
- Kapan terakhir kamu melakukan aktivitas tanpa tergoda untuk membuka notifikasi dari media sosial?
- Pernah merasa “capek mental” padahal enggak ada kejadian apapun yang menyulitkanmu?
- Apakah kamu mengalami gangguan tidur?
Kalau jawaban kamu bikin kamu berpikir, bisa jadi kamu butuh yang namanya digital detox—eits, bukan berarti kamu harus menghapus akun media sosial, ya.
Ada beberapa hal kecil yang bisa kamu lakukan, mulai dari:
- menetapkan batasan waktu penggunaan setiap aplikasi (misalnya 30 menit/hari),
- mengaktifkan mode fokus atau “Do Not Disturb” saat bekerja atau menjelang tidur,
- mengisi hari dengan aktivitas bermanfaat lain, seperti membaca buku atau jalan kaki,
- menjadwalkan waktu screen break (misalnya setiap 1 jam kerja = 10 menit tanpa layar)
- menggunakan grayscale mode di handphone (FUN FACT: meski warna abu-abu bikin konten digital terasa membosankan, faktanya itu bagus untuk mencegah doomscrolling, loh!)
Digital overload itu bukan hal yang receh. Lama-kelamaan, bisa bikin kamu susah fokus, gampang capek, dan hilang semangat. Scrolling medsos itu sah-sah aja, asalkan kamu tahu batasan. Ingat, yang pegang kendali itu kamu, bukan layarnya.
Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan
Singapura Punya Speakers Corner, Tempat Warga Sipil Bebas Demo ke Pemerintahnya |
---|
Bukan Sekadar Beres-Beres, Decluttering Bisa Tingkatkan Kualitas Hidup |
---|
Mengenal Pacu Jawi: Tradisi Balap Sapi yang Sarat Nilai Kemerdekaan |
---|
Film Animasi Rp6,7 M Dihujat, 5 Animator Indonesia Ini Buktikan Talenta di Industri Film Global |
---|
Selain Yogurt dan Kimchi, Probiotik Lokal Indonesia Ini Juga Punya Segudang Manfaat |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.